Preston sebagai Memoar Kesuksesan Beckham

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Preston sebagai Memoar Kesuksesan Beckham

Turnamen di Inggris (seperti Piala FA atau Capital One) merupakan salah satu kompetisi yang memberikan peluang klub-klub dari divisi bawah di Inggris untuk bisa muncul di halaman muka surat kabar di seantero dunia. Burnley sudah melakukannya beberapa waktu lalu dengan mengalahkan Chelsea di kandangnya sendiri secara spektakuler. MK Dons melakukannya di awal musim dengan mempermalukan Manchester United dengan empat gol tanpa balas pada Piala Capital One. (Ralat editor: bukan Burnley yang mengalahkan Chelsea melainkan Bradfrod. Dengan ini kesalahan telah diperbaiki).

Kesempatan itu kini datang ke hadapan Preston North End (PNE), salah satu kesebelasan asal Lanchasire. Pernah menjuarai kompetisi tertua di Inggris ini dua kali, yakni pada 1889 dan 1938, mereka akan menghadapi Manchester United pada pada leg kelima Piala FA, Selasa (17/2/2014).

Tapi tulisan ini tak sedang membahas rekor-rekor pertemuan di antara kedua kesebelasan. Tulisan ini hendak mengingatkan sepotong kenangan bagi para fans United tentang bagaimana Preston pernah menautkan sejarah dengan kesebelasan yang kini diasuh oleh Louis van Gaal ini.

Preston, sebagaimana kesebelasan dari divisi bawah lainnya, merupakan tempat yang sering digunakan para pemain muda dari kesebelasan top untuk menambah jam terbang. Pemain-pemain muda dari kesebelasan papan atas biasanya tidak mudah untuk langsung mencuat sebagai pemain utama. Sangat lazim mereka dipinjamkan lebih dulu ke kesebelasan-kesebelasan di divisi bawah. Salah satu yang pernah merasakan itu adalah David Beckham.

Pada musim 1994/1995, Beckham dipinjamkan ke Preston yang bermarkas di Stadion Deepdale. Stadion itu menjadi salah satu saksi kelahiran seorang pemain superstar yang pernah dilahirkan sepakbola Inggris. Kala itu, pemain sayap ini rencananya dipinjam selama satu musim. Akan tetapi ia hanya memainkan lima laga serta baru menyumbangkan dua gol.

Saat itu, Beckham hanyalah seorang pesepakbola muda dengan pengalaman terbatas. Ketika usianya baru 19 tahun, ia menggunakan mobil Ford Escort ke Lanchasire dengan mengenakan setelan yang sederhana, membaluti perawakannya yang kurus. Hanya sedikit yang memperkirakan Beckham akan memberikan efek besar untuk sepakbola Inggris. Apalagi bagi Preston, sebuah kesebelasan yang hanya berkiprah di divisi tiga saat itu.

Namun keyakinan sebagai calon pemain besar, muncul ketika debutnya melawan Doncaster Rovers. Sesosok wajah asing, memakai nomor punggung empat dan mengambil tendangan sudut. Dari situ dia membuat gol dari tendangan sudut berjarak sekitar 30 yard. Tentunya itu sebuah gol yang istimewa, terlebih dilakukan oleh pemain yang masih ingusan, dan terjadi di laga debut pula. Laga dan gol yang tak akan terlupakan.

"David lemah, tapi dia yakin memiliki kemampuan dan kita melihat di pertandingan pertama. Dia datang sebaga pemain pengganti melawan Doncaster dan mencetak gol besar dari sudut," kenang David Moyes yang saat itu sebagai pemain, sekaligus asisten manajer, Gary Peters.

Oh iya, itu David Moyes yang sama dengan Moyes yang pernah mendapat julukan "The Choosen One" di Old Trafford, loh ya....

Pekan berikutnya, jebolan akademi Tottenham Hotspurs itu kembali memperlihatkan penampilan yang fenomenal. Peters mengembangkannya menjadi eksekutor tendangan bebas di setiap sesi latihan. Pertandingan keduanya melawan Fulham, ia menjawab keraguan rekan-rekan lainnya.

"Waktu itu, Paul Raynor yang bertanggung jawab mengambil tendangan bebas dan sudut untuk Preston. Jadi ia tidak terkesan ketika Manajer Gary Peters mendorong anak ini (Beckham) yang kita belum pernah mendengar tentangnya," cerita Ryan Kidd, mantan rekannya, sewaktu di Preston itu.

Beckham mengambil tendangan bebas dalam suatu kesempatan. Loncatan kiper Fulham saat itu tidak mampu menggapai tendangan Beckham. Sontak, pria pemalu dengan rambut bulat tengah pun merasa pantas merayakannya. Atas potensinya, langkah cepat diambil United. Sir Alex Ferguson, pelatih The Red Devils saat itu, bersikukuh mengembalikan Beckham ke Old Trafford.

Masa peminjaman pria kelahiran London itu pun dipercepat, hanya dengan waktu sebulan saja. Terjadi tawar menawar antara Preston dengan United, dalam tebusan 3 juta poundsterling saat itu. Tentu saja United tetaplah pemiliknya. Dan rencana kepulangan Beckham pun sudah disusun. Seluruh elemen The Lilywhites kecewa ketika menyadari pertandingan melawan Lincoln City menjadi laga terakhir Beckham bagi Preston.

Akan tetapi Si Bocah Pirang itu kembali lagi pada musim selanjutnya. Bukan sebagai seorang pemain, ia muncul bersama ayahnya di pertandingan ketika Preston mendapatkan promosi. Sebuah sikap perhatian yang diperlihatkan oleh pemuda yang beberapa saat lagi, di masa itu, akan lekas menjadi mega bintang.

Komentar