Menyambut Kelahiran Baru Parma sebagai Kesebelasan Amatir

Cerita

by Redaksi 41

Redaksi 41

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menyambut Kelahiran Baru Parma sebagai Kesebelasan Amatir

Presiden Parma, Giampietro Manenti, dituding melakukan penggelapan dan pencucian uang saat mengambil alih kesebelasan Parma. Kala itu Manenti membeli kesebelasan yang pernah berjaya di tahun 90-an tersebut dari Rezart Taci pada Februari lalu dengan harga 1 euro saja. Dia terus panen kecaman karena gagal melunasi utang kesebelasan serta tidak mampu membayar gaji pemain serta para staf.

Kepolisian Italia mengeluarkan pernyataan bahwa mereka telah menangkap Manenti. Ia bermasalah beserta dengan 21 orang pengurus kesebelasan lainnya karena tuduhan penipuan dan pencucian uang. Menurut La Gazzetta dello Sport, Manenti telah lama melakukan tindakan kriminal seperti pencurian uang publik, menggandakan kartu kredit, dan mencuci uang bersama kelompok mafia.

Dan yang paling menyedihkan, selain aksi kejahatannya itu tadi, Manenti dikabarkan sebenarnya bukanlah orang yang kaya raya. Ia bukan Berlusconi apalagi Sheikh Mansour atau Abramovich. Disebut-sebut ia hidup dari uang pensiunan ibunya. Istri Manenti pun hanyalah seorang pengasuh.

Apa yang bisa diharapkan dari orang seperti itu?

Tahun lalu, Italia sendiri baru saja memiliki peraturan baru, yang dikenal dengan nama autoriciclaggio, yang menyatakan bahwa investasi yang didapatkan dari bisnis gelap sebagai bentuk kejahatan. Dari beleid itulah penangkapan Manenti dimulai.

Setelah terjadi dua kali perpindahan kepemilikan dalam kurun waktu kurang dari 4 bulan, Parma akhirnya dinyatakan bangkrut. Perpindahan kepemilikan secara cepat ternyata sama sekali tidak membawa keuntungan bagi Parma. Dan dengan ditangkapnya Manenti, mengiringi kejatuhan Parma selang dua hari kemudian. Ya, Bangkrut.

Sesi dengar pendapat yang dilakukan kemarin kabarnya hanya berlangsung 10 menit saja. Waktu tersebut terbilang cukup singkat dan kemudian sudah ada keputusan bahwa Parma dinyatakan bangkrut.

Baca juga: Pengabdian Alessandro Lucarelli pada Parma dan Sepakbola

Si Bengal yang Ingin Menyelamatkan Parma


Selain masalah Manenti, tersirat kabar jika anggaran untuk menggaji pemain ternyata terlalu tinggi. Dan ini menyebabkan pebengkakan pengeluaran. Kabar yang dirilis Metro, sebanyak 226 pemain terikat kontrak dengan Parma. Namun hanya 26 pemain yang masuk ke dalam kesebelasan utama.

Parma diketahui meminjamkan 85 pemain ke kesebelasan lain. Kemudian, ada 10 pemain yang berstatus kepemilikan bersama. Sisanya, pemain yang sudah dikontrak namun tak masuk ke dalam kesebelasan utama.

Hal yang wajar jika pemain di kesebelasan utama digaji penuh oleh Parma. Namun, Parma ternyata juga memberikan upah 100 persen kepada beberapa pemainnya yang sedang dipinjamkan ke kesebelasan lain serta belum masuk ke dalam kesebelasan utama.

Dalam dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pengadilan, skala utang yang dikeluarkan oleh Parma mencapai  angka € 74.360.912. Itu pun hanya catatan hutang dalam olahraga saja. Dalam laporan keuangan terakhir yang terlampir, sejak 17 Februari total utang Parma terus meningkat menjadi € 218.446.754.

Suramnya nasib Parma musim ini memang berawal dari masalah keuangan yang melanda kesebelasan dan para pemain sudah tak menerima gaji selama tujuh bulan lebih. Dengan ditahannya Manenti rasanya sudah cukup untuk membuat Parma tak punya harapan lagi.

Sementara itu mengenai nasib Parma hingga akhir musim, FIGC dan Serie A sepakat akan mendanai kiprah para pemain sampai akhir musim. Uang yang digunakan untuk pendanaan Parma berasal dari uang denda yang dijatuhkan pada kesebelasan-kesebelasan Serie A lainnya musim ini.

Namun demikian, rencana itu belum tentu berhasil. Niat baik tersebut akan terlaksana dengan catatan bahwa para pemain Parma juga setuju. Jika mereka sudah tak punya gairah bermain, maka sepertinya akan ada opsi lainnya bagi Parma.

Parma bisa memulai musim depan dari Serie B andaikata ada investor yang mau membayar utang klub. Namun jika tidak ada investor yang mau melakukannya, maka musim depan Parma akan memulai kiprahnya dari liga amatir, yakni bisa dari Serie D atau Divisi Eccellenza.

Update:

">June 22, 2015

Baca juga:

Detik-Detik Akhir Menuju Kebinasaan Parma

Mengenang Parma(lat), Mengingat Tanzi

Mereka yang Tak Menghendaki Parma Bangkit dari Krisis

Komentar