Sial-sial yang Mendera Pemain Bernama Diarra

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Sial-sial yang Mendera Pemain Bernama Diarra

Masih tersimpan dalam ingatan kita jika Mahamadou Diarra dan Lassana Diarra pernah menjadi bagian dari salah satu skuat kesebelasan terkaya dunia, Real Madrid. Jika Mahamadou membela Los Galacticos pada 2006 hingga 2011, Lass berbaju Madrid pada 2009-2012.

Meski tak memiliki ikatan darah, keduanya memiliki beberapa kesamaan. Selain pernah berada satu tim ketika di Madrid (pada 2009-2011), keduanya pun berposisi sebagai gelandang bertahan. Bahkan gaya bermain keduanya pun sangat mirip.

Selain kesamaan di atas, ternyata nasib keduanya saat ini pun memiliki kesamaan. Ya, keduanya kini tak memiliki kesebelasan untuk melanjutkan karirnya sebagai pesepakbola. Pada tahun 2015 ini pun keduanya berharap bisa segera mendapatkan kesebelasan untuk dibela.

Mahamadou sebelumnya bermain untuk kesebelasan asal Inggris, Fulham. Pemain berusia 33 tahun ini bermain selama dua musim untuk kesebelasan yang bermarkas di Craven Cottage tersebut. Bergabung pada tahun 2010, kontrak mantan pemain timnas Mali ini tak diperpanjang setelah Fulham terdegradasi pada musim lalu.

Jika kontrak Mahamadou tak diperpanjang, Lass bernasib lebih tragis. Pemain bernomor punggung 10 kala membela Madrid ini dipecat oleh kesebelasan yang ia bela pada musim lalu, Lokomotiv Moscow, pada Agustus 2014. Keputusan ini diambil oleh manajemen tim karena pemain yang juga pernah membela Chelsea dan Arsenal ini tak kunjung mengikuti latihan pra-musim.

Tapi ternyata, tak hanya Mahamadou dan Lass saja yang kini tak memilik tim. Alou Diarra pun menjadi Diarra lainnya yang sedang mencari-cari kesebelasan untuk dibela pada 2015. Berstatus pinjaman ketika bermain untuk Rennes pada musim lalu, ia masih tak mendapatkan tempat di kesebelasan yang memiliki kontrak penuhnya, West Ham United. Alou pun tak diperpanjang kontraknya pada akhir musim lalu.

Alou ini bukan pemain antah berantah. Ia pernah membela tiga kesebelasan top Prancis: Bordeaux, Lyon, dan Marseille. Ia pun merupakan salah satu penggawa timnas Prancis yang telah memiliki 44 caps. Ia pun cukup aktif membela tim junior timnas Prancis pada periode 2001 hingga 2004.

Jika Mahamadou, Lass, dan Alou, sial karena masih tak memiliki kesebelasan untuk dibela sekitar enam bulan lamanya, Diarra lain, Cheikh Diarra, mengalami kesialan berbeda. Penyerang berusia 22 tahun asal Mali ini baru mencetak satu gol dari 19 penampilannya bersama AJ Auxerre. Padahal musim lalu cukup menjanjikan karena mencetak 10 gol dari 30 penampilan bersama FC Istres.

Namun tak semua pemain bernama Diarra sedang berada dalam masa sial. Lamine Diarra menjadi anomali tersendiri. Pada musim ini, Lamine yang bermain untuk kesebelasan asal Turki, Antalyaspor,  menjadi pencetak gol terbanyak divisi dua Liga Turki. Dari 15 penampilan, Lamine mencetak 12 gol.

Tapi tetap saja, nasib sial yang dialami trio Diarra pertama, Mahamadou, Lass, dan Alou, cukup mengagetkan. Dengan segudang pengalaman yang dimiliki ketiganya, harusnya akan banyak kesebelasan yang siap menampung jasa mereka. Tapi nyatanya, kini mereka menganggur sambil menanti tawaran yang datang padanya.

AC Milan mungkin berminat merekrut salah satunya? Free.

foto: whoateallthepies.tv

Komentar