Gianluigi Buffon dan Mimpinya Mengangkat Trofi Liga Champions

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Gianluigi Buffon dan Mimpinya Mengangkat Trofi Liga Champions

Banyak yang akan sependapat jika Gianluigi Buffon masih merupakan salah satu kiper terbaik di dunia. Juventus, kesebelasan yang ia bela sejak 2001, tengah menapaki jalan menuju scudetto keempat secara beruntun. Dan Buffon, masih merupakan kiper utama kesebelasan berjuluk Si Nyonya Tua tersebut.

Ditransfer dari Parma dengan mahar 100 triliun Lira, atau sekitar 51 juta euro, Buffon memang menjelma menjadi kiper dengan sarat prestasi bersama Juventus. 7 trofi Serie A dan empat Piala Super Italia menjadi koleksinya kala berseragam hitam-putih. Trofi Piala Dunia pada 2006 bersama timnas Italia melengkapi trofi Piala UEFA (sekarang Europa League) yang pernah diraihnya bersama Parma.

Selain sekian banyak trofi, berbagai penghargaan individu pun telah diraihnya. Penghargaan kiper terbaik Serie A, Piala Dunia, Piala Eropa, dan Liga Champions pernah disematkan pada pemain kelahiran 28 Januari 1978 ini. Nama Buffon pun kerap dicantumkan dalam skuat terbaik pada berbagai kompetisi, sebelum kemudian Manuel Neuer muncul menjadi kiper yang tak ada duanya.

Baca juga artikel lain tentang Neuer:

Sementara Neuer Gagal, Buffon (Pernah) Berhasil

Menghadang Penalti dan Kiper-Kiper Eksekutor


Namun dari sekian banyak trofi dan penghargaan yang telah ia dapatkan, masih ada satu trofi yang masih ia idam-idamkan. Trofi itu adalah trofi Liga Champions.  Ya, selama karirnya, Buffon sangat ingin sekali mengangkat trofi turnamen paling bergengsi di Eropa tersebut.

Buffon saat ini tengah berada di penghujung karirnya. Dengan usianya yang telah mencapai 37 tahun, dapat dipastikan tak akan banyak kesempatan bagi kapten Juventus ini untuk meraih trofi yang ia cita-citakan tersebut. Meski belum menyatakan akan pensiun dalam waktu dekat, Buffon tentunya menyadari bahwa ia harus sesegera mungkin mengangkat trofi Liga Champions. Buffon pun bukan Zlatan Ibrahimovic yang lebih muda dan sama-sama menginginkan trofi Liga Champions.

“Trofi Liga Champions adalah trofi yang belum pernah saya dapatkan dan menjadi satu-satunya trofi yang ingin saya dapatkan secepat yang saya bisa,” ujar Buffon mengutip dari The Guardian.

Musim ini, kesempatan itu hadir. Juve tampil lebih baik dari beberapa musim sebelumnya di Liga Champions. Saat masih ditangani Antonio Conte, prestasi terbaik Juve hanya mencapai babak perempat final. Tapi bersama Massimilliano Allegri saat ini, melangkah ke babak semi final menjadi cukup realistis.

Ekspresi Allegri saat memimpin anak asuhnya menghadapi Monaco pada leg pertama. (via: sportsky.it)
Ekspresi Allegri saat memimpin anak asuhnya menghadapi Monaco pada leg pertama. (via: sportsky.it)

Pada babak perempat final, Juve dihadapkan dengan perwakilan asal Prancis, AS Monaco. Pada pertemuan pertama, pertandingan berlangsung ketat namun diakhiri dengan kemenangan tipis 1-0 untuk Juventus, lewat gol yang diciptakan Arturo Vidal via tendangan penalti.

Juve memang diunggulkan bisa menjungkalkan Monaco. Namun pada kenyataannya, Juve begitu susah payah menaklukkan skuat asuhan Leonardo Jardim tersebut. Dipimpin oleh mantan bek Chelsea, Ricardo Carvalho, Monaco berhasil melepaskan 16 tembakan, Juve hanya 13 tembakan.

Memang, dari 16 tembakan yang dilakukan Monaco, hanya enam yang mengarah sasaran. Namun beberapa diantaranya nyaris membobol gawang Juve. Salah satunya tendangan Ferreira-Carrasco yang berdiri bebas di mulut gawang. Beruntung tendangannya masih bisa diamankan Buffon.

Saat Buffon tampil gemilang tanpa cela, beberapa hari kemudian di tempat lain, Adam Federici membuat kesalahan yang berujung kekalahan bagi kesebelasannya Reading. Namun, sebenarnya wajar jika seorang kiper melakukan kesalahan.

Pada leg kedua, Juve pun dipastikan akan berharap besar pada ketangguhan Buffon di bawah mistar gawang. Apalagi kali ini pertandingan akan berlangsung di Stade Louis II, kandang Monaco. Mentalitas para pemain Juve akan lebih diuji kali ini, tak terkecuali Buffon.

Buffon mungkin tak ingin muluk-muluk pada Liga Champions musim ini. Semi-final menjadi target realistisnya bersama Juventus saat ini. Namun bagaimanapun, seperti yang telah disebutkan di atas, saat ini Juventus tengah berada dalam performa yang cukup menjanjikan bersama Allegri. Bukan tak mungkin Juve memberikan kejutan dengan menjadi juara pada musim ini.

Jika Buffon bisa meraih Liga Champions, ia tak akan bernasib seperti pemain-pemain hebat yang masih menyesal karena tak mampu meraih Liga Champions sepanjang karirnya, hingga akhirnya pensiun. Sebut saja seperti Ronaldo da Lima, Ruud van Nistelrooy, Pavel Nedved, dan Fabio Cannavaro.

Buffon tentunya tak mau menyesal seperti para pemain di atas. Apalagi pemain kelahiran kota Carrara ini nyaris meraih trofi Liga Champions pada 2003. Namun saat itu Juve kalah pada babak final oleh AC Milan lewat tendangan adu penalti. Karena itulah Buffon masih begitu penasaran pada trofi Liga Champions hingga saat ini.

Melawan Monaco adalah kesempatan emas bagi Juve melangkah ke babak semi final. Karena bagaimanapun, Monaco merupakan lawan yang secara kualitas tim harusnya tak lebih baik dari Juve. Karena itu, Buffon boleh berharap. Melangkah ke babak semi final akan semakin mendekatkannya pada trofi yang ia idamkan ini. Jika malam nanti Juve gagal singkirkan Monaco, Buffon tampaknya akan mulai meragukan kekuatan Juventus dan mengubur mimpinya mengangkat trofi Liga Champions dalam-dalam.

foto: 90min.com

Komentar