Bagaimana Everton Hancurkan United?

Analisis

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Bagaimana Everton Hancurkan United?

Ada kesamaan dalam (1) kekalahan yang diderita Sir Alex Ferguson pada pekan pembuka Premier League di musim terakhirnya bersama United, (2) pertandingan pertama melawan Everton bagi David Moyes sejak ia meninggalkan kesebelasan tersebut, dan (3) kegagalan Louis van Gaal membawa Manchester United meraih angka di pertandingan semalam. Ketiga pertandingan tersebut dimainkan di Goodison Park, ketiga nama yang disebutkan adalah manajer Manchester United, dan dalam ketiga pertandingan tersebut United tidak berhasil mencetak gol.

Ferguson kalah karena gol tunggal Marouane Fellaini sementara Moyes kalah karena dua gol dari Leighton Baines dan Kevin Mirallas. Dan Van Gaal, menariknya, kalah tiga gol tanpa balas. James McCarthy, John Stones, dan Kevin Mirallas masing-masing mencetak satu gol ke gawang David de Gea. Ketiganya mencetak gol dengan cara berbeda.

United tidak bisa begitu saja dikatakan bermain buruk. Untuk beberapa alasan (baca: untuk 493 umpan tepat sasaran dari 574 umpan yang mereka lepaskan, berbanding 211 dari 302 milik Everton), mereka bermain baik. Kalaupun tidak boleh dikatakan demikian, United tetap bermain menghibur. Namun bukan keindahan yang keluar sebagai pemenang di pertandingan ini.

Everton tidak bermain menekan. Menerapkan taktik bertahan zonal marking, Everton lebih banyak menghabiskan waktu di daerah permainan sendiri. Mereka menunggu United melakukan kesalahan untuk dapat melancarkan serangan balik yang mematikan.

Karena lawan bermain pasif, United menyertakan banyak pemain dalam setiap serangan mereka. Demi menekan lawan atau semata karena terlena, tak ada bedanya. Pertahanan Everton yang rapat membuat pertahanan United, dengan sendirinya, terbuka lebar. Proses terciptanya gol pertama Everton menjadi bukti nyata.

Memanfaatkan kesalahan lawan, empat pemain Everton melancarkan serangan balik. Ross Barkley, Romelu Lukaku, Seamus Coleman, dan James McCarthy memiliki bola dan keleluasaan melawan Paddy McNair, Daley Blind, dan Juan Mata. Menang jumlah, Everton mencetak gol pertama mereka saat pertandingan baru memasuki menit kelima.

Selain tangguh dalam bertahan dan efektif ketika melancarkan serangan balik, Everton juga menuai hasil maksimal dari kemampuan mereka memanfaatkan kelengahan lawan. Gol kedua dan ketiga tercipta dengan cara ini.

Mendapatkan kawalan dari Antonio Valencia saat Everton mendapatkan sepak pojok, John Stones melarikan diri ketika perhatian Valencia teralihkan. Dari area dekat titik penalti, Stones berlari ke arah tiang dekat untuk menyambut umpan Leighton Baines. Tanpa kawalan, Stones menyundul bola ke tiang jauh. De Gea hanya bisa melihat bola masuk ke gawangnya untuk kali kedua. Kelengahan United lebih terlihat lagi dalam proses gol ketiga.

Melihat Barkley hendak melepas umpan kepada Lukaku, para pemain United bergerak serempak menerapkan jebakan offside. Lukaku terjebak, dan para pemain United merasa berhasil. Mereka membiarkan bola tetap bergulir walaupun wasit belum meniup peluit. Yang tidak diketahui para pemain United, Kevin Mirallas berada dalam posisi bebas menerima bola.

Semua sudah terlambat saat para pemain United menyadari kesalahan mereka. Mirallas menggiring bola ke arah gawang. Mirallas menguasai bola tanpa gangguan dan ia memiliki dua pilihan; menembak atau mengumpan kepada Lukaku yang sudah dapat kembali terlibat dalam permainan.

Pada akhirnya, Mirallas memilih opsi pertama. Lukaku mungkin kecewa, namun para pendukung Everton bergembira. Gol ketiga di menit ke-74 adalah jaminan kemenangan. Dan benar saja. Hingga pertandingan berakhir, kedudukan tidak berubah.

Komentar