Ketika Kiper Mencetak Gol di Menit-menit Akhir

Cerita

by Redaksi 41

Redaksi 41

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ketika Kiper Mencetak Gol di Menit-menit Akhir

Posisinya memanglah tidak sementereng para penyerang. Tapi akan menjadi hal yang menghebohkan jika penjaga gawang mampu mencetak gol. Begitu pun ketika Marwin Hitz, penjaga gawang dari Augsburg, menceploskan bola ke gawang Leverkusen pada lanjutan Bundesliga akhir pekan ini.

Sebelum mencetak gol, Marwin menjadi pelaku yang harus bertanggung jawab atas 2 gol yang dicetak pemain Leverkusen setelah gagal menangkap dan menghalau bola dengan baik. Tapi ketika pertandingan memasuki menit ke-93, tiba-tiba ia muncul sebagai pahlawan setelah mampu menyamakan kedudukan 2-2 hingga akhir pertandingan.

Marwin pun bukanlah satu-satunya penjaga gawang yang sukses menghindarkan kesebelasan dari kekalahan. Masih banyak penjaga gawang yang menyelkamatkan kesebelasannya dengan mencetak gol di menit akhir.

Berikut rangkuman aksi penjaga gawang dalam usahanya menyelamatkan kesebelasannya dari kekalahan di menit akhir.

Jimmy Glass

Jimmy Glass bergabung dengan Carlisle disaat darurat dari Swindon pada bulan April 1999, ketika Carlisle berada di Divisi III versi lama dan klub dalam kondisi tanpa kiper (setelah kiper Tony Caig dijual ke Blackpool dan masa pinjaman Richard Knight telah dipersingkat karena mengalami cedera) setelah berakhirnya batas waktu transfer.

Di tiga pertandingan tersisa mereka berada di zona degradasi dan berpotensi untuk terdegradasi. Glass membantu Carlisle untuk meraih bebrapa hasil imbang, tapi nasib Carlisle masih terancam terdegradasi ketika mereka bertemu Plymouth Argyle di Brunton Park pada hari terakhir kompetisi. Hanya kemenangan yang dapat menyelamatkan Carlisle.

Ketika itu skor masih 1-1 dan waktu menyisakan 10 detik di menit terakhir injury time. Carlisle mendapatkan tendangan sudut, Glass berlari dan bergabung dengan rekan satu timnya di area penalti Plymouth. Ketika sundulan rekannya berhasil diblok oleh penjaga gawang Plymouth, Glass ada di sana untuk menyambar bola hasil haluan kiper lawan dan menyelamatkan Carlisle dari jurang degradasi. Golnya jadi topik utama diseluruh televisi di Inggris saat malam itu, tapi itu menjadi penampilan terakhirnya untuk Carlisle.



Norihiro Yamagishi

Saat itu pertandingan antara Jubilo Iwata vs Montedio Yamagata masih berkedudukan 1-1. Dalam pertandingan tersebut, selaku tuan rumah, Jubilo jelas lebih diunggulkan untuk melaju ke final jika pertandingan harus menjalani perpanjangan waktu. Namun, nyatanya Montedio tidak menginginkan pertandingan berlangsung hingga perpanjangan waktu.

Norihiro Yamagishi menjadi aktor yang mengubur harapa Jubilo untuk kembali merasakan kehangatan J League 1. Ketika itu Montedio mendapatkan sepak pojok di menit 92. Sang pelatih pun langsung menginstruksikan seluruh pemain masuk ke kotak penalti termasuk penjaga gawang.

Perjudian itu pun membuahkan hasil, Norihiro sukses menyeploskan bola ke gawang Jubilo dengan tandukan kepalanya dan membawa Montedio melaju ke final untuk merebut tiket ke promosi ke J-League 1.

Di pertandingan final pun Montedio sukses menekuk JEF United Chiba dengan skor 1-0 serta memastikan diri bermain di J-League 1.



Tolo Barcelo

Di Spanyol, Tolo Barcelo menjadi bahan perbincangan setelah UE Alcudia menghadapi Real Mallorca B di lanjutan kompetisi Tercera Division 2013. Ketika itu Alcudia mendapatkan tendangan bebas di menit 90.

Sadar kesebelesannya sedang tertinggal 0-1, Tolo langsung berlari menuju kotak penalti. Tandukan rekannya yang terlalu buruk, sukses disambar dengan aksi bicycle kick oleh sang penjaga gawang hingga menghujam gawan Mallorca B dan memaksa kedudukan berakhir 1-1.

Gol Tolo pun bisa dikatakan sebagai gol terbaik yang dibuat oleh seluruh penjaga gawang yang lebih dominan mengandalkan tandukan kepala, bola rebound atau eksekusi bola mati.



Komentar