Ternyata Indonesia Masih Bisa Lolos ke Piala Asia U-23

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Ternyata Indonesia Masih Bisa Lolos ke Piala Asia U-23

Perjalanan Indonesia menuju babak final turnamen Piala Asia U-23 tahun depan (2016 AFC U-23 Championship) ditentukan sore kemarin (31 Maret 2015) dalam laga pamungkas menghadapi Korea Selatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Jika pasukan Garuda Muda menang, maka Indonesia akan otomatis lolos sebagai juara grup. Namun, jika kalah atau imbang, peluang lolos Indonesia akan ditentukan oleh hasil dari grup lainnya.

Sebelum pertandingan, Indonesia dan Korea Selatan sama-sama mengumpulkan 6 poin hasil dari dua kemenangan melawan Brunei dan Timor-Leste. Namun, Korea berada di atas Indonesia akibat dari produktivitas gol yang lebih banyak, yaitu surplus 8 gol, sementara Indonesia surplus 7 gol.

Kedua kesebelasan sama-sama belum pernah kebobolan. Sedangkan Brunei maupun Timor-Leste sudah tidak mungkin lolos lagi karena mereka sama-sama belum mengumpulkan satu pun poin. Akhirnya Brunei harus rela berada pada posisi juru kunci setelah takluk 3-0 dari Timor-Leste.

Pada pertandingan tersebut, Indonesia menelan kekalahan telak 4-0 sehingga klasemen akhir bisa sama-sama kita lihat pada tabel di bawah ini.

Klasemen akhir Kualifikasi Piala Asia U-23 Grup H (sumber: wikipedia.org)
Klasemen akhir Kualifikasi Piala Asia U-23 Grup H (sumber: wikipedia.org)

Dari 10 grup kualifikasi, Indonesia (Jakarta) menjadi tuan rumah grup H. Masing-masing juara grup akan otomatis lolos, sedangkan peringkat ke dua akan dipilih 5 terbaik alih-alih melakukan pertandingan play-off yang sebenarnya akan lebih adil dan mewakili.

Kemudian, bagaimana cara menentukan peringkat ke dua terbaik dari 10 grup tersebut? Berikut syaratnya yang dikutip langsung dari dokumen resmi manual turnamen di website AFC.

Pertandingan play-off dinilai akan terlalu memakan biaya, akomodasi, dan waktu yang berlebihan. Itu juga yang menjadikan babak kualifikasi ini diadakan dengan sistem "home tournament" atau ada negara yang bertindak sebagai tuan rumah.

Sehingga setiap tim tidak perlu bermain kandang dan tandang. Hal ini bisa dimaklumi lantaran ini adalah turnamen U-23, lain halnya jika turnamen senior, maka pendekatan sistem kualifikasinya pun akan berbeda.

Nah, dari 15 tim di atas yang akan memastikan lolos, mereka akan bergabung dengan tuan rumah Qatar, sehingga akan terdapat 16 tim yang akan berlaga di babak final Kejuaraan Piala Asia U-23 di tahun depan.

Menimbang hasil grup lainnya

Jika melihat dari kekalahan di pertandingan terakhir melawan Korea Selatan, posisi Indonesia sebenarnya sangatlah tidak aman. Sebab selisih gol yang dimiliki oleh Indonesia bisa dikatakan berada jauh di bawah pesaing-pesaing mereka. Apa lagi kontestan di grup B sama sekali belum memulai pertandingan satu pun.

Klasemen sementara peringkat dua terbaik bisa disimak pada tabel di bawah ini.


Klasemen runner-up Kualifikasi Piala Asia U-23 (sumber: wikipedia.org)

Jika melihat klasemen di atas, kita akan melihat bahwa hampir seluruh tim sudah memainkan tiga pertandingan, meskipun grup A sampai C dihuni oleh 5 tim, sedangkan grup D sampai J dihuni oleh 4 tim.

