Siapa Bilang Balotelli Pemalas?

Taktik

by Redaksi 47

Redaksi 47

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Siapa Bilang Balotelli Pemalas?

Bursa transfer musim dingin sudah berakhir. Lagi-lagi, berita Liverpool yang akan membeli pemain baru hanya menjadi wacana tanpa realisasi. Tumpulnya barisan penyerang mereka pada musim ini tidak membuat Brendan Rodgers mendatangkan striker baru. Wacana akan mengembalikan penyerang muda Belgia, Divock Origi yang sedang dipinjam Lille OSC pun tidak terealisasi. Hanya pemain muda mereka, Jordon Ibe yang benar-benar ditarik kembali dari klub yang sebelumnya meminjam.

Sembuhnya Daniel Sturridge mungkin menjadi pembelaan tersendiri bagi Brendan Rodgers untuk hal ini. Sang striker pun langsung membuktikan kualitasnya dengan mencetak gol saat melawan West Ham United pekan lalu. Sturridge hanya membutuhkan 12 menit untuk menambah pundi-pundi golnya setelah kembali dari cedera panjang.

Ditambah lagi, Raheem Sterling yang dijadikan tumpuan saat Sturridge cedera pun sudah semakin matang. Pemain berusia 19 tahun ini sudah mulai rutin menyumbangkan gol bagi Liverpool. Sterling sudah mulai fasih menjalankan posisi barunya sebagai striker.

Namun sepertinya, terlalu besar resiko yang diambil Brendan Rodgers jika tetap ingin mengarungi sisa musim ini dengan skuat tersebut. Mereka tentu harus meraih sebanyak mungkin kemenangan untuk mengembalikan posisi mereka ke empat besar.

Tidak ada yang bisa menjamin bahwa Sturridge akan terbebas dari cedera lagi. Dan memberikan beban terlalu banyak kepada pemuda berusia 19 tahun (Sterling) pun sepertinya bukan tindakan yang bijak.

Lalu apa yang sebenarnya ada di pikiran Brendang Rodgers saat ini? Apa yang membuatnya tidak mendatangkan striker baru atau sekedar mengeluarkan beberapa juta Euro untuk mengembalikan Divock Origi ke Anfield?

Sulit sepertinya jika mengatakan bahwa Rodgers ingin menggantungkan pada Fabio Borini dan Rockie Lambert. Dua striker ini memang mulai menunjukan performa yang lebih baik. Namun sepertinya agak sulit untuk menggantungkan harapan Liverpool pada dua pemain ini.

Maka satu striker yang tersisa hanya Mario Balotelli. Stop, jangan ketawa dulu. Karena mungkin memang Balotelli yang membuat Rodgers tidak mendatangkan striker baru pada bursa transfer ini.

Balotelli memang bisa dikatakan menampilkan performa yang mengecewakan pada awal musim ini. Sebanyak 12 pertandingan Liga Inggris sudah dijalaninya bersama Liverpool, namun tidak satupun gol berhasil disumbangkan. Padahal Sturridge hanya membutuhkan 12 menit setelah kembali dari cedera untuk mencetak 1 gol.

Pemain ini bahkan lebih banyak mencetak hukuman kartu kuning ketimbang gol. 5 buah kartu kuning sudah diraih Balotelli dari 19 laga di seluruh kompetisi. Dan hanya 2 gol yang berhasil dicetaknya di seluruh kompetisi bersama Liverpool.

Lalu, apa yang membuat saya bisa mengatakan bahwa Balotelli mungkin menjadi alasan Rodgers tidak mendatangkan striker baru?

Mari kita lihat cuplikan pertandingan leg kedua semifinal Piala Liga saat Liverpool bertandang ke Stamford Bridge melawan Chelsea. Ketika itu Balotelli masuk pada menit 70. Terdapat beberapa hal yang cukup menarik ketika melihat Balotelli bermain pada dalam 20 menit waktu normal ditambah 30 menit perpanjangan waktu.

Balotelli memang terkenal sebagai penyerang malas yang jarang berkontribusi dalam pertahanan. Kemampuannya dalam mencetak gol memang luar biasa. Tendangan dan sundulannya sama baiknya. Dribblingnya pun tidak buruk-buruk amat. Namun daya jelajahnya yang rendah dan pergerakannya yang sulit ditebak seringkali merusak permainan tim.

Saat masuk di menit ke 70 melawan Chelsea, Balotelli seperti menunjukan sosoknya yang berbeda. Entah sejak kapan dia rela ikut berlari untuk melakukan pressing terhadap pemain lawan. Saat Liverpool memegang bola pun Balotelli terlihat aktif bergerak untuk membuka ruang bagi kawan-kawannya. Satu pemandangan yang juga sangat jarang terlihat dalam penampilan sebelum-sebelumnya.

Sifat egois dan tidak bisa bekerjasama pun berubah 180 derajat. Tiba-tiba Balotelli sangat fasih memainkan umpan satu dua dengan Sterling maupun Coutinho di depan. Tercatat 24 kali operan dilepaskan dalam 50 menitnya di lapangan. Bandingkan dengan hanya 16 operan yang diberikan dalam 61 menit pada laga debutnya bersama Liverpool melawan Tottenham.

Meski memang Liverpool gagal mencetak gol pada pertandingan itu dan harus kalah 1-0 dari Chelsea. Satu gol tersebut pun sedikit banyak bisa dikatakan sebagai kesalahan Balotelli yang lalai saat harus menjaga Ivanovic saat tendangan bebas Chelsea.

Namun sepertinya tidak salah jika Rodgers dan para pendukung Liverpool sedikit berharap pada penyerang berusia 24 tahun ini. Tidak ada orang yang pernah meragukan skill individunya sebagai striker. Hanya sifat bengalnya yang membuat tidak banyak klub bersedia menggunakan  bakatnya tersebut. Maka bisa dibayangkan seberapa dahsyatnya Balotelli jika bisa memadukan bakat yang dimilikinya dengan kemampuan kerjasama dalam tim.

Memang masih terlalu cepat untuk mengatakan bahwa Balotelli lah yang akan menyelamatkan Liverpool dari keterpurukan di musim. Perubahan yang ditunjukannya saat melawan Chelsea sama sekali belum memberikan bukti apa-apa. Hanya saja, setelah melihat semua ini cukup bisa diterima dalam logika saya jika Rodgers tidak mendatangkan striker pada bursa transfer lalu. Memang ini juga merupakan perjudian yang besar. Namun setidaknya peluang keberhasilannya masih lebih baik.

Apakah perjudian Rodgers ini akan berhasil? Yah semua bergantung seberapa konsisten Rodgers membuat keajaiban pada Balotelli.

Komentar