Curi Bola dari Hendo dan Sturridge, Tanda Kedewasaan Balotelli?

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Curi Bola dari Hendo dan Sturridge, Tanda Kedewasaan Balotelli?

Steven Gerrard harus ditarik keluar pada menit ke-68, ketika melawan Tottenham Hotspurs di Anfield. Padahal, ia sempat membawa unggul Liverpool untuk kali kedua lewat tendangan penalti pada menit ke-53. Pemain berusia 34 tahun itu menderita cedera hamstring. Diperkirakan baru setelah tiga bulan ia bisa merumput kembali.

Menjamu Benfica (ralat: Besiktas) pada laga leg pertama Europa League di Stadion Anfield, Jumat (21/2/2015) dini hari, merupakan pertandingan pertama yang Gerrard lewati. Namun laga tersebut tetap tidak dilewatkan oleh pemain bernomor punggung delapan tersebut. Dirinya menjadi komentator dan pengamat pertandingan sepakbola, di siaran ITV.

Hingga menit ke-80, tidak ada satupun dari 17 kesempatan The Reds yang berbuah gol. Akan tetapi lima menit kemudian, lahirlah sebuah kesempatan. Ketika Jordon Ibe dilanggar Ramon Motta, wasit menghadiahkan penalti untuk Liverpool. Dari sinilah polemik dimulai antara beberapa anak asuh Brendan Rodgers.

Awal mulanya, Jordan Henderson berdebat dengan Daniel Sturridge. Mereka berebut sebagai eksekutor penalti Liverpool. Namun pada dasarnya memang Jordan Henderson yang didapuk sebgai algojo, menggantikan Gerrard yang biasanya menjadi eksekutor penalti utama The Reds.

Perdebatan seolah tidak ada ujungnya. Lalu Mario Balotelli ikut bergabung. Ia tiba-tiba saja masuk di antara perdebatan antara Henderson dan Sturridge. Tanpa beban, ia mengambil bola dan siap mengeksekusinya. Di pinggir lapangan, Rodgers cuma bisa terpaku melihat sikap Balotelli.

Henderson dan Sturridge pun mengalah. Beruntung, eksekusi bola matinya berhasil menembus jala Cenc Gonen. Maka gol tersebut, menjadi momentum kemenangan Liverpool.

Kesebelasan besutan Rodgers menang atas gol semata wayang Balotelli. Kendati demikian, sikapnya tersebut menuai kritik dari beberapa pihak, termasuk Gerrard yang saat itu sedang menjadi komentator pertandingan ITV. Menurut kapten Liverpool itu, sikap Balotelli sungguh tidak sopan. Pemain bernomor 45 tersebut, dianggap melecehkan keputusan pelatih soal eksekutor penalti.

Apalagi, Henderson merupakan kapten Liverpool dalam pertandingan yang berakhir 1-0 itu. Gerrard beralasan hal tersebut dikhawatirkan bisa memicu kecemburuan pemain lain. "Pada dasarnya Jordan (Henderson) harus mengambil itu. Saya pikir Mario (Balotelli) sudah sedikit nakal, dengan melangkah di depannya dan melawan apa yang sudah direncanakan manajer sebelum pertandingan," gerutu Gerrard seperti yang diberitakan media-media Inggris.

Rupanya ini bukan merupakan kali pertama Balotelli "mencuri" bola untuk tendangan penalti. Ketika masih berseragam Internazionale Milan, ia sempat bersitegang dengan Samuel Eto'o. Saat itu, Inter sedang menghadapi Palermo pada musim 2009/2010. Balotelli memang dijatuhkan di kotak terlarang setelah dikepung tiga pemain Palermo. Wasit pun menunjuk titik putih. Kesalahpahaman terjadi ketika bola sedang ditempatkan di titik putih oleh Samuel Eto'o yang merupakan tugasnya.

Namun dengan cuek Balotelli yang masih remaja saat itu malah bersiap di belakang bola. Dengan gesturnya, seolah-olah akan mengeksekusi penalti. Eto'o sempat meminta juniornya itu untuk menyingikir, tapi Balotelli tidak menggubris. Hingga pada akhirnya, Javier Zanetti yang turun tangan. Kapten Inter tersebut menarik lengan Balotelli, agar keluar dari kotak penalti.

Eksekusi Eto'o pun berhasil dan langsung dirayakannya serta pemain Inter lainnya. Namun tidak bagi Balotelli, ia justru diam saja dan memandang sinis perayaan gol. Ivan Cordoba yang menyemangati dirinya pun seperti tidak dihiraukannya. Akan tetapi beruntung kedewasaan Eto'o datang untuk menghampiri pria berdarah Ghana tersebut. Kemudian mereka berdua bersalaman dan Jose Mourinho pelatih saat itu bisa sedikit lega.

Ketika masih berseragam Inter saat itu, mungkin itu merupakan sifat keegoisan Balotelli. Akan tetapi ketika insiden Liverpool melawan Benfica merupakan kedewasaan seorang Balotelli. Pemain 24 tahun tersebut, ingin mengakhiri polemik antara Henderson dengan Sturridge dalam eksekusi penalti. "Hentikan kisruh penalti ini!," mungkin itu yang ingin dikatakan Balotelli saat itu.

Akan tetapi, apapun alasan Balotelli atas keputusannya tersebut, tetap saja penilaian negatif tetapi ditujukan kepadanya. Mengingat kasus-kasus kontroverisal lainnya, juga sejauh ini yang baru mencetak empat gol dari seluruh ajang musim sekarang. Mungkin keputusannya itu sebagai ajang pembuktian bagi Balotelli, atas minimnya gol yang dicetak musim ini.

Kendati penaltinya berhasil membawa kemenangan, masih menjadi pertanyaan bagi Balotelli. Apakah dia pahlawan? atau malah bahan leluconan kalian? Selamat buat para pembenci, karena Balotelli sudah siap lebih dewasa lagi.





Komentar