Ini lah kenapa AFC memberlakukan aturan khusus untuk grup yang dihuni 5 kesebelasan. Aturannya adalah kesebelasan yang menjadi runner-up akan dihapus catatan bertandingnya melawan kesebelasan juru kunci. Sehingga tim tersebut akan dianggap bermain hanya 3 kali saja, persis seperti grup lainnya, yaitu sang runner-up melawan peringkat pertama, ke tiga, dan ke empat.

Ternyata kecuali grup B yang belum memainkan satu pun pertandingan, Indonesia berada di posisi ke enam di bawah Thailand, Iran, dan Vietnam yang sudah memastikan diri lolos. Sementara sisanya benar-benar masih menunggu hasil pertandingan lainnya.

Grup B sendiri belum memainkan satu pun pertandingan karena kota pelaksana, yaitu Lahore di Pakistan, sedang mengalami isu keamanan menyusul pengeboman di kota tersebut. Rencananya, AFC akan memindahkan kota tuan rumah ke kota di negara lain, yang pada akhirnya jatuh kepada Kota Amman di Yordania.

Adapun para peserta kualifikasi Piala Asia U-23 grup B adalah Yordania, Kuwait, Kyrgyztan, Pakistan, dan Turkmenistan.

Kembali ke topik utama, jika kita harus mengandalkan hasil dari grup lainnya, maka kita akan berharap lebih. Berikut rinciannya (tim yang tidak disebutkan di grup tersebut, berarti peluangnya sudah tertutup sama sekali untuk lolos atau menjadi runner-up):


  • Grup A (tuan rumah grup adalah Muscat, Oman): Jika dikurangi juru kunci Maladewa, Irak masih berada di peringkat pertama, setelah bermain imbang 2-2 menghadapi tuan rumah Oman (runner-up). Irak (10 poin, atau 7 poin pada tabel klasemen khusus runner-up) sudah mencetak 8 gol dan kebobolan tiga kali, sementara Oman (8 poin, atau 5 poin pada tabel klasemen khusus runner-up) mencetak 7 gol dan kebobolan tiga gol.

  • Grup B (tuan rumah selanjutnya adalah Amman, Yordania): Belum memainkan satu pertandingan pun. Ini akan menjadi catatan khusus di perhitungan terakhir.

  • Grup C (Tehran, Iran): Dikurangi juru kunci Nepal, Iran sebagai tuan rumah kalah 2-1 menghadapi Arab Saudi. Iran (9 poin, atau 6 poin pada tabel klasemen khusus runner-up) sudah mencetak 10 gol dan kebobolan satu gol, sementara Arab Saudi lolos sebagai juara grup.

  • Grup D (Fujairah, Uni Emirat Arab): UEA menang 1-0 menghadapi Yaman. Tuan rumah UEA lolos sebagai juara grup dengan 9 poin, dan Yaman berada di posisi ke dua dengan mencetak 7 gol dan kebobolan dua gol.

  • Grup E (Dhaka, Uzbekistan): Uzbekistan gagal menjadi juara grup setelah ditekuk Suriah dengan skor 2-1. Tapi Uzbekistan beruntung memilik selisih gol surplus lima, hasil dari mencetak 7 gol dan kebobolan dua gol.

  • Grup F (Kaohsiung, Republik Tiongkok atau Taiwan atau China Taipei): Posisi Myanmar di peringkat runner-up terbaik harus terancam setelah di pertandingan terakhir ditekuk Australia dengan skor 5-1. Kekalahan tersebut membuat Myanmar berada di peringkat ke duadengan mencetak 6 gol dan juga kebobolan 6 gol.

  • Grup G (Bangkok, Thailand): Korea Utara akan bertmain imbang tanpa gol menghadapi tuan rumah Thailand. Kedua tim teratasnya sama-sama meraup 7 poin, tapi Korea Utara (8 gol, kebobolan sekali) unggul jumlah gol atas Thailand (7 gol, dua kali kebobolan).

  • Grup H (Jakarta, Indonesia): Indonesia harus rela menjadi runner-up setelah mengalami kekalahan 0-4 dari Korea Selatan. Indonesia mencetak 7 gol dan kebobolan empat kali, atau sama dengan surplus 3 gol.

