Jadi, Etihad Itu Artinya United?

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Jadi, Etihad Itu Artinya United?

Jika Anda memperhatikan sepakbola pada akhir tahun 1990-an, Anda mungkin tidak akan mengira bahwa ada kesebelasan di Kota Manchester selain Manchester United yang akan menjadi kesebelasan papan atas di Inggris dan juga Eropa pada dekade selanjutnya.

Sampai saat ini Manchester City sudah menjadi klub besar yang menyaingi tetangganya tersebut. Sang "tetangga berisik" bahkan merupakan juara bertahan Liga Primer Inggris.

Kalau harus menyebut satu kejadian yang mengubah nasib kesebelasan Manchester Biru di atas, kejadian tersebut tentunya bukan lain adalah uang.

Uang, uang, dan uang. Itulah tiga kunci kesuksesan instan dari kesebelasan sepakbola. Jika Anda memiliki uang banyak, maka kesebelasan Anda sudah memiliki formula mendasar untuk mencapai sukses.

Uang tidak pernah menjadi masalah sejak Syeikh Mansour mengambil alih kepemilikan kesebelasan The Citizens pada tahun 2011.

Formula sukses ini langsung diaplikasikan dengan baik bagi City untuk menggasak United. Sejak Liga Primer bergulir, United memang merupakan tim tersukses di liga paling bergengsi tersebut.

Namun, nasib seolah berubah terutama setelah Sir Alex Ferguson pensiun. Performa United perlahan menurun superioritasnya, sementara City semakin menanjak.

Tapi, siapa yang sedang berada di bawah bayang-bayang siapa? Apakah United sekarang ini berada di bawah bayang-bayang City? Atau sama saja seperti dulu, yaitu City berada di bawah bayang-bayang United?

Daripada membicarakan performa dan sejarah, mari kita jawab pertanyaan di atas melalui pendekatan lain: pemasaran olahraga.

Etihad yang menjadi sponsor utama Manchester City

"Pengemasan ulang" City dimulai secara besar-besaran, selain pemain-pemain bintang yang didatangkan, salah satunya dengan dipindahkannya stadion mereka dari Maine Road ke City of Manchester Stadium.

Namun, akibat dari pemasaran olahraga, stadium tersebut berubah namanya sesuai dengan nama perusahaan yang mendanai paling banyak kesebelasan tersebut, yaitu Etihad.

Etihad Stadium adalah nama stadion City yang juga memiliki sponsor Etihad Airways di seragam mereka.

Penamaan ini seolah menjadi "gol bunuh diri" bagi City. Fans di situs media sosial menyatakan bahwa kata "Etihad" jika diterjemahkan dari Bahasa Arab ke Bahasa Inggris, memiliki arti "United".

Ini berarti stadion mereka secara harafiah memiliki arti "United Stadium", sementara di seragam mereka tertulis "United" sebagai sponsor resmi mereka. Sungguh ironis. Tapi, benarkah?

Jika melihat kembali pada tahun 2011 ketika James Hogan, perwakilan dari Etihad Airways, berbicara pada konferensi pers, ia mengatakan bahwa terjemahan yang benar dari "Etihad" adalah "Union".

Namun, hal ini gagal untuk menyelesaikan perdebatan, karena sebenarnya "union", "unity", "united" itu merupakan kata-kata yang saling bersinonim.

Lalu, jika kita berkonsultasi kepada kamus Bahasa Arab-Indonesia, "etihad" memiliki arti "persatuan", "aliansi", "persahabatan", dan "bersatu".

Arti sesungguhnya dari Bahasa Arab "Etihad"

Paul Tate, dari Bagian Ahli Ke-Timur-Tengah-an di Perpustakaan John Rylands di University of Manchester, mengatakan: "Ini tidak cukup jelas. `Etihad` tidak harafiah diterjemahkan sebagai `United`, tapi memang menyiratkan itu."

"Tapi `united` adalah kata sifat, sehingga kata untuk `united` dalam Bahasa Arab akan menjadi `Mutthid`. Misalnya, jika Anda mengatakan Manchester United, Anda akan mengatakan `Manchester al-Mutthid`."

Tate sendiri bukan merupakan fans City maupun United, jadi kita bisa menganggap bahwa pernyataan di atas bukan merupakan bantahan maupun pembelaan. "Saya adalah scouser (orang yang berasal dari Liverpool), jadi ini sangat lucu bagi saya," tutupnya.

Biarlah perdebatan ini tidak akan berakhir. Tapi kembali, jika kita melihatnya dari perspektif pemasaran olahraga, City yang harusnya bisa tertawa paling kencang. Karena gara-gara Etihad mereka jadi punya pemasukan sampai 100 juta paun setiap tahunnya, setidaknya sampai tahun 2021 nanti.

Ironis ataupun tidak ironis... Ya harus diakui, memang uang adalah segalanya di sepakbola.


Baca juga: City Football Academy, `Matahari Terbit` dari Timur Manchester

Sumber gambar: Getty Images

Komentar