El Clasico Tom and Jerry

Backpass

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

El Clasico Tom and Jerry

William Hanna dan Joseph Barbera sama-sama bekerja di bidang keahlian mereka masing-masing di MGM Studio saat keduanya diminta untuk memproduksi sebuah animasi baru di bawah unit Rudolf Isling, co-founder perusahaan media Warner Bros. dan Metro-Goldwyn-Mayer. Kemudian bekerjasamalah keduanya, dalam kapasitas sebagai storyman dan desainer karakter (Barbera) serta sutradara (Hanna).

Ketika Barbera mengutarakan idenya mengenai kartun yang memiliki dua tokoh utama, seekor kucing dan seekor tikus, tidak banyak yang mendukungnya. Hanna termasuk di antaranya. Ide Barbera dirasa kurang orisinal dan sudah banyak dipakai. Namun proses produksi tetap berjalan hingga Tom and Jerry menjalani debutnya dalam sebuah animasi pendek berjudul "Puss Gets the Boot", yang dirilis di gedung-gedung teater pada 10 Februari 1940.

Waktu membuktikan bahwa kekhawatiran Hanna dan para staf MGM lainnya tidak tepat. Tom and Jerry banyak disukai dan terbukti, hingga saat ini, tetap banyak disukai.

Setara dengan Tom and Jerry di dunia sepakbola adalah El Clásico, pertandingan yang mempertemukan Real Madrid dan FC Barcelona setidaknya dua kali semusim. El Clásico bukanlah sesuatu yang unik dan orisinil. Setiap negara memiliki laga klasiknya sendiri -Der Klassiker di Jerman mempertemukan Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund; Le Classique (Perancis), Paris Saint-Germain dan Olympique de Marseille; De Klassieker (Belanda), Ajax Amsterdam dan Feyenoord Rotterdam.

Namun El Clásico terbukti tetap mampu berdiri di tengah "persaingan" dengan laga-laga klasik lainnya. Hari pertandingan El Clásico tetap dianggap sebagai hari besar walaupun SuperClásico -pertandingan antara Boca Juniors dan River Plate yang disebut-sebut sebagai Clásico yang sebenarnya- masih menyandang status sebagai pertandingan yang harus dirasakan atmosfernya setidaknya sekali sebelum mati.

Satu hal yang membuat El Clásico lebih pantas disebut sebagai Tom and Jerry-nya sepakbola ketimbang Der Klassiker, Le Classique, De Klassieker, maupun SuperClásico adalah karena El Clásico memang Tom dan Jerry. Dan Tom and Jerry adalah El Clásico itu sendiri.

Bukan karena Madrid dan Barcelona, seperti Tom dan Jerry, memiliki banyak perbedaan yang membuat keduanya tidak akur. Jika memang itu alasannya, Muenchen dan Dortmund, PSG dan Marseille, Ajax dan Feyenoord, serta Boca dan River Plate juga memilikinya. Ada hal lain yang membuat El Clásico lebih pantas mewakili Tom and Jerry ketimbang laga-laga klasik lainnya.

Seperti Tom dan Jerry, Madrid dan Barcelona sebenarnya membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat hidup tanpa satu sama lain. Kadang, Tom sengaja melakukan hal-hal tidak masuk akal untuk menggoda Jerry agar keduanya saling bertengkar; begitu pula sebaliknya.

Seperti itulah Madrid dan Barcelona. Keduanya tak dapat hidup tanpa satu sama lain karena keduanya mencari uang, sumber kehidupan mereka, bersama-sama.

Dalam esainya yang berjudul El Clásico: Lebih dari Sekadar Drama Biasa, Aqwam Fiazmi Hanifan (penulis buku Persib Undercover) menyebutkan bahwa permusuhan antara Madrid dan Barcelona di era sepakbola modern ini sebagai kebencian abstrak untuk mendongkrak keuntungan.

Segala permusuhan dan kebencian Madrid-Barcelona sekarang ini adalah rekayasa; drama yang dibuat-buat untuk meningkatkan rating El Clásico. Jika rating siaran pertandingan tinggi, Madrid dan Barcelona akan mendapatkan banyak keuntungan dari hak siar televisi.

***

Berbicara mengenai Tom and Jerry dan sepakbola, pernah ada satu episode Tom and Jerry bertemakan sepakbola: "Bend it Like Thomas", episode kedelapan di season kedua dari serial Tom and Jerry Tales. Silakan anda simak kelucuan Thomas yang --awalnya-- ngerjain Jerry dengan bola, tapi kemudian -- seperti biasa-- balik Thomas yang dikerjain Jerry.

Komentar