  • Grup I (Shah Alam, Malaysia): Grup ini adalah grup yang paling kompetitif, karena sebelumnya baik Jepang, Vietnam, dan Malaysia sama-sama masih bisa lolos, sementara Makau menjadi juru kunci. Vietnam (9 gol, 3 kali kebobolan) menang 7-0 menghadapi Makau dan berhak menjadi runner-up. Sementara Jepang (10 gol tanpa kebobolan) keluar menjadi juara grup setelah menang 1-0 menghadapi tuan rumah Malaysia (3 gol, 3 kali kebobolan).

  • Grup J (Vientiane, Laos): China (9 poin) menang 3-0 menghadapi Laos (4 poin). China sudah mencetak 13 gol tanpa kebobolan, sementara Laos berada pada peringkat ke dua dengan 7 gol dan tiga kali kebobolan.


Demikian rincian sepuluh grup di atas, yang selengkapnya bisa Anda simak pada website resmi AFC.

Indonesia masih bisa lolos jika...

Sebelumnya, grup B yang belum memainkan satu pun pertandingan harus kita perhitungkan lantaran grup ini berpotensi menghasilkan runner-up dengan hitung-hitungan poin lolos yang lebih baik.

Jadi, jika harus menjadi peringkat dua, berada pada 4 tim runner-up terbaik akan memastikan posisi yang aman, sementara peringkat 5 masih akan was-was dengan hasil dari grup B yang masih belum jelas hasilnya sampai tulisan ini dibuat (1 April 2015).

Melihat sistem ini dengan mudah kita bisa melihat bahwa ini bukan lah sistem yang ideal untuk menentukan 5 tempat yang tersisa. Pertandingan play-off seharusnya menjadi opsi utama, namun lagi-lagi kembali mengingatkan seperti yang sudah disampaikan di atas, sistem ini adalah "sistem terbaik" bagi sebuah kualifikasi turnamen U-23 yang tidak akan memakan biaya, akomodasi, dan waktu yang terlalu banyak.

Kemudian akhirnya, ternyata Garuda Muda masih bisa lolos ke Piala Asia U-23 2016 di Qatar jika...

Tidak, Indonesia sudah tidak bisa lolos ke Piala Asia U-23. Semua isi tulisan ini adalah benar kecuali judulnya (dan juga sub-judul terakhir ini)... Selamat, Anda kena April Mop! Tapi semoga selanjutnya timnas Indonesia bisa berjaya di masa depan!

Sambil meratapi nasib dikerjain di April Mop, Anda bisa baca beberapa analisis kami berikut ini mengenai penampilan Indonesia U-22:

Analisis Pertandingan Indonesia vs Korea Selatan (31 Maret)

Analisis Pertandingan Indonesia vs Timor-Leste (27 Maret)

Menilai Kinerja Pemain Indonesia vs Timor-Leste (27 Maret)

Analisis Pertandingan Indonesia vs Brunei (29 Maret)

Menilai Kinerja Pemain Indonesia vs Brunei (29 Maret)


Foto : VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

Catatan: Artikel ini ditulis pada 1 April 2015 dan secara kontekstual merupakan bagian dari April Mop atau April Fool's Day. Seperti yang sudah tertulis di atas, seluruh isi artikel ini adalah benar kecuali kalimat judul artikel ("Ternyata Indonesia Masih Bisa Lolos ke Piala Asia U-23") dan kalimat sub-pembahasan terakhir ("Indonesia masih bisa lolos jika..."). Indonesia U-22 sendiri masih bisa lolos ke Piala Asia U-23 tahun 2016 di Qatar jika Korea Selatan U-22 mengundurkan diri atau didiskualifikasi karena satu dan lain hal. Dengan skenario "ajaib" itu, Indonesia U-22 berhak lolos otomatis sebagai juara grup H. Tapi sebaiknya jangan terlalu berharap.

Komentar