Alasan Persebaya Tak Perlu Merekrut Djemba-Djemba

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Alasan Persebaya Tak Perlu Merekrut Djemba-Djemba

Persebaya ISL baru saja mengumumkan bahwa Eric Djemba-Djemba, mantan gelandang Manchester United, akan menjadi penggawa anyar mereka. Namun setelah kami telisik lebih dalam, tampaknya Persebaya tak terlalu membutuhkan mantan pemain timnas Kamerun ini.

Djemba-Djemba menjadi bagian dari United  selama dua musim, 2003/2004 dan 2004/2005. Pemain berkewarganegaraan Kamerun-Prancis ini didatangkan dari Nantes berbarengan dengan kedatangan Cristiano Ronaldo dari Sporting Lisbon.

Selama dua musim, total 41 pertandingan dijalaninya dengan berseragam merah kebanggaan United. Kala itu, Djemba-Djemba yang masih berusia 22 tahun memang harus bersaing dengan gelandang lain yang lebih berkualitas macam Paul Scholes, Roy Keane, Nicky Butt, dan pemain yang baru saja meninggalkan United beberapa waktu lalu, Darren Fletcher. Trofi yang berhasil diraihnya kala itu Piala FA dan Community Shield.

Secara kualitas, kemampuan Djemba-Djemba tak perlu diragukan lagi. Setelah meninggalkan Premier League, sempat bermain untuk Aston Villa, pemain yang sekarang berusia 33 tahun ini terus aktif bermain di berbagai liga-liga Eropa hingga pada akhirnya tahun lalu berlabuh ke kesebelasan India Super League, Chennaiyin FC.

Chennaiyin FC sendiri menjadi pemuncak klasemen saat babak pertama. Memasuki babak empat besar, kesebelasan yang dilatih mantan bek timnas Italia, Marco Materazzi, ini dikalahkan Kerala Blasters dengan agregat 4-3.

Baca juga artikel tentang sepakbola Indonesia lainnya:

Membedah Taktik Arema yang Menghasilkan Tiga Trofi Pramusim

Banjir Pemain Eropa, ISL Musim Depan Akan Lebih Berteknik?

10 Penyerang Asing yang Layak Dijajaki Kesebelasan Indonesia


Namun secara fungsi, tampaknya Djemba-Djemba bukan perekrutan tepat bagi Persebaya. Pasalnya, sudah terlalu banyak pemain yang berposisi sebagai gelandang tengah.

Persebaya sendiri musim ini dihuni oleh banyak pemain-pemain muda. Pada posisi gelandang, terdapat tiga penggawa timnas U-22: Evan Dimas, Muhammad Hargianto, dan Zulfiandi. Belum lagi gelandang lain seperti Asep Berlian dan Muhammad Fauzan Jamal menjadi pemain inti di kesebelasan yang mereka bela sebelumnya, Persik Kediri dan Persijap Jepara.

Persebaya sendiri diprediksi akan menggunakan formasi 4-2-3-1. Posisi gelandang serang sendiri nantinya akan diisi oleh gelandang asal Kroasia, Roberto Alviz. Maka dari itu, slot dua gelandang dalam formasi ini akan diperebutkan oleh enam pemain.

Adanya Djemba-Djemba akan membuat perebutan pemain inti di posisi gelandang semakin mengerucut. Djemba-Djemba yang kabarnya dikontrak di atas 1,5 milyar ini tentu saja didatangkan bukan untuk menghangatkan bangku cadangan. Pun begitu dengan Alviz.

Otomatis satu tempat di posisi gelandang akan diperebutkan oleh gelandang-gelandang lokal yang cukup berkualitas. Dengan kualitas yang dimiliki Evan Dimas pun tampaknya gelandang lain akan lebih sering menjadi pemain cadangan.

Posisi penyerang seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari jajaran pelatih dan manajemen. Kepergian Emmanuel ‘Pacho’ Kenmogne tentu saja tak bisa dengan mudah digantikan oleh nama-nama lokal seperti Agung Supriyanto, Reza Mustofa, Slamet Nurcahyono, dan Dave Mustaine.

Dave ini tentunya bukan Dave Mustaine yang merupakan personil band trash metal, Megadeth. Dave yang ini masih berusia 23 tahun dan sebelumnya hanya mencetak satu gol dari 627 menit bermain untuk Persekap Kota Pasuruan.

Agung yang pernah sekali mencicipi seragam timnas Indonesia pada era dualisme liga Indonesia, musim lalu hanya mencetak satu gol dari enam kali kesempatan tampil bersama Persija Jakarta. Reza, yang berposisi asli sebagai gelandang serang, hanya mencetak empat gol dari 16 penampilannya bersama Persegres Gresik.

Pun begitu dengan Slamet Nurcahyono. Meskipun bermain di seluruh laga bersama Persepam Madura, hanya dua gol yang berhasil dicetak pemain berusia 31 tahun ini. Apalagi sebenarnya Slamet pun berposisi asli sebagai gelandang.

Persebaya memang bukan tanpa upaya untuk menggaet penyerang impor. Pada beberapa laga uji coba, David Balla dan Fabrice Marcolino sempat mencoba peruntungannya dengan menjalani seleksi. Namun sang pelatih, Ibnu Graham, tak puas dengan performa yang ditunjukkan kedua pemain tersebut.

Meskipun begitu, perekrutan Djemba-Djemba tetaplah bukan keputusan bijaksana. Masih tak terbayang akan seperti apa lini serang Persebaya musim depan tanpa penyerang yang kualitasnya di atas rata-rata. Untuk menambah pemain asing, sudah tak mungkin lagi karena sebelumnya Persebaya telah mengikat Otavio Dutra, bek asal Brasil.

Selain itu, kontraknya yang kabarnya lebih mahal dari pemain-pemain asing yang beredar di Indonesia bisa membuat kerepotan manajemen dari segi finansial. Secara nama besar pun Djemba-Djemba takkan terlalu menjadi daya tarik meski pernah bermain untuk salah satu kesebelasan top Inggris. Jangan sampai kembali terulang "lebih besar pasak daripada tiang".

Maka akan lebih baik, manajemen Persebaya memikirkan ulang apakah Djemba-Djemba akan berguna untuk tim atau tidak. Manajemen dan pelatih Persebaya jangan tergiur oleh mulut besar sang agen.

foto: sport.net

Komentar