Dua Laga Pembuktian Kehebatan Gareth Bale

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Dua Laga Pembuktian Kehebatan Gareth Bale

Tak ada satupun orang yang puas dijadikan sebagai yang kedua. Semua orang selalu ingin jadi yang pertama. Karena menjadi yang pertama sangatlah spesial dan teramat istimewa.

Di Real Madrid, selama ada Cristiano Ronaldo, sehebat apa pun kemampuan seorang pemain, mereka tak akan mampu melebihi kebintangan Ronaldo, baik dari segi kemampuan mencetak gol, maupun aktivitas yang terjadi di dalam dan di luar lapangan.

Pemain mahal macam Gareth Bale tentu saja merasakan hal ini. Saat babak final Liga Champions 2014 misalnya, orang-orang lebih tertarik membicarakan siapa yang dipeluk Ronaldo pasca pertandingan usai, ketimbang gol Bale yang membuat Madrid berhasil membalikkan keadaan.

Bale tentu saja memiliki kemampuan yang bisa menjadi ace atau andalan sebuah kesebelasan. Sebelum bergabung ke Madrid, pemain berkebangsaan Wales ini menjadi bintang kesebelasan Inggris, Tottenham Hotspur. Betapa hebatnya Bale pun ditunjukkan dengan nilai transfer yang dikeluarkan Madrid untuk memboyong pemain berusia 25 tahun tersebut: 82 juta pounds.

Namun dengan Ronaldo yang jarang mengalami cedera, hanya sedikit panggung bagi Bale untuk menjadi bintang yang sebenar-benarnya pada pertandingan Madrid. Tak jarang Bale pun dinilai overrated jika dibandingkan dengan harganya yang setinggi langit.

Nah, pada dua pertandingan ke depan, Real Madrid akan berlaga tanpa Ronaldo. Pria yang baru saja meraih Balloon d'Or ketiganya tersebut mendapatkan hukuman larangan bermain selama dua pertandingan karena aksinya yang memukul bek Cordoba, Edimar beberapa waktu lalu.

Maka inilah saat yang tepat bagi Bale untuk membuktikan kapasitasnya. Ia harus membuktikan bahwa ia pun bisa menjadi pemain yang diandalkan Madrid. Apalagi dua lawan yang dihadapi tanpa Ronaldo ini bukan kesebelasan lemah: Real Sociedad dan Sevilla. Sociedad yang ditangani David Moyes berhasil mengalahkan Barcelona, sementara Sevilla kini bertengger di peringkat lima klasemen.

Tanpa Ronaldo pun Bale berkesempatan untuk kembali ke posisi aslinya, sayap kiri. Ya, saat di Tottenham, sisi kiri, baik bek kiri maupun sayap kiri, merupakan posisi idealnya, posisi yang membuatnya menjadi pemain hebat. Namun di Madrid, posisi ini ditempati oleh Ronaldo.

Formasi 4-3-3 tampaknya masih akan menjadi andalan Carlo Ancelotti meski harus bermain tanpa Ronaldo. Ini dikarenakan Madrid memiliki banyak pemain berkualitas yang menghuni posisi gelandang. Apalagi Los Galacticos baru mendatangkan Lucas Silva yang juga berposisi sebagai gelandang.

Persaingan di lini tengah tentunya cukup sengit mengingat menit bermain Sami Khedira dan Asier Illarramendi pun sangat sedikit. Biasanya, trio lini tengah Real Madrid ditempati oleh James Rodriguez, Toni Kroos, dan Isco (setelah Luka Modric cedera).

Maka dari itu, Bale mungkin harus melupakan keinginannya untuk bermain dalam formasi 4-4-2, formasi yang biasa digunakannya selama berkarir di Tottenham. Selain persaingan di lini tengah, rasanya tak ada partner yang ideal di lini depan bagi Karim Benzema.

Dalam formasi 4-3-3, Bale mungkin akan ditempatkan sebagai penyerang kiri. Penyerang kanan bisa diisi oleh Jese Rodriguez. Bahkan tak menutup kemungkinan salah satu dari James Rodriguez atau Isco diposisikan sebagai trisula di lini depan bersama Bale dan Benzema.

Di manapun Bale nantinya ditempatkan, dengan siapapun ia nantinya ia ditandemkan, inilah saat yang tepat baginya untuk menjadi pemain nomor satu di Madrid, pemain spesial dan istimewa bagi Madrid. Jika dua laga ini berakhir tak memuaskan bagi Madrid, kritik sudah barangtentu menantinya pasca pertandingan.

foto: walesonline.co.uk

Komentar