Roy Hodgson: Javier Mascherano adalah Pemain Terbaik Dunia

Cerita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Roy Hodgson: Javier Mascherano adalah Pemain Terbaik Dunia

Acara penganugeraah Ballon d’Or, atau ajang penentuan pemain terbaik dunia, memang sudah berlalu. Cristiano Ronaldo juga sudah didaulat sebagai peraih gelar prestisius tersebut. Jika muncul banyak perdebatan, terutama tentang siapa yang lebih baik antara Ronaldo dan Lionel Messi, FIFA mencoba bersikap senetral mungkin.

Seperti yang kita tahu, terpilihnya Ronaldo sebagai pemain terbaik dunia bukanlah proses sim-sala-bim. Ada banyak serangkaian voting yang dijalani oleh para kapten tim nasional, pelatih kepala tim nasional, dan juga wakil dari media. Semuanya diambil dari masing-masing negara anggota FIFA.

Setiap pihak di atas diperbolehkan memilih tiga pilihan, dengan pilihan pertama memiliki bobot nilai 5, pilihan ke dua memiliki bobot nilai 3, dan pilihan ke tiga memiliki bobot nilai 1.

Rasanya cukup adil melihat siapa pemenang dari proses demokratis seperti ini. Apalagi, kita pun bisa melihat siapa memilih siapa pada situs resmi FIFA.

Nah, dari sini lah timbul banyak cerita menarik. Salah satunya adalah di bawah ini.

Roy Hodgson, manajer Inggris, ternyata memilih Javier Mascherano sebagai pilihan pertamanya untuk Ballon d'Or. Alasannya, karena ia tahu bahwa baik Ronaldo ataupun Messi pasti akan menang. Ia mengklaim bahwa ini adalah kesempatannya untuk menyoroti “pemain yang terlupakan”, khususnya pemain yang