Kegemilangan Claudio Bravo di La Liga

Infografis

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kegemilangan Claudio Bravo di La Liga

Barcelona menjadi kampiun La Liga Spanyol setelah sukses menaklukkan sang juara bertahan, Atletico Madrid di Vicente Calderon. Gol semata wayang dari tembakan Lionel Messi menjadi pembeda dalam partai yang berjalan dengan intensitas tinggi tersebut.

Namun, bukan Messi yang akan menjadi objek utama tulisan ini, melainkan kegemilangan penampilan Claudio Bravo sepanjang musim bersama Barcelona yang “hanya” diturunkan di partai La Liga.

Claudio Bravo yang baru bergabung pada awal musim 2014/2015 dari Real Sociedad awalnya terkesan sebagai pengganti Jose Pinto yang menjadi cadangan dari pendahulunya Victor Valdes. Namun, anggapan atas Bravo yang hanya hanya duduk manis di bangku cadangan ternyata salah besar. Luis Enrique menerapkan kebijakan bahwa Bravo hanya diturunkan di La Liga, sementara kiper baru lainnya, Marc Andre Ter Stegen harus rela bermain di Copa del Rey dan Liga Champions. Kebijakan Luis Enrique ini bisa diamini karena Bravo memiliki pengalaman yang lebih banyak, sehingga dipilih untuk tampil di liga. Sementara itu, bagi Ter Stegen yang baru berusia 23, ia bisa mempelajari kultur sepakbola di Spanyol dan Barcelona.

Ternyata, kebijakan ini menjadi berkah tersendiri bagi pertahanan Barcelona. Singkatnya, Bravo bisa berkonsentrasi dalam satu kompetisi penuh. Alhasil, semuanya akan terlihat di akhir musim. Claudio Bravo–yang sebelumnya jarang terekspos, perlahan mulai bersanding dengan kiper-kiper terbaik dunia, setidaknya menurut raihan statistik penampilan musim ini.

Hasilnya jelas, Barcelona menjadi tim yang paling sedikit kebobolan di Liga Spanyol (19 gol), dan hanya terpaut dua gol untuk menjadi kesebelasan paling sedikit kebobolan (Juventus dengan 17 gol) di antara kesebelasan di lima besar liga-liga Eropa. Bravo juga mengantongi 23 kali cleansheet dan catatan ini masih lebih baik dari kiper sekelas Gianluigi Buffon dan Manuel Neuer. Kemampuan Bravo dalam membangun serangan dari lini belakang melalui operan-operan pendek maupun panjang kini mengalami peningkatan. Catatan statistik memperlihatkan bahwa Bravo hanya kalah dari Manuel Neuer yang lebih fasih dalam hal ini.

Tentu, penampilan apiknya ini tak lepas dari lini pertahana yang semakin terkoordinir oleh bek yang juga tangguh. Dengan semakin matangnya penampilan Bravo, tak heran jika ia meraih gelar Zamora (gelar kiper terbaik Liga Spanyol) pada musim ini.

Supaya lebih jelas, kami menyajikan juga sajian data statistik Bravo dan para kiper dari tim juara di lima kompetisi liga top Eropa dalam sajian infografis di bawah ini:

perbandingan kiper copy

Komentar