Derita "Kungfu" dan Kisah-Kisah Ashley Cole di Italia

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Derita

Doa Ashley Cole ketika malam tahun baru 2015, tampaknya belum cepat dikabulkan. Ajang pembuktian karir sepakbolanya berakhir dengan cepat, saat menghadapi Empoli, Rabu (21/1/2015) dini hari. Bekas bek kiri Arsenal tersebut kembali muncul dalam susunan pemain AS Roma, pada pertandingan Coppa Italia di Stadion Olimpico kala itu. Dirinya diturunkan oleh Rudi Garcia sejak menit pertama dan berkesempatan membuktikan kemampuannya kepada pelatih Roma tersebut.

Akan tetapi, ia hanya bertahan selama 22 menit karena digantikan Jose Cholevas. Ditariknya Cole, bukan karena penampilan buruk selama 22 menit. Melainkan akibat menerima tendangan kungfu Matias Vecino.

Saat itu, kedua pemain sedang melakukan perebutan bola. Lalu, tendangan Vecino malah mendarat di dagu Cole. Dirinya pun langsung terkapar dan mendapatkan penangan dari tim medis Roma. Sekitar dua menit mendapatkan perawatan, Cole pun menyerah. Ia ditarik keluar oleh Rudi Garcia dan masih dalam perawatan di mobil medis.

Maka, ia pun mesti menunda ajang kebangkitan dalam karir sepakbolanya. Padahal, Cole tengah membutuhkan kesempatan, mengingat ia semakin kehilangan sentuhannya, terutama ketika mulai berkiprah di Liga Italia pada musim ini.

Terakhir, namanya ada dalam susunan pemain awal ketika menghadapi Atalanta pada 22 November silam. Lalu tujuh pertandingan berikutnya, ia tidak lagi diberi kesempatan lagi oleh Garcia. Mantan penggawa tim nasional Inggris itu dinilai tidak mampu beradaptasi dengan sepakbola Italia. Dulu selama berkarir di Premier League, Cole dikenal sebagai bek sayap dengan penguasan bola yang cepat.

Hal itu sesuai dengan iklim sepakbola tanah Britania yang mengutamakan fisik dan kecepatan. Akan tetapi ketika berkiprah di Italia, ia harus bermain lebih sabar, menghadapi lawan yang menguji kesabaran juga.

Maka dari itu akurasi operan dalam delapan pertandingannya mencapai 91 persen, lebih besar daripada dua musim sebelumnya. Dampak dari permainan yang lambat dan menguji kesabaran untuk mencari celah pertahanan lawan.

Akan tetapi rupanya itu tidak seirama dangan tipikal permainan bek bernomor tiga ini. Seperti yang disebutkan tadi, di Serie-A ia cuma diberi kesempatan delapan kali dari 19 pertemuan.

Sebetulnya kesempatan bermain pria 34 tahun ini sudah minim sejak musim lalu. Ketika memperkuat Chelsea pada Premier League 2013/2014. Ia cuma 15 kali berada di susunan pemain selama satu musim penuh.

Rupanya kepindahan dirinya ke Roma pun tidak membuat karirnya menanjak. Bahkan kini Cole mesti terkapar akibat tendangan kungfu Vecino. Tampaknya tragedi itu untuk menguji kesabaran untuk mendapatkan kepercayaan kembali. Termasuk sabar dalam membangun permainannya, sesuai dengan kriteria sepakbola Italia.

ash cole

Grafis Oleh : Irfan Muhammad

Komentar