Pengunduran Diri Staff Medis Munchen Pasca Kekalahan di Liga Champion

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Pengunduran Diri Staff Medis Munchen Pasca Kekalahan di Liga Champion

Secara mengejutkan Bayern Munchen dikalahkan FC Porto pada pertandingan leg pertama delapan besar Liga Champion 2014/2015 di Stadion Do Dragao Porto Portugal, dengan dua gol yang dicetak Ricardo Quaresma dan satu gol Jackson Martinez mengakhiri laga dengan skor 3-1.

Dari kekalahan Munchen yang mengejutkan itu juga secara tidak terduga tim medis The Bavarians, julukan Munchen, menyatakan mengundurkan diri usai kekalahan dari Porto. Mereka merasa sebagai pihak yang palin bertanggung jawab atas kekalahan 3-1 di leg pertama delapan besar Liga Champion tersebut.

"Setelah pertandingan Bayern Munchen di Liga Champion melawan Porto, tim medis paling bertanggung jawab atas kekalahan tersebut," ujar Dokter Kepala Munchen Hans-Wilhelm Muller-Wolfahrt seperti yang dikutip dari The Guardian.

Mundurnya Muller-Wolfahrt diikuti juga oleh dua staff medis lainnya yakni Peter Ueblacker dan Lutz Hansel. Maka otomatis Munchen harus memikirkan solusi kondisi kesebelasan yang sedang pincang karena banyaknya pemain yang cedera menjelang akhir musim dan perburuan juara berbagai ajang yang diikuti The Bavarians musim ini.

Pengunduran tim medis tidak lepas dari perselisihan antara Muller-Wolfahrt dengan pelatih Munchen Josep "Pep" Guardiola tentang kebugaran para pemain The Bavarians. Saat ini memang cedera menjadi sahabat karib bagi para pemain Munchen seperti Mehdi Benatia, Holger Badstuber, David Alaba, Javi Martinez, Thiago Alcantara, Bastian Schweinsteiger, Frank Ribery dan Arjen Robben. Bahkan ketika The Bavarians melawat ke Stadion Do Dragao markas Porto ketika leg pertama delapan besar Liga Champion cuma 14 pemain saja yang dinyatakan fit 100 persen.

Atas kondisi pemain yang tidak lebih dari setengahnya yang bugar ketika melawan Porto dianggap menjadi biang kekalahan dan tim medis Munchen dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab. Sebelumnya intrik antara Pep dengan Muller-Wolfahrt sudah terjadi ketika Philipp Lahm dkk bertanding melawan Bayer Leverkusen di Bay Arena Leverkusen pada ajang DFB Pokal 2014/2015 pada 9 April lalu.



Ketika bek tengah andalan Munchen Benatia ditarik keluar pada menit 34 karena cedera Pep meluapkan kekesalannya kepada tim medis. Dirinya langsung memberikan tepuk tangan sinis di depan wajah Muller-Wolfahrt yang sedang duduk di bangku cadangan The Bavarians.

Tidak hanya soal Benatia, Pep dengan pria 72 tahun tersebut juga pernah beradu argumen tentang proses pengobatan Alcantara, gelandang Munchen, yang tidak kunjung sembuh dari cedera lutut dan betis kambuhan yang diderita sejak 2012.

Perselisihan Muller-Wolfahrt dengan pelatih kepala tidak hanya kepada Pep saja, ketika menjadi dokter kesebelasan negara Jerman juga pernah berselisih dengan Jurgen Klisman saat membesut der panzer, julukan Jerman, pada 2008 terkait kondisi para pemainnya.

Padahal nama pria kelahiran 12 Agustus 1942 itu tidaklah asing di kalangan pesepakbola maupun atlit olahraga lainnya. Muller-Wolfahrt pernah menangani cedera Usain Bolt, atlet lari cepat asal Jamaika, "Dia adalah dokter terbaik di dunia," ungkapnya seperti yang dikutip dari Daily Mail. "Dokter itu adalah orang yang sangat, sangat hebat. Terima kasih dokter," sambung pelari yang sudah mengoleksi enam medali emas olimpiade dan delapan juara dunia lari atletik ini.

Kendati memiliki reputasi yang cukup baik karena merupakan salah satu dokter yang tetap memakai model klasik dalam pengobatannya namun Muller-Wolfahrt bisa dibilang dokter yang menerapkan metode pengobatan yang kontroversial. Salah satu metodenya yang ditentang adalah ia sering menggunakan homeopati dan suka menyuntikan zat-zat actovegin kepada cedera pemain. Zat tersebut merupakan obat dari sari-sari hewan ternak yang digunakan untuk mengobati penyakit sistem saraf pusat. Metode penyuntikan actovegin memang ditentang oleh ilmu kedokteran di Amerika Serikat tapi diizinkan Badan Anti Doping Dunia.

Cedera memang ancaman bagi pemain sepakbola. Tapi disajikan juga beberapa artikel mengenai penanganan cedera seperti tips dari Yandi Sofyan mengatasi pergelangan kaki. Dalam dunia cerita pun cedera bisa ditarik menjadi sebuah naskah pilihan dari kurator Bung Miftakhul Fahamsyah. Selain itu Fisioterapis Persib Sigit Pramudya juga menulis perbandingan penanganan cedera Barcelona dengan Persib Bandung.

Tapi metode Muller-Wolfahrt justru pernah didukung Ribery pemain sayap Munchen yang mengungkapkan jika ia berhutang budi kepada dokter yang sudah mengabdi kepada The Bavarians sejak 1977 tersebut. Ketika jelang Piala Dunia 2014 Brazil Ribery pernah membela Muller-Wolfahrt ketika berselisih dengan Franck Le Gall, dokter kesebelasan negara Prancis, mengenai metode penyuntikan actovegin yang dilarang di Prancis.

"Ini tidak adil. Saya tidak dapat menerima kritik terhadap Dr Muller-Wolfahrt. Saya berada di Munchen selama tujuh tahun dan saya benar-benar mempercayai Mull," ungkap Ribery.

Sementara itu mundurnya tim medis Munchen masih belum ada tanggapan lebih lanjut dari direksi kesebelasan. Markus Horwick, Direktur Media Munchen, masih belum mengetahui lebih dalam pernyataan pengunduran diri Muller-Wolfahrt. Akan tetapi saat ini Pep yang masih melatih The Bavarians lebih berkonsentrasi untuk beberapa laga kedepan termasuk mengalahkan Porto pada leg kedua delapan besar Liga Champion 2014/2015 pada 22 April mendatang. Namun, jika The Bavarians sedang dalam keadaan pincang tanpa pengobatan dari pihak medis yang sudah teruji apakah Pep mampu menebus kegagalan meraih juara Liga Champion musim lalu?.

Foto dari : Daily Mail

Komentar