Selebrasi dan Dedikasi Anelka Berujung Sanksi

Cerita

by redaksi

Selebrasi dan Dedikasi Anelka Berujung Sanksi

Sekali lagi, media olahraga kebanjiran berita. Di Inggris dan Indonesia semua sama, ramai membicarakan selebrasi Anelka. Bahkan tak hanya di sini dan di Inggris sana, beritanya sudah menyebar ke seluruh dunia. Ya, selebrasi Nicolas Anelka selepas mencetak gol ke gawang West Ham 28 Desember 2013, dianggap sebagai gesture quenelle. Sebuah gestur yang dinilai berbau anti-semitisme. Gesture yang pernah dipopulerkan Adolf Hitler.

Praktis, hal ini membuat banyak pihak kebakaran jenggot. Tak hanya media yang jadi puya bahan berita, namun juga sponsor klub West Bromwich Albion (WBA), Zoopla. Zoopla adalah  perusahaan pimpinan Alex Chesterman, seorang pengusaha keturunan Yahudi. Kontan, dengan selebrasi yang dilakukan Anelka, sang pemilik perusahaan tersebut merasa tersinggung. Terlebih, The Baggies juga tetap ngotot untuk mempertahankan sang penyerang.

Alhasil, perusahaan search engine property tersebut memutuskan akan mengakhir kerjasamanya dengan WBA pada akhir musim ini. Meskipun demikian Zoopla tetap akan memenuhi kewajibannya, termasuk untuk mendanai Albion Foundation sebesar 100.000 poundsterling. Berakhir sudah kerjasama antara The Baggies dengan Zoopla yang sudah terjalin selama dua tahun.

Lalu, sebenaranya anti-semitisme itu? Anti-semitisme adalah sebuah sikap anti Yahudi. Fenomena anti-semitisme ini mencapai puncaknya tatkala Adolf Hitler masih berkuasa. Pun dengan ideologi Nazi, ideologi tersebut juga diturunkan dengan sikap anti-semitisme, dimana hal tersebut berujung pada pembataian masyarakat Yahudi pada masa Hitler.

Anelka sebenarnya mendedikasikan gol dan juga selebrasi itu untuk sahabatnya, Dieudonné M'bala M'bala. Seorang komedian yang belakangan ini kembali dicekal oleh pemerintah Prancis karena kerap beraksi di atas pentas dengan gesture quenelle. Namun FA tak mau terima alasan tersebut. Atas tindakannya tersebut, FA berencana akan memberikan hukuman bagi pria berkepala plontos itu.

Ya, sejarah memang tak pernah mencatat yang kalah. Sejarah hanya mencatat mereka yang menang. Andai dulu Hitler memenangi Perang Dunia, tentu tindakan Anelka tersebut tak akan mendapat perhatian lebih. Bukankah mendukung kemerdekaan Palestina juga dianggap oleh banyak federasi sepakbola sebagai gerakan anti- semitisme? Seperti apa yang pernah dilakukan Frederic Kanaoute. Dan, hukuman apa yang akan diterima Anelka? Kita tunggu keputusannya dalam sepekan.


(mul)

Komentar