Cara Baru Membangun Pagar Betis dari OGC Nice

Taktik

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Cara Baru Membangun Pagar Betis dari OGC Nice

Lazim kita melihat kesebelasan yang membuat pagar betis saat terkena hukuman tendangan bebas di depan kotak penalti. Bahkan, praktik seperti ini bisa dibilang wajib. Pagar ini biasanya diatur oleh kiper yang bersiaga di bawah mistar. Pengaturan tersebut meliputi jumlah orang yang berdiri, posisi, jumlah pemain, hingga siapa yang seharusnya berdiri.

Tetapi ada satu kelemahan dalam cara konvensional ini, yakni meninggalkan lubang pada sudut pagar pemain. Penendang jempolan yang punya akurasi tinggi akan mudah menempatkan bola di atas pagar dengan kecepatan yang tepat. Bola menjadi sulit dijangkau kiper karena posisinya berada di tiang jauh atau sudut yang tidak tertutup pagar.

Memperbanyak jumlah pemain di pagar betis juga bukan solusi yang sepenuhnya tepat. Karena masih ada penyerang yang butuh pengawalan atau pemain yang bersiaga di depan untuk melakukan serangan balik. Kelemahan di atas sepertinya yang coba dipecahkan oleh tim cadangan (reserves) Liga Prancis, OGC Nice.

Caranya adalah dengan menempatkan kiper di depan sebagai pagar dan barisan pagar betis justru ada di belakang, seperti gambar di bawah. Ternyata taktik yang aneh tersebut berhasil menggagalkan tendangan bebas lawan. Lalu apakah cara ini efektif dilakukan dan dapat digunakan sebagai cara baru membentuk pagar? Mari kita bahas.

tendangan bebas normal
Pagar betis dan posisi kiper pada umumnya.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, cara konvensional akan meninggalkan lubang di area yang tidak tertutup. Untuk mengantisipasinya, kiper biasanya akan berdiri di posisi nomor 2. Maka untuk mencetak gol, penendang akan menempatkan bola yang jauh dari kiper dan harus melewati pagar. Jika tepat kecepatan dan penempatannya kemungkinan berbuah gol akan tinggi.

Lalu, bagaimana jika kiper berada di posisi no 1? Cara ini justru lebih rawan kebobolan karena jika jumlah pagar kurang, karena harus mengawal pemain lain, lubang tadi akan lebih terbuka. Penendang tinggal mengarahkan bola ke kanan dan jauh lebih mudah karena tidak ada penghalang.

====================================================================

tendangan bebas tidak normal
Pagar yang dilakukan oleh OGC Nice. Kiper berada di depan, sedangkan pemain lain membentuk pagar betis di belakang.

Pada cara ini sudut tendangan justru berhasil tertutup amat baik oleh kiper. Meski jumlahnya hanya satu tetapi tidak berarti pagar ini lebih lemah, karena kiper dapat memakai seluruh anggota badannya. Bola yang mengarah ke atas atau samping dapat ia tepis lebih baik daripada pagar biasa. Jika lolos juga masih ada pagar lain yang berdiri di belakangnya. Pada kasus OGC Nice, bola dicungkil oleh penendang agar dapat melewati kiper. Namun karena dicungkil, bola menjadi pelan dan dapat dihalau dengan mudah oleh pagar di belakangnya.

Meski akhirnya berhasil, tapi cara ini sebenarnya juga ada kelemahan. Para pemain yang berkumpul di belakang membuat lawan menjadi bebas dari offside. Sehingga penendang sebenarnya punya banyak opsi untuk mengumpan bola daripada melakukan tembakan langsung. Mungkin saja ia sedang bingung karena menghadapi situasi yang memang tak biasa.



Bolehlah jika kita coba cara ini jika bermain sepakbola nanti. Tapi jika si penendang adalah Hakan Calhanoglu mungkin tetap tak akan berpengaruh.

Asalkan jangan mencoba membuat pagar betis seperti tim Brasil ini, karena akan membuat anda tampak konyol.

Ide cerita: The Telegraph

Komentar