Analisis Pertandingan: Arema Cronus vs Persija Jakarta

Analisis

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Analisis Pertandingan: Arema Cronus vs Persija Jakarta

Arema mengacuhkan keputusan BOPI yang tidak memberikan rekomendasi untuk tampil di QNB League 2015. Igbonefo dkk tetap ikut bertanding dengan menjamu tamunya Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Singo Edan sendiri tidak dapat memainkan gelandang anyarnya, Sengbah Kennedy, akibat menderita cedera. Ia juga tidak ada di daftar bangku cadangan yang dipilih oleh pelatih Suharno. Tetapi hal ini sepertinya tidak menjadi masalah karena masih ada nama Arif Suyono untuk menopang kedua penyerang Samsul Arief dan Christian Gonzales.

Sedangkan bagi kubu Persija absennya Stefano Lilipaly dan Martin Vunk dapat menjadi kendala. Karena Macan Kemayoran awal musim ini masih punya masalah utama terkait belum terbentuknya pola permainan. Pelatih Rahmad Darmawan lebih memilih untuk memainkan Rohit Chand dan Amarzukih untuk mengisi pos tengah. Kemungkinan besar, Persija berusaha untuk tidak kecolongan pada menit-menit awal.

Jalannya Pertandingan Babak Pertama

Arema langsung mendominasi permainan sejak awal pertandingan melalui pergerakan Arif Suyono. Ia mampu menggantikan peran Sengbah dengan baik. Bahkan gelandang yang mempunyai panggilan 'Keceng' ini cukup berani menembus sepertiga akhir dengan penetrasi ke kotak penalti. Cara ini memang dibutuhkan karena Persija menumpuk banyak pemain bertahannya di tengah. Hasilnya manis, umpan lambungnya ke Samsul berhasil diteruskan ke Gonzales dan membuat Arema unggul cepat.

Taktik Persija dengan menumpuk pemain di tengah menarik untuk disorot. Karena para pemain tersebut bukanlah yang terbiasa bermain di posisi tersebut. Alfin Tuasalamony misalnya,  ia punya peran bebas untuk bergerak di sekitar area sepertiga akhir pertahanan Arema. Sehingga duel-duel sering terjadi di area tengah kedua kesebelasan, Persija mengandalkan kecepatan sedangkan Arema menerapkan umpan-umpan pendek.

Sayap kiri menjadi titik lemah bagi Macan Kemayoran, dua gol Arema bermula dari sisi ini. Syaiful Indra Cahya yang mengisi pos tersebut sering  ikut naik membantu serangan. Pergerakannya berbeda dengan Ismed Sofyan di sisi sebaliknya yang selalu melepaskan bola sebelum masuk ke sepertiga akhir,  baik umpan pendek ke tengah maupun umpan silang ke kotak penalti.

Ada lima gol yang terjadi pada babak pertama, menunjukan kedua kesebelasan bermain saling menyerang. Tetapi kordinasi pertahanan yang buruk punya andil besar terhadap hal ini. Kedua lini tengah seolah sedang bermain di area mereka sendiri, bukan secara antar lini tim. Sehingga ketika menerima serangan yang terjadi adalah para bek di lini belakang tidak mempunyai perlindungan lapis pertama.

Babak Kedua

Pelatih Suharno melakukan pergantian formasi pada babak kedua dari 4-3-1-2 ke 3-5-2. Arif Suyono yang bermain di belakang penyerang ditarik keluar dan memasukan Purwaka yang berposisi sebagai bek. Dua fullback kemudian didorong sedikit ke depan agar dapat membantu lini serang khususnya lewat sayap.

Berkurangnya pemain tengah membuat Arema kalah dalam penguasaan bola. Aliran bola ke depan menjadi terputus dan lebih sering menggunakan strategi umpan-umpan panjang.

Sedangkan Persija tetap memainkan strategi yang tak jauh beda saat babak pertama. Perbedaaanya hanya pada kebebasan yang dimiliki untuk melakukan umpan-umpan pendek di lini tengah. Cara ini membuat pemain Macan Kemayoran dapat lebih leluasa menguasai bola dengan tempo cepat.

Arema berusaha meredam serangan Persija dengan memainkan tempo lambat, tujuannya tentu adalah untuk terus mendapatkan possession. Sayangnya meski tertinggal kedudukan 3-2, Persija tidak banyak melakukan tekanan dengan memilih menunggu ketimbang langsung merebut bola. Keadaan sebaliknya justru ada di kubu Arema yang langsung melakukan tekanan, bahkan satu pemain Persija dapat dikerubungi minimal oleh 2 pemain Singo Edan.

Gaya bermain Singo Edan ini terlihat setengah-setengah karena dalam keadaan demikian, Arema memilih bertahan ketika pertandingan masih tersisa satu babak. Persija akhirnya dapat menyamakan kedudukan menjadi 3-3 melalui bola mati Bambang Pamungkas yang mencatatkan hattrick. 

Bahkan Persija akhirnya membalikan kedudukan melalui Greg Nwokolo. Karena Arema melakukan transisi menyerang dengan menggantikan Juan Revi dengan Nufiandani, sesuatu yang sulit di laga berjalan. Menyerang di awal, bertahan di tengah pertandingan, dan kembali menyerang. Transisi tersebut dilakukan sambil melakukan pergantian formasi dan pemain-pemain kunci. Beruntung bagi Arema karena mendapatkan hadiah penalti setelah pemain Persija melakukan handball, sehingga hasil akhir menjadi 4-4.

Susunan pemain:

Arema: Kurnia Meiga, Igbonefo, Fabiano, Alfarizie, Kipuw, Bustomi, Feri Aman Saragih, Juan Revi, Arif Suyono, Samsul Arief, Gonzales

Cadangan: Kadek, Purwaka, Beni, Hendro, Sukadana, Dendi, Dani

Persija: Adixi, Ismed Sofyan, Ambrizal, Alan, Syaiful, Ilham, Amarzukih, Alfin, Rohit, Bambang, Greg.

Cadangan: Andritany, Vava, Gunawan, Novri, Ramdani, Rendi, Adam.

Komentar