Bersabarlah, Fans Manchester United!

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Bersabarlah, Fans Manchester United!

Siapa yang bilang Manchester United tidak menandatangkan siapa-siapa di jendela transfer musim dingin kemarin? Memangnya Víctor Valdés, Sadiq El Fitouri, dan Andy Kellett bukan pemain sepakbola?

Baiklah, kami memahami jika Anda melontarkan pertanyaan yang pertama. Juga, tanpa mengurangi rasa hormat, pertanyaan ke dua memang patut untuk diutarakan, tentunya dengan beberapa alasan yang bisa kita terima.

Bisa dibilang, United tidak mendatangkan satupun pemain (yang signifikan) pada jendela transfer musim dingin.

Untuk transfer Valdés, United melakukannya lantaran untuk berjaga-jaga andaikan mereka kehilangan David De Gea yang masih memiliki kontrak hingga 18 bulan ke depan.

Yang membuat kita terkejut mungkin ketika United mendatangkan El Fitouri dan Kellett. Dua pemain muda itu kemungkinan akan lebih banyak dilibatkan untuk tim U-21 United.

Padahal kesebelasan asal Manchester itu berkali-kali dikaitkan dengan banyak sekali bek tengah seperti Mats Hummels (Borussia Dortmund), Marquinhos (Paris Saint-Germain), Aymeric Laporte (Athletic Club), Diego Godin (Atletico Madrid), Ryan Shawcross (Stoke City), dan banyak bek tengah lainnya. Mereka juga, anehnya, dikaitkan dengan Gareth Bale dari Real Madrid.

Tapi akhirnya pada tenggat waktu jendela transfer musim dingin kemarin, banyak fans Setan Merah yang merasa kecewa karena tak satupun dari pemain di atas yang berhasil United datangkan.

Mereka semua menduga kesebelasan kebanggaan mereka tersebut “kurang memiliki ambisi”. Namun, kami menilai sebenarnya hal di atas sangat masuk akal. Ya, kami memahami jika United “tak mendatangkan satu pun pemain” di awal tahun ini.

United sudah memiliki terlalu banyak pemain

Berlawanan dengan kepercayaan banyak orang, skuat United tidaklah “kurus”. Manchester United adalah satu-satunya kesebelasan di Liga Primer yang sudah memainkan 31 pemain mereka. Sekarang mereka memiliki 26 anggota tim.

Untuk perbandingan saja, Chelsea memiliki skuat sebanyak 22 pemain, sedangkan Manchester City memiliki skuat sebanyak 24 pemain. Kemudian jika kita melihat klasemen, Chelsea dan City masih berada di atas United.

Untuk lebih mendalaminya lagi, posisi bek tengah telah menjadi daerah yang paling disebutkan sebagai kelemahan United.

Kemudian jika kita lihat, dari segi jumlah pemain, United memiliki 7 bek tengah dengan 3 di antaranya adalah pemain muda seperti Tyler Blackett, Patrick McNair, dan Thomas Thorpe.

Mereka juga memiliki 5 bek sayap (di kiri dan kanan) jika kita memasukkan Luis Antonio Valencia dan Ashley Young sebagai bek sayap, 6 gelandang tengah, 4 pemain sayap, dan 4 penyerang.

Bahkan Adnan Januzaj dan Ander Herrera saja tidak bisa masuk tim secara reguler. Memang nasib United sebenarnya tidak buruk-buruk amat.

Untuk bek, Phil Jones dan Chris Smalling sebenarnya masih bisa diandalkan, Jonny Evans memang agak rentan, Marcos Rojo juga masih beradaptasi tapi dinilai sudah bermain dengan baik, sementara Blackett dan McNair telah bermain dengan baik setiap kali dipanggil.

Satu-satunya bek tengah yang masih belum membuktikan diri hanyalah Thorpe yang baru sekali bermain, saat melawan West Ham di awal musim.

Catatan utamanya adalah, jika United ingin mendatangkan bek tengah baru, salah satu (atau bahkan dua) dari mereka harus keluar terlebih dahulu.

Memang Hummels idealnya akan menjadi pembelian yang baik, tetapi bulan Januari tidak akan menjadi waktu yang tepat bagi Borussia Dortmund untuk melakukan penjualan pemain. Mereka tidak sedang terburu-buru.

Dari segi pemain, Hummels masih memiliki kontrak sampai Juni 2017 dan telah menjadi model profesional, ia tidak pernah menggerutu atau bermain dengan setengah hati meskipun Dortmund sedang tidak dalam performa yang baik di Bundesliga Jerman.

Kemudian dari segi kesebelasannya, Dortmund juga sedang berada pada perempat-final Liga Champions.

Jadi, lini pertahanan bukanlah masalah terbesar bagi United musim ini, masalah utama mereka adalah: lebih dari 40 kasus cedera yang menghantui skuat mereka, sehingga hal ini menimbulkan efek domino berupa kurangnya pilihan pada tim inti mereka, yang juga berakibat pada tidak konsistennya permainan mereka.

Untuk melengkapi anggapan ini, United sebenarnya baru mengalami empat kali kekalahan dalam 23 pertandingan liga, 2 masing-masingnya mereka derita di kandang maupun tandang, mereka juga masih bermain di kompetisi Piala FA.

Khusus untuk Piala FA, bahkan Van Gaal dengan penuh percaya diri berkata: “Pasanglah taruhan kalian kepada United untuk memenangkan Piala FA.”

Jendela transfer untuk menjual, bukan untuk membeli

Seperti yang telah disebutkan di atas, jendela transfer musim dingin yang ideal bagi United adalah saat dimana mereka lebih banyak menjual pemain daripada membeli pemain.

