Manifesto Suporter Inggis Menentang Industri Sepakbola

Cerita

by Redaksi 47

Redaksi 47

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Manifesto Suporter Inggis Menentang Industri Sepakbola

Suporters Direct, perkumpulan suporter-suporter olahraga di Inggris, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan sikap, semacam manifesto, yang mencoba menghentikan penterasi gila-gilaan dari industri olahraga di tanah Britania.

Perkembangan sepakbola menyebabkan olahraga ini menjadi salah satu kekuatan yang cukup besar di dunia. Sebuah pertandingan sepakbola bisa menarik jutaan pasang mata untuk melihat kepada satu titik yang sama. Perkembangan ini tentu saja membuat sepakbola menjadi salah satu industri besar di dunia.

Banyak investor dari berbagai kalangan pun tertarik untuk menanamkan modalnya di industri ini. Mereka melihat potensi yang sangat luar biasa dari sepakbola sehingga sangat layak untuk dijadikan salah satu investasi. Merekalah yang akhirnya membuat kita bisa melihat sepakbola menjadi sangat berkembang seperti saat ini.

Kita tidak perlu lagi hadir ke stadion untuk menyaksikan secara langsung pertandingan sepakbola. Karena berbagai stasiun televisi telah menyiarkannya ke segala penjuru dunia. Sepakbola juga sudah dilengkapi dengan bantuan berbagai macam teknologi super canggih yang membuat permainan ini semakin baik dan menarik. Dimulai dari bola, sepatu hingga teknologi garis gawang. Wasit pun telah dilengkapi dengan berbagai macam alat yang memudahkannya dalam menegakkan keadilan di lapangan sepakbola.

Namun di balik semua perkembangan sepakbola yang luar biasa tersebut, terdapat satu sisi yang tergerus dari tubuh sepakbola. Dan satu bagian ini, merupakan bagian penting yang membuat sepakbola mengalami perkembangan pesat seperti sekarang ini.

Mereka adalah para suporter tradisional yang sedikit demi sedikit harus tergeser dari dalam stadion. Secara tidak langsung beberapa kalangan yang dulu menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah pertandingan sepakbola, harus tersingkirkan akibat perkembangan industri yang semakin menguasai sepakbola.

Atas nama industri, tiket pertandingan menjadi satu barang mewah yang hanya bisa didapatkan oleh beberapa kalangan masyarakat saja. Atas nama industri, perayaan-perayaan di dalam stadion menjadi dibatasi. Atas nama industri, sepakbola menjadi sebuah perhelatan yang hanya dijadikan ajang berfoto-foto dan pengaktualisasian diri seseorang di masyarakat.

Dampak industri sepakbola sudah menjadi isu yang diperdebatkan. Simak beberapa di antaranya:

Protes Gaji dengan Berfoto Memakai Topeng Paper Bag
Kumpulan Aksi Protes Pesepakbola
Suku Indian Bersenjata Panah Ikut Protes Piala Dunia
Korupsi Melanda FIFA, Emirates Akhiri Kerjasama
Kesadaran Fans Cardiff City Atas Identitas Klub yang Hilang


Akibat hal ini, sebuah perkumpulan suporter yang menamakan dirinya dengan Supporters Direct, mengeluarkan satu pernyataan sikap tentang tuntutan hak suporter yang mulai terampas. Supporters Direct merupakan perkumpulan suporter yang berasal dari 39 kesebelasan di Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara. Tidak hanya kesebelasan sepakbola, tapi suporter olahraga Rugby di Inggris.

Supporters Direct kini berkembang hingga memiliki lebih dari 600 ribu anggota yang berasal dari empat negara. Salah satu fokus utama mereka adalah membuat kondisi dimana suporter memiliki pengaruh kepada sebuah kesebelasan olahraga.

Mereka menekankan bahwa ketidaksetujuannya terhadap sepakbola yang habis-habisan dijadikan ajang untuk mengeruk laba. Mereka juga tidak akan pernah setuju jika suporter dianggap sebagai konsumen dari kesebelasan olahraga. Mereka meyakini bahwa suporter juga merupakan bagian dari sebuah kesebelasan olahraga.

Karena itulah, suporter seharusnya juga memiliki hak untuk mengutarakan pendapatnya kepada kesebelasan. Pendapat dari para suporter kemudian menjadi satu hal yang dimasukan ke dalam pertimbangan kesebelasan dalam mengeluarkan kebijakan. kesebelasan juga seharusnya merangkul suporter untuk saling berdiskusi, demi perkembangan klub tersebut.

