Dilema Hari Valentine: Antara Cinta dan Sepakbola

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Dilema Hari Valentine: Antara Cinta dan Sepakbola

I want to stand with you on mountain. I want to bathe with you in the sea. I want to lay like this forever, until the sky falls down on me.

Savage Garden jelas bukan referensi bagi penggemar sepakbola "garis keras". Namun, percaya atau tidak, lagu tersebut dinyanyikan oleh sekumpulan pria berahang keras, berpostur tegas, dan hoodie berukuran pas.

Dengan penuh semangat, lagu tersebut lebih mirip lagu perjuangan ketimbang lagu cinta. Puluhan orang ini mengirimkan "permohonan maaf" kepada pasangannya di rumah karena melewatkan hari Valentine dengan menonton pertandingan sepakbola.

Kejadian ini tidak sebenar-benarnya terjadi. Mereka yang bernyanyi merupakan bagian dari promo apparel asal Jerman, Puma.

Ceritanya, pada 2010 silam, tanggal 14 Februari bertepatan dengan match day, seperti pada tahun ini. Masalah pun muncul bagi mereka yang telah memiliki pasangan. Biasanya, hari Valentine dihabiskan dengan makan malam atau kumpul bersama pasangan. Namun, sepakbola bukanlah satu hal yang mudah dilewatkan. Malah, umumnya pria mengenal sepakbola lebih awal ketimbang kekasihnya. Bisa dibilang, sepakbola adalah cinta pertamanya para pria.

Puma pun mengendus kesempatan dari dilema para pria, yang sulit memutuskan apakah akan bersama "mates" di stadion, atau "mates" lain yang merupakan sang calon ibu dari anak-anaknya kelak. Puma pun merilis "video card" yang bisa diatur sedemikian rupa pesan macam apa yang akan ditampilkan. Pesan tersebut akan dikirimkan tepat pada tanggal 14 Februari.

Kampanye ini sendiri dinamakan "The Hardchorus" yang merupakan plesetan dari "hardcore" dan "chorus". "They want to be in your arms. You want to be in the stands", begitu goda Puma. "Video card" tersebut berisi "lagu spesial" yang dinyanyikan oleh para pendukung garis keras. Puma membanderolnya seharga 70 dollar.

Terdapat sejumlah lagu yang bisa dipilih. Bagi mereka yang ingin berbahasa Inggris, Truly Madly Deeply milik Savage Garden bisa menjadi pilihan, sementara bagi yang bicara bahasa Italia bisa memilih lagu hit milik Umberto Tozzi yang berjudul "Ti Amo" atau "Aku Cinta Kamu".

Kabarnya, kampanye ini berhasil menarik 1,8 juta orang yang mengakses situs Puma. Apparel yang menyeponsori Arsenal ini sebenarnya telah melakukan penelitian mendalam terkait dua hal yang dirasakan penggemar sepakbola: pertandingan, atau hubungan personal.

Puma menganggap "bentrokan" dua hal dilematis itu adalah hal yang dramatis. Maka, mereka pun membuat konsep LOVE=FOOTBALL. Video "hardchorus" pada dua minggu penayangannya di Youtube telah disaksikan lima juta kali dan 50 ribu v-cards dikirimkan oleh penggemar dari 121 negara.

Pada tahun lalu, Puma bekerjasama dengan perusahaan asal Tiongkok, Begins, untuk memproduksi kembali varian sepatu Puma yang menjadi tren pada 90-an, XS850. Produksi ulang ini khusus dibuat saat Valentine dengan tajuk "Love Begins".

I`ll be your dream. I`ll be your wish. I`ll be your fantasy. I`ll be your hope. I`ll be your love. Be everything that you need. I`ll love you more with every breath. Truly madly do...







Komentar