Sebelumnya pada musim panas, United memiliki skuat dengan ukuran yang besar dan melakukan sedikit penjualan. Ini yang membuat Louis van Gaal agak tidak leluasa.

Nah, sampai deadline day kemarin dia sudah melepas Anderson, Darren Fletcher, Wilfried Zaha, Marnick Vermijl, sampai Michael Keane. Untuk ukuran Van Gaal, ia sudah sukses menjalankan jendela transfer musim dingin dengan sangat baik.

Jika Anda masih belum bisa menerima pernyataan di atas, mari tempatkan diri Anda di posisi Van Gaal.

Pertama, pastinya Anda pernah bermain video game FIFA, Pro Evolution Soccer, atau bahkan yang lebih komprehensif seperti Football Manager. Anda pasti akan kepusingan jika skuat Anda terlalu “gemuk” dan banyak pemain yang tidak bahagia karena mereka meminta jam bermain yang lebih banyak.

Ditambah lagi, neraca kesebelasan pasti sedang dalam kondisi tidak sehat, banyak pemain yang harus dibayar gajinya setiap pekannya. Apalagi pada musim panas juga United telah mengeluarkan uang yang mencapai 150 juta poundsterling.

Jadi, menurut Van Gaal, perginya Fletcher juga sudah dipikirkan dengan matang. Ia membutuhkan waktu bermain. Zaha juga tidak terlalu mengesankan pada masa peminjamannya di Crystal Palace. Sementara Anderson... ya begitulah.

Sekarang Van Gaal memiliki skuat yang sudah sedikit terpangkas. Ia akan lebih leluasa dalam memilih pemain, skuatnya pun akan lebih harmonis.

Masalah utama Van Gaal bukanlah pada pemain

Dari pembahasan-pembahasan di atas, masalah utama Van Gaal bukanlah tentang pemain, tapi tentang taktik.

Baik Chelsea dan City, seperti yang telah kami sebutkan di awal artikel ini, memiliki skuat yang lebih kecil tetapi dengan pemain-pemain kelas dunia. Memang tidak ada “nama besar” di lini pertahanan United, tapi mereka sebenarnya sudah memiliki pemain berkelas di setiap posisinya.

Tengok saja Wayne Rooney, Angel di Maria, Robin van Persie, Radamel Falcao, Juan Mata, dan David De Gea, hampir tidak ada satupun pemain di atas yang tidak kita ketahui.

Jadi, masalahnya bukan “nama besar”, tapi taktik. Van Gaal sudah harus berjuang dengan cedera dan bereksperimen dengan banyak taktik, terutama dengan 3-5-2 selama lebih dari setengah musim. Tentunya ini mengarah kepada kebingungan berjamaah dari para pemainnya. Januzaj menjadi pemain terbaru yang mengaku kebingungan ketika ia bermain dengan 3-5-2.

Tapi, ada tanda-tanda konsistensi dalam pembentukan dan pendekatan Van Gaal ini. Transisi memang berjalan lambat, kemunduran dan keanehan pun sering terjadi, tapi Van Gaal sebenarnya sudah melakukannya dengan baik sampai sejauh ini. Jadi memang para pendukung United harus lebih bersabar.

United tidak punya uang

Masalah terakhir United adalah uang. United sudah menghabiskan 150 juta poundsterling di musim panas. Financial Fair Play bukanlah ancaman kosong, sehingga penting untuk menyeimbangkan neraca keuangan.

Satu hal yang mengkhawatirkan adalah bahwa pada kuartal awal United sempat mengalami kerugian. Tapi neraca mereka sudah mulai membaik menurut laporan kuartal ke dua yang sudah dirilis di website resmi mereka beberapa waktu yang lalu.

Tanpa penjualan pemain, tidak ada cara bagi United untuk bisa membeli pemain di musim dingin yang sudah berlalu. Fletcher dan Anderson dilepas dengan gratis, sementara Vemijl dan Michael Keane dilepas dengan harga yang tidak terlalu tinggi jika mereka ingin mendatangkan pemain seperti Hummels atau Marquinhos.

Lagipula, Van Gaal bukanlah tipikal manajer yang akan membeli dengan membabi buta. Ia terkenal bertele-tele dalam mendatangkan pemain.

Pekerjaan utama Van Gaal adalah membawa Setan Merah untuk mencapai posisi Liga Champions musim depan. Ini menjadi sebuah kewajiban lantaran Adidas berjanji untuk membayar 75 juta poundsterling per tahun mulai musim depan jika mereka bisa lolos ke Liga Champions. Sebuah nilai yang luar biasa tinggi.

Sementara jika United tidak berhasil lolos ke Liga Champions, mereka “hanya” akan mendapatkan 50 juta poundsterling per tahun. Nilai yang sebenarnya masih tinggi juga.

Fans United sebelumnya tidak pernah seputus asa ini hanya untuk urusan lolos ke Liga Champions, jadi bisa dipahami ini merupakan alasan utama kenapa mereka sangat menginginkan untuk membeli pemain besar pada bulan Januari.

Namun, ada tiga hal, yaitu uang yang mereka miliki, pendekatan taktik, dan pasar pemain yang harganya semakin meningkat. Tiga hal itu lah yang membuat kita sangat mudah untuk memahami kenapa United tidak berbelanja di jendela transfer kemarin.

Tapi jangan panik. Jika melihat ramalan klasemen akhir Liga Primer Inggris pada artikel berikut ini, seharusnya fans United hanya perlu bersabar menanti musim depan...

Komentar