Dalam pernyataan sikapnya, Supporters Direct juga mengeluarkan 10 poin yang menjadi bagian dari aksi yang akan mereka lakukan untuk menunjang hak-hak para supoter. Pada intinya, kesepuluh poin ini akan memaksa kesebelasan untuk memberikan ruang bagi suporter untuk ikut serta dalam pengembangan kesebelsan yang mereka dukung. Mereka pun mendorong asosiasi sepakbola Inggris, untuk segera mendesak kesebelasan dalam membuka ruang bagi para suporternya.

Berikut poin-poin manifesto yang mereka sampaikan beberapa hari lalu, tepatnya 3 Maret 2015:


  • Mendesak FA untuk memberikan kekuatan kepada suporter pada sebuah pertandingan sepakbola, dalam sebuah pengambilan keputusan terhadap suatu masalah

  • Mengimplementasikan sistem lisensi yang juga mengedepankan hak-hak suporter

  • Mendukung apa yang dikerjakan oleh Expert Working Group on Supporter Ownership and Engagement, yang akan mengeluarkan laporan pada Maret 2015

  • Mengajukan proposal Suporters Direct kepada Community Owned Sports Clubs (COSCs)

  • Memperketat aturan untuk proses perpindahan kepemilikan

  • Memastikan transparansi kepemilikan

  • Memastikan setiap kesebelasan profesional memiliki struktur perencanaan yang berkonsultasi dengan kelompok suporter

  • Memberikan kesempatan kepada suporter untuk mengambil alih tim saat terjadi pergantian pemilik

  • Menghilangkan jarak antara suporter dan pemilik dan menempatkan perwakilan suporter ke dalam struktur perusahaan

  • Mengembangkan Code of Governance dalam kesebelasan sepakbola yang kuat sebagaimana yang ada pada perusahaan bisnis


Dalam kasus ini kita dihadapkan pada dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, memang tidak salah jika suporter merupakan sumber dana bagi sebuah kesebelasan dalam menjalani satu musim kompetisi. Dalam teori ekonomi, suporter akan disebut pasar oleh sebuah kesebelasan sepakbola. Kepada para suporterlah produk serta jasa yang dihasilkan kesebelasan sepakbola akan dijual. Dan dari situlah mereka akan mendapatkan uang untuk menjalankan roda perusahaan dan melakukan pengembangan.

Karena itulah suporter menjadi hal yang penting bagi sebuah kesebelasan sepakbola. Tidak akan ada kesebelasan sepakbola yang mampu berkembang tanpa adanya dukungan dari para suporter.

Simak cerita perih tentang bagaimana industri sepakbola menjadi pintu masuk bagi kejahatan kemanusiaan perdagangan manusia:

Perdagangan Manusia dan Wajah Kelam Globalisasi Sepakbola


Namun di sisi lain, perkembangan yang terjadi kini adalah para pengurus sepakbola terlalu memanfaatkan kondisi yang berpihak pada mereka. Sepakbola menjadi satu produk primadona yang akan dikejar meski dijual dengan harga semahal apapun. Suporter yang dijadikan pasar oleh mereka tidak akan pernah melepas sesuatu yang sangat mereka suka ini, semahal dan sesulit apa pun upaya untuk mendapatkan dan membeli tiket. Mereka akan terus mengeruk sebanyak mungkin keuntungan yang bisa mereka dapat dari para suporter yang selalu setia mendukung mereka.

Hal inilah yang sangat dihindari oleh Supporters Direct. Mereka melihat bahwa perkembangan sepakbola semakin ke arah yang sangat tidak menguntungkan suporter. Bukan tidak mungkin jika suatu saat sepakbola menjadi olahraga yang sangat ekslusif dan hanya bisa dinikmati oleh beberapa kalangan tertentu saja.

7885881_orig

foto: www.stopmodernfootball.com


Kampanye Against Modern Football sesungguhnya menjadi nafas yang melandasi poin-poin di atas. Perlawanan itu sesungguhnya tidak membenci industri, tapi tidak menghendaki industri mengendalikan semuanya. Industri tidak sepenuhnya monster, tapi memang menjauhkan suporter dari sepakbola jika kelewatan mengeruk laba dengan cara memperlakukan suporter sebagai konsumen.

Salah satu dampak yang ditentang kampanye Against Modern Football, dan itu tercermin dalam poin-poin manifesto, semakin dijauhkannya suporter dari kesebelasan yang dicintainya. Dan proses penjarakan itu, di level konseptual, terjadi dengan memeluk paradigma yang memperlakukan suporter  tak lebih dari semata konsumen.

Proses itu, di beberapa tempat, sudah berjalan. Ada yang diam tanpa perlawanan, ada yang tak sudi berdiam diri dan memilih menggelar perlawanan.

Komentar