Omong Kosong David Ginola Menjadi Presiden FIFA

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Omong Kosong David Ginola Menjadi Presiden FIFA

Aktivitas judi bola saat ini memang tengah dalam masa sibuk. Sepakbolanya memang begitu-begitu saja. Namun, pengembangan judi bola mulai bervariasi dengan memanfaatkan teknologi. Semuanya terasa begitu mudah karena ini merupakan kegiatan legal di Eropa, dan FIFA pun tak memandangnya sebagai suatu yang mengancam.

Kita tidak pernah tahu kekuatan apa yang ada di balik FIFA. Jika Anda meyakini ada rumah judi besar yang membekingi FIFA, hal tersebut akan jelas terungkap seandainya David Ginola terpilih menjadi Presiden FIFA selanjutnya. Sialnya, ini semua hanya trik pemasaran belaka.

Bekas pemain sayap Tottenham Hotspur dan timnas Prancis, David Ginola, menyatakan ketertarikannya untuk menantang Sepp Blatter dalam perebutan kursi nomor satu organisasi yang bermarkas di Zurich, Swiss, ini.

Namun, tampaknya ketertarikan Ginola hanyalah sebuah sensasi belaka. Saat ia mengadakan konferensi pers pada Jumat (16/1) lalu, ia nyatanya dibekingi oleh Paddy Power, sebuah rumah judi besar. Paddy Power sendiri dikenal kerap melakukan hal-hal sensasional yang sebenarnya merupakan cara mereka untuk promosi dan meningkatkan brand mereka.

Baca juga aksi Paddy Power lainnya:

Ketika Profesor Stephen Hawking Meramal Nasib Inggris di Piala Dunia


Suarez: Bintang Iklan Pelindung Mulut Paddy Power



Paddy Power, seperti dirilis Dailymail, mengungkapkan ide mereka untuk mendukung Ginola, tidak lain karena hasil survei. Mereka membuat sebuah daftar yang akan dicalonkan dan Ginola berada pada urutan ke atas. Ia bahkan mendapat dukungan hingga 250 ribu pounds oleh para penjudi. Paddy Power mengundang para penjudi untuk menjadi anggota dari teamginola.com. Dukungannya tentu dalam bentuk uang mulai dari lima pounds hingga 40 ribu pounds. Paddy Power menargetkan uang yang terkumpul bisa mencapai 2,5 juta pounds pada akhir Februari.

Omong kosong ini terlihat karena ada aturan FIFA yang menetapkan bahwa calon presiden mestilah mereka yang aktif sebagai admininstrator atau jabatan lain di klub, timnas, atau federasi selama minimal dua tahun dalam lima tahun terakhir. Mereka juga minimal mesti mendapatkan dukungan dari lima federasi.

Saat melakukan konferensi pers, terlihat ada raut ketegangan dalam wajah Ginola. Ia sulit menjawab tentang peran aktifnya dalam dunia sepakbola, dan mengapa dukungan Paddy Power ini mesti ia tanggapi dengan serius.


“Aku telah bekerja dalam banyak hal. Aku bekerja bagi sebuah klub di selatan Prancis, sebagai konsultan, dan aku memberikan saran bagi mereka yang membutuhkanku saat itu,” tutur Ginola.

Menurutnya, ia percaya dengan menjadi Presiden FIFA, ia dapat mengembangkan idenya, dan cara pandangnya terhadap sebuah pertandingan.

“Tiga hal yang sangat penting: transparansi, demokrasi, dan kesamaan. Itu hal utama yang ingin kuraih,” ujar Ginola, “Mungkin ini adalah pekerjaan tersulit dalam hidupku. Menjadi pesepakbola adalah tugas yang mudah jika dibandingkan dengan apa yang aku lakukan saat ini.”

Dengan percaya diri, Ginola pun mengaku bahwa dirinya mengerti benar tentang sepakbola dan FIFA. Ia mengatakan akan membawa sepakbola ke tingkat tertinggi, dengan proses yang adil dan demokratis. “Jika kita tidak bisa melepaskan segala kecurigaan dari sepakbola, lalu siapa yang bisa kita percaya?”

Ginola berjanji semua keuntungan yang didapatkan akan didistribusikan bagi 209 negara anggota FIFA, termasuk pengembangan dan sepakbola perempuan.

Selain Ginola, ada tiga kandidat yang akan menantang Sepp Blatter: Wakil Presiden FIFA Pangeran Ali Bin Al Hussein, bekas sekjen FIFA Jeroma Champagne, dan bekas presiden Chile Harold Mayne-Nicholls.

Setelah konferensi pers tersebut sejumlah media menulis beragam. Ada yang polos-polos saja dengan pencalonan tersebut, ada pula yang terang-terangan mengejek. Presentasi keberhasilan Ginola tentu amat kecil, apalagi dibandingan dengan Pangeran Ali yang mmeiliki “tambang uang”.

Namun, dukungan dari rumah judi seperti mengejek FIFA yang tidak memiliki aturan dukungan yang diberikan pada calon presiden. Hal ini tentu akan mendapatkan pandangan negatif pada FIFA itu sendiri.

Sumber gambar: dailymail.co.uk


">#VoteCooper

— OnlyAnExcuse (@OnlyAnExcuse) https://twitter.com/OnlyAnExcuse/status/556035234790408192">January 16, 2015

">#Ginola for FIFA president garbage. Doesn't qualify to run & he knows it. 1 day we'll be ashamed gambling is so involved in football.

— James Montague (@JamesPiotr) https://twitter.com/JamesPiotr/status/556006633655250945">January 16, 2015

Komentar