Menempatkan Ramos Sebagai Gelandang adalah Sebuah Kesalahan

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Menempatkan Ramos Sebagai Gelandang adalah Sebuah Kesalahan

Kami ingin mengontrol pertandingan, tetapi kami tidak beruntung. Kami kemasukan dari serangan balik dan kecewa karena itu. [Sergio] Ramos? Ini bukan kesalahan Ramos semata. Menurut saya, kami kehilangan kesabaran. Dan itu membuat kami kebobolan.

Pernyataan di atas diungkapkan juru taktik Real Madrid, Carlo Ancelotti, pasca kekalahan dari Juventus pada babak semi final Liga Champions leg pertama. Pada pertandingan yang digelar di Juventus Stadium tersebut, Madrid takluk dengan skor 2-1.

Pernyataan tersebut tampak seperti pernyataan biasa. Namun jika ditelaah lebih dalam, pernyataan Ancelotti tersebut memang merepresentasikan kekalahan yang dialami Real Madrid atas Juventus. Ya, pernyataan itu benar-benar menceritakan alasan Madrid sampai tak berdaya di tangan Si Nyonya Tua.

Real Madrid, bagaimanapun, diunggulkan akan memenangi pertandingan sebelum laga dimulai. Dengan status juara bertahan, skuat lebih berkelas dibanding Juventus, dan keran gol Cristiano Ronaldo yang masih terus mengalir deras, rasanya cukup untuk Madrid menjungkalkan Juventus.

Namun Madrid harus tampil tanpa pemain pilar mereka, Karim Benzema dan Luka Modric. Situasi inilah yang tak bisa dihadapi dengan baik oleh Ancelotti. Pemilihan strategi untuk menggantikan peran keduanya keliru sehingga skuat bertabur bintang yang dimiliki Madrid tak bisa menaklukkan skuat Juventus. Gol pertama Juventus menceritakan segalanya.

Untuk menggantikan Benzema, strategi yang dipilih Ancelotti adalah dengan menggunakan formasi 4-4-2, menempatkan Gareth Bale untuk menemani Cristiano Ronaldo di lini depan. Sisi sayap diserahkan pada Isco dan James Rodriguez.

Namun, Bale bermain tak maksimal kala ditempatkan sebagai penyerang. Ia pun gagal memainkan peran ‘anjing penjaga’ inisiator serangan Juventus, Andrea Pirlo. Bale memang seringkali terlihat mengikuti pergerakan Pirlo ketika Pirlo tak menguasai bola. Namun ketidakdisipilinannya, terlambat menjaga Pirlo, membuat Pirlo tetap bisa mendistribusikan bola dengan baik bagi lini serang Juventus.

Kegagalan Bale memainkan peran ini ditambah lagi oleh kegagalan Sergio Ramos dalam memainkan peran barunya. Pada laga ini, bek asal Spanyol tersebut kembali dipasang sebagai gelandang, menemani Toni Kroos. Namun pada laga ini, permainannya tak seperti yang ia tunjukkan kala menghadapi Sevilla dan Atletico Madrid.

Pada pernyataannya, Ancelotti boleh saja membela Ramos, tentunya untuk menjaga mental pemain tersebut agar tak turun. Akan tetapi pada kenyataannya, Ramos memang menjadi salah satu biang kekalahan Madrid. Selain membuat lini tengah Madrid minim kreasi serangan, satu kesalahan kala melepaskan operan diagonal menjadi awal dari proses terciptanya gol pertama Juventus.

Sebelum bola menjadi milik para pemain Juve, Madrid tengah membangun serangan dari bawah. Namun para pemain Juve langsung memberikan pressing pada pemain bertahan Real Madrid. Toni Kroos yang menyadari Iker Casillas kesulitan untuk memulai permainan, mendekati Casillas untuk meminta bola. (lihat grafis di bawah)

Naluri gelandang Ramos yang buruk
Naluri gelandang Ramos yang buruk

Pada gambar di atas, Ramos terlihat tak memiliki visi bermain seorang gelandang. Pada gambar 1, ia tak terlihat sehingga harus membuat Kroos yang meminta bola. Pada gambar 2, ketika Kroos memegang bola, Ramos tak meminta bola dengan mengisi area kosong di tengah. Ini yang membuat Kroos memberi operan pendek pada Varane.

Disadari atau tidak, mundurnya Kroos dan naluri gelandang yang buruk dari Ramos membuat Madrid tak bisa membangun serangan dengan baik. Setelah Varane menerima operan, bek asal Prancis tersebut kemudian memberikan bola pada Isco. Dan ketika Isco hendak meneruskan aliran bola, ia tak memiliki opsi yang baik untuk memberikan operan pada pemain tengah. (lihat gambar di bawah)

Isco lebih memilih memberikan bola pada Carvajal daripada Ramos
Isco lebih memilih memberikan bola pada Carvajal daripada Ramos

Pada gambar 1, sebenarnya ada celah kosong di antara dua gelandang tengah Juventus: Vidal-Pirlo. Namun Ramos tak berusaha mengisi atau mendekati area kosong tersebut, justru Bale yang berada di depan yang berlari mendekat. Tak mau ambil resiko, Isco pun akhirnya memberikan operan diagonal pada Dani Carvajal di sisi berlainan.

Situasi ini terjadi tentunya karena Kroos yang masih berada di belakang, sejajar dengan bek. Padahal secara posisi, pemain yang seharusnya berada di dekat Isco adalah Kroos. Sedangkan Kroos sendiri masih berada di depan kotak penalti pertahanan sendiri setelah meminta bola pada Casillas.

Tak hanya sampai di situ. Aliran serangan ini pada akhirnya (ya, pada akhirnya) mendarat ke kaki Ramos. Carvajal yang menerima operan dari Isco, lantas memberikan operan pendek pada Ramos. Di sini, Ramos menunjukkan kembali bahwa menempatkannya sebagai gelandang pada laga ini adalah sebuah kesalahan.

Serangan yang dibangun Madrid putus setelah operan keliru Ramos
Serangan yang dibangun Madrid putus setelah operan keliru Ramos

Terlambat naiknya Kroos, dan zonal marking yang dilakukan para pemain Juventus, membuat Ramos tak memiliki opsi yang baik dalam memberi operan. Untuk memberi operan pendek, opsi terbaik adalah memberi operan pada Isco. Namun Isco pun ‘memiliki’ Tevez di dekatnya. Akhirnya, Ramos coba mengalihkan serangan (kembali) ke sisi kiri dengan melepaskan operan diagonal pada Marcelo, bek kiri Madrid. Hanya saja operannya tak akurat dan malah mendarat di kaki penyerang Madrid, Alvaro Morata. Dari kaki Morata inilah merupakan awal mula terjadinya gol Juventus.

Ancelotti menginginkan Real Madrid menguasai bola, namun Ramos melakukan kesalahan yang kemudian berujung gol. Dan seperti yang Ancelotti katakan, para pemainnya kurang bersabar, Ramos tentunya tak terkecuali. Pergerakannya pun membuat serangan Madrid tersendat. Karena inilah menempatkan Ramos sebagai gelandang adalah sebuah kesalahan.

foto: pasionlibertadores.com

Komentar