Aksi Rasis Suporter Chelsea dan Catatan Buruk Lainnya

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Aksi Rasis Suporter Chelsea dan Catatan Buruk Lainnya

Federasi Sepakbola Inggris (FA) tidak pernah berhenti berkampanye anti rasis di dunia si kulit bundar. Namun nyatanya, diskriminasi manusia itu tetap tidak terhindarkan.

Baru saja sebuah insiden rasisme terjadi. Sebelum leg pertama UEFA Champions League (UCL) 2014/2015 antara Paris Saint-Germain (PSG) melawan Chelsea.

Di sebuah Stasiun kereta bawah tanah Richelieu-Drouot, seorang pria kulit hitam menjadi korban aksi rasisme. Puluhan suporter Chelsea yang berada di dalam kereta berulah.

Gerombolan suporter Chelsea tersebut, melarang pria berkulit hitam yang ingin masuk ke gerbong tersebut. Padahal, masih ada ruang yang cukup bagi pria tersebut pada gerbong itu.

Perdebatan pun dimulai dan menjadi perhatian penumpang sekitar. Beberapa mulai merekam kejadian dengan kamera ponsel yang mereka bawa.

Gerombolan suporter Chelsea ini semakin berulah dengan mendorong pria tersebut. Setelahnya, justru para rombongan bernyanyi "We're racist, we're racist and that's the way we like it,". yakni "Kita rasis, kita rasis dan itu cara yang kita sukai,". Dengan wajah senang hati mereka menyanyikan lirik tersebut.



Pria itu pun mengurungkan niat untuk menaiki kereta. Begitu juga dengan wanita lain yang juga ingin naik ke kereta dan sama-sama berkulit hitam. Aksi yang terekam kamera itu pun menuai kecaman dari berbagai pihak. Termasuk dari Chelsea, kesebelasan yang mereka puja-puji selama ini.

"Perilaku seperti itu menjijikan dan tidak memiliki tempat di sepakbola atau masyarakat. Kami akan mendukung setiap tindakan pidana terhadap mereka yang terlibat dan bukti harus menunjukan ke ketertiban pemegang tiket musiman Chelsea. klub akan mengambil tindakan keras yang memungkinkan untuk mereka, termasuk perintah larangan menonton pertandingan" ujar salah salah satu juru bicara The Blues.

Stan Collymore

Insiden seperti ini ternyata bukan yang pertama kali dilakukan suporter Chelsea. Pada Tahun lalu di Kota dan ajang yang sama, para suporter Chelsea berbuat kerusuhan di beberapa cafe dan toko daerah Rue Saint-Denis Paris.

Dipicu karena menyanyikan yel-yel EDL (English Defence League), menyindir kaum Muslim dan Yahudi yang kental di Paris. Selain bernyanyi, salam penghormatan ala Nazi pun diperagakan para suporter Chelsea.

Tindakan tidak terpuji itu juga dilakukan kepada pemain di lapangan hijau. Salah satu suporter Chelsea memperagakan gestur monyet, setelah Danny Welbeck gagal memanfaatkan peluang mencetak gol. Aksi tidak terpuji ini tertangkap dalam gambar, ketika pertandingan Piala Carling antara Chelsea melawan Manchester United, pertengahan Oktober Tahun 2012.

suporter_chelsea_rasis_121101afpc

Beberapa suporter The Blues memang cukup terkenal dengan gerakan sayap kanan. Terutama kelompok bernama Headhunters yang menganut paham Neo Nazi.

Beberapa pentolan Headhunter diketahui berkaitan erat dengan Combat 18, organisasi Neo Nazi di Inggris. Combat 18 juga diduga salah satu dalang beberapa kasus kematian dan pengusiran imigran non kulit putih di Inggris.

Selain dekat dengan Combat 18, Headhunters juga dekat dengan kelompok fasis lain seperti Klux-Klux Klan, Ultster Volunter Force, EDL dan lainnya.

Rupanya para suporter Chelsea tidak berulah di Stasiun kereta saja. Jelang pertandingan, mereka berkelahi dengan pihak keamanan Stadion Parc des Princes.

Sekitar 200 suporter memaksa masuk, kendati kick-off sudah berjalan 10 menit. Bahkan polisi hingga menembakan gas air mata kejadian tersebut.

Hukuman berat jelas harus diberikan kepada para suporter Chelsea pelaku rasisme ini. Rasisme harus benar-benar dibuang jauh-jauh dari sepakbola. Karena dalam sepakbola, tidak ada warna kulit yang membedakan kita.

Komentar