Mampukah Doumbia dan Ibarbo Menjawab Perjudian Garcia?

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Mampukah Doumbia dan Ibarbo Menjawab Perjudian Garcia?

Penyerang masa depan Italia, Mattia Destro, baru dipinjamkan dari AS Roma ke AC Milan dengan opsi penebusan. Prestasi Destro di Roma sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Destro telah mencetak lima gol dalam setengah musim ini dan 19 gol di dua musim sebelumnya.

Baru-baru ini, gol Destro juga berperan dalam menyelamatkan tim berjuluk Giallorossi ini dari kekalahan atas Palermo (18/1/2015). Namun, ternyata hal ini belum cukup kuat untuk memberikan alasan bagi Rudi Garcia untuk mempertahankan Destro di Roma.

Garcia pun langsung mencari pengganti Destro di Roma. Penyerang asal Pantai Gading, Seydou Doumbia, menjadi salah satu pemain yang dipilih Garcia. Penyerang 27 Tahun itu didatangkan dengan harga 15 juta poundsterling dan dikontrak hingga 2016. Selama empat musim bersama CSKA, ia sudah mengemas 61 gol.

Kedatangan Doumbia diproyeksikan menjadi penyerang tengah Roma yang bisa lebih banyak mencetak gol.

Dirinya memang memiliki penyelesaian akhir yang cukup baik, 14 tendangan ke gawang ketika di CSKA setengah musim lalu, berbuah tujuh gol untuk kesebelasannya. Enam jerih payah diantaranya dicetak di dalam kotak penalti.

Rataan tendangan yang mencapai 78%, itu lebih tinggi dibandingkan trisula milik Garcia saat ini. Adem Ljajic menjadi pemain dengan akurasi tertinggi dengan rataan 65%, Gervinho sebesar 53% dan Francesco Totti cuma 45%.

Sedangkan setiap pertandingannya, Roma hanya memiliki 14,33% setiap pertandingannya. Sebagai kesebelasan yang ingin mengejar scudetto, tentu statistik ini sangat penting untuk diperbaiki.

Selain cocok menjadi predator di dalam kotak penalti, Doumbia pun bisa diinstruksikan bermain lebih ke dalam. Dirinya bisa mengemban tugas Garcia, seperti apa yang diperintahkan kepada Totti sebagai False 9.

Pasalnya, ia salah satu tipikal pemain yang senang mendribel bola. Rataan dribel sukesnya selama setengah musim ini mencapai 64%. Dilengkapi dengan akurasi operan 73% dan 11 kali menciptakan umpan kunci. Faktor tersebut juga membuat Doumbia bisa ditempatkan menjadi penyerang sayap.

Akan tetapi Doumbia merupakan pemain yang lemah ketika duel udara, meski body ball-nya cukup yahud. Setengah musim lalu, ia cuma memenangkan empat kali duel udara dari 14 kali beradu dengan lawan.

Garcia memang menerapkan strategi menyerang bagi kesebelasan yang dibesutnya. Mantan pelatih Lille OSC tersebut menggunakan beberapa alternatif serangan.

Baik itu melalui bek sayap, dialirkan ke tengah, lalu dialirkan kepada kedua penyerang sayap dan merengsek ke sepertiga akhir pertahanan lawan, baik diselesaikan sendiri maupun oleh penyerang tengah. Terus-terusan mengandalkan kedua sayap dengan memanfaatkan lebar lapangan juga bisa menjadi opsi. Kedua cara di atas diperkirakan akan sanggup diemban oleh Doumbia karena ia bisa menjadi penyerang tengah maupun sayap.

Mobilitas Ibarbo Bisa Manjakan Dua Trisula Roma Lainnya

Selain Doumbia, Roma juga mendatangkan Victor Ibarbo yang bisa menempati posisi yang sama, namun dengan karakter berbeda. Hanya saja, pemain yang didatangkan dari Cagliari ini memiliki insting bertahan lebih baik.

Karakteristik pantang menyerah Ibarbo membuat ia sering melakukan pelanggaran di sepertiga akhir lapangan lawan. Dalam setengah musim lalu saja, sebagai pemain depan ia sudah melakukan pelanggaran 40 kali.

Hal tersebut perlu diwaspadai pemain Kolombia ini, pasalnya terkadang karakteristik itu tidak diperlukan Garcia. Tentunya faktor itulah yang membuat Marco Boriello sering menjadi penghias bangku cadangan Giallorossi selama ditangani pelatih Garcia.

Kendati demikian, mobilitas Ibarbo diharapkan mampu menyokong rekan-rekannya untuk lebih tajam. Selain kemampuan dribel mumpuni, pemain 24 tahun tersebut juga dilengkapi dengan akurasi operan yang baik, yaitu sebesar 82%. Ia juga berhasil melahirkan 20 umpan kunci dan dua diantaranya menjadi assist.

Maka, kehadirannya bisa melancarkan Doumbia dalam urusan mencetak gol atau penyerang-penyerang lain seperti Ljajic, Totti, maupun Gervinho. Apalagi jika mengingat Juan Iturbe harus absen hingga akhir musim.

Kehadiran kedua pemain tersebut, terutama Doumbia, diharapkan bisa membuat serangan serigala ibukota lebih mengigit. Apalagi jika berkaca ketika berimbang melawan Empoli pada pekan lalu, Minggu (1/2/2015), dari 11 kesempatan tendangan ke gawang, hanya empat yang tepat sasaran.

Sejauh ini Giallorossi baru bisa mencicipi penampilan Ibarbo ketika perempat final Coppa Italia. Akan tetapi penampilannya tidak mampu menolong kesebelasan barunya itu dari kekalahan.

Di sisi lain, Roma juga mesti sabar mendapatkan servis Doumbia. Mengingat ia masih membela tim nasional Pantai Gading bersama Gervinho di Piala Afrika 2015.

Maka, jika kedua pemain itu sudah lengkap berada di ibu kota, mampukah mereka mengakhiri paceklik gol trisula Roma? Tentu kita semua menunggu jawaban dari perjudian Garcia setelah ia melepas Destro ke Milan.

Komentar