Doping-doping yang Dibolehkan

Sains

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Doping-doping yang Dibolehkan

Johan Cruyff, pemain legendaris asal Belanda, memiliki beberapa ritual pra pertandingan semasa masih menjadi pemain dahulu.

Salah satunya adalah mengunyah permen karet dan meludahkannya di lapangan permainan lawan sebelum kick-off. Hal tersebut dipercaya membawa pengaruh baik dan semakin dipercaya demikian adanya setelah Ajax kalah 1-4 dari AC Milan di final European Cup 1969; Cruyff tidak mengunyah dan meludahkan permen karetnya di pertandingan tersebut.

Simon Kuper, penulis buku Soccernomics, menemui Cruyff setelah sang legenda pensiun untuk membicarakan ritual dan takhayul yang mengiringi masa bermain Cruyff.

“Anda harus memastikan bahwa hal-hal seperti ini tidak memiliki pengaruh apapun,” ujar Cruyff kepada Kuper. Yang membuat respon Cruyff lebih mengejutkan lagi, Cruyff bahkan mengaku tidak akan memainkan pemain yang mempercayai takhayul.

Kuper menganggap respon Cruyff sebagai rasa malu terhadap kepercayaannya kepada takhayul. Sebagai upaya Cruyff untuk menjadi bagian dari masyarakat modern yang tidak mempercayai hal-hal semacam itu. Padahal, ritual pra pertandingan yang ia lakukan tidak dapat sepenuhnya disebut takhayul. Apa yang Cruyff lakukan adalah mempraktikkan peningkatan performa melalui sugesti positif.

Takhayul dan sugesti positif memang, dalam beberapa kasus, nyaris sama. Membedakan keduanya, bagaimanapun, bukanlah pekerjaan sulit. Dalam takhayul, ada hal-hal yang tidak dapat dikendalikan. Sedangkan dalam praktik peningkatan performa melalui sugesti positif, si pelaku sugesti memegang kontrol sepenuhnya.

“Saya akan bermain baik jika di dalam perjalanan ke stadion semua lampu lalu lintas yang saya lewati menyala hijau sehingga saya tidak perlu berhenti” adalah contoh takhayul. Sementara itu “saya akan bermain baik jika saya mengenakan celana dalam berwarna biru” adalah sugesti positif.

Praktik penggunaan celana dalam biru ini membawa René Higuita menjuarai Copa Libertadores bersama Atlético Nacional. Walaupun kebiasaan ini dimulai setelah Higuita meminta saran dari seorang ahli ramal, ini tetaplah sugesti positif; yang dapat dijelaskan lewat ilmu psikologi.

Contoh lain dari sugesti positif adalah mendengarkan musik tertentu di waktu-waktu tertentu atau mengenakan perlengkapan bertanding khusus seperti yang dilakukan Iván Zamorano dan Juan Sebastián Verón.

Zamorano mulai mengenakan wrist tape di lengan kanannya setelah mengalami cedera pergelangan tangan. Pada pertandingan pertama bersama kelengkapan barunya, Zamorano mencetak tiga gol. wrist tape di lengan kanan pun menjadi sugesti positif bagi Zamorano, seperti athletic tape di bagian bawah lutut kanan untuk Verón.

“Saya tidak akan berhenti melakukannya karena sejak saya mengenakan wrist tape di lutut kanan, saya tidak pernah tampil buruk,” ujar Verón mengenai kebiasaannya.

Praktik peningkatan performa melalui sugesti positif ini, bagaimanapun, tidak selalu berjalan menyenangkan.

Andrea Pirlo melalui bukunya yang berjudul, “I Think Therefore I Play”, menjelaskan satu ritual “menijikkan” yang sering Filippo Inzaghi lakukan setiap sebelum pertandingan. Inzaghi akan selalu membuang air besar yang sangat banyak. Sebuah ritual itu kemudian menimbulkan istilah “Poopo Inzaghi”.

Bobby Moore, pemain legendaris Inggris, selalu menjadi pemain terakhir yang mengenakan celana di ruang ganti. Kebiasaan ini membuat Martin Peters sering menjahilinya. Setelah Moore mengenakan celana, Peters menanggalkan celana yang ia pakai sehingga Moore mau tidak mau harus menanggalkan celananya dan baru kembali mengenakannya setelah Peters mengenakan celananya.

Lewat banyak praktik berbeda dalam peningkatan performa melalui sugesti positif, para pemain kelas dunia telah menuai kesuksesan dalam taraf yang berbeda. Karena bersifat hanya mempengaruhi pelakunya saja, manfaat sugesti positif pun hanya dirasakan pelakunya.

Dalam kasus tertentu, bagaimanapun, kesuksesan kolektif diraih oleh kesebelasan yang salah satu pemainnya melakukan praktik ini. Perancis menjuarai Piala Dunia 1998 saat Laurent Blanc memiliki kebiasaan mengecup kepala Fabien Barthez.

Keberhasilan Italia menjadi pemenang di edisi tahun 2006 berbarengan dengan kebiasaan Gennaro Gattuso membaca karya Fyodor Dostoyevsky menjelang setiap pertandingan. Ini tetap masuk akal, karena jika pemain kunci bermain gemilang maka sebuah kesebelasan akan bermain gemilang pula.

Maka tidak ada salahnya jika banyak pemain menerapkan praktik peningkatan performa melalui sugesti positif. Sugesti positif, boleh dibilang, adalah doping yang diperbolehkan.

Komentar