Tekan Kerusuhan, Walikota Roma Ajak Suporter Apresiasi Seni

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tekan Kerusuhan, Walikota Roma Ajak Suporter Apresiasi Seni

Alkohol dapat mengubah perilaku seseorang menjadi agresif dan tak terkendali. Alkohol pula yang membuat tempat-tempat bersejarah di Roma kotor dan tak sedikit yang rusak karena tangan-tangan jahil penggemar Feyenord yang mabuk. Padahal, tujuan penggemar Feyenord pada Rabu (18/2) silam, adalah untuk menghadiri pertandingan menghadapi AS Roma yang dihelat keesokan harinya.

Baca: Saat Giordano Bruno Menertawan Para Perusuh 

Walikota Roma, Ignazio Marino, pun bergerak cepat. Ia memikirkan solusi yang tepat bagi para penggemar sepakbola yang bertandang ke Roma. Tidak mungkin baginya untuk melarang suporter ataupun minuman beralkohol beredar saat pertandingan sepakbola.

Cara paling ekstrem adalah menyiagakan aparat keamanan di stadion. Namun, hal tersebut malah bisa meningkatkan potensi konflik antara suporter dengan aparat keamanan. Melihat posisi Roma sebagai kota seni dan budaya yang kaya akan warisan sejarah, Marino pun mengambil jalan tengah. Ia membuka tur gratis bagi para suporter untuk bisa menikmati museum yang tersebar di seantero Roma.

Hal senada juga diungkapkan Walikota Florence, Dario Nardella. Ia paham kota tempat Fiorentina bermarkas tersebut berpotensi mendapatkan kerusakan yang sama seperti yang diderita Roma. Ia pun mengusulkan untuk memaksimalkan potensi budaya yang ada di kotanya, sebagai “pengalih” perhatian suporter. “Budaya dapat membantu mengajarkan nilai-nilai yang sebenarnya,” kata Nardella di Radio 24, seperti dikutip Gawker.

Kedua walikota tersebut memutuskan untuk menganjurkan penggemar sepakbola datang ke museum. Syaratnya adalah memperlihatkan tiket yang mereka bawa untuk pertandingan Europa League. Cara seperti ini diharapkan mampu mencegah kota mereka rusak karena penggemar yang mabuk ataupun euforia yang berlebihan sebelum dan setelah pertandingan.

Sebelumnya, penggemar Feyenoord dikecam karena merusak patung yang dibuat pada abad ke-17. Mereka pun membuang sampah serta botol bir di jalanan. Polisi pun mengambil tindakan untuk mencegah gesekan antara suporter Feyenoord dengan suporter AS Roma. Mereka menahan 23 penggemar yang dianggap sebagai biang kerusuhan.


Botol bir dan sampah yang berserakan (Sumber: espnfc.com)

Walikota Roma, Ignazio Marino, pun jengkel atas kejadian tersebut. Ia segera mencuitkan kekesalannya di twitter, yang kira-kira berbunyi seperti ini: “Roma hancur dan terluka. Segera mengontak Prefek, Gubernur, dan Duta Besar Belanda. Ini tak akan berakhir di sini.”

“Setelah peristiwa mengerikan dalam beberapa minggu terakhir, yang puncaknya pada kekerasan dan kerusakan di pusat kota, kami ingin mengubah hari-hari ke depan menjadi sesuatu yang amat berbeda,” tulis Marino di situs webnya.

Pemilihan tur ke museum sendiri dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran suporter tentang keindahan yang dimiliki khususnya oleh Roma. Lewat tur ke museum mereka diharapkan lebih menghargai budaya yang ada di kota atau negara yang mereka kunjungi.

Seni dapat menjadi dorongan bagi penggemar untuk lebih menjaga perilakunya. Keindahan mengajarkan penggemar untuk lebih tenang dan sabar.

Salah dua fungsi seni untuk individu adalah sebagai pemenuhan kebutuhan fisik dan pemenuhan kebutuhan emosional; sementara dalam fungsi sosial, seni berperan sebagai media hiburan, di mana penikmat seni merasa terhibur saat mendengarkan musik, film, atau lukisan (Sulastianto, 2007: 5-6).

Apa yang dilakukan dua walikota tersebut barangkali memang tepat sebagai upaya pencegahan. Dengan memberikan ruang bagi penggemar sepakbola untuk mengapresiasi karya seni, mungkinkah perusakan terhadap warisan seni dan budaya di Roma kembali terulang? Jangan sampai Giordano Bruno tertawa dua kali.

Baca juga: Kekacauan-Kekacauan Babak 32 Besar Europa League

Rekam Jejak Kekerasan Suporter Garis Keras Feyenoord


Sumber gambar: giornalettismo.com

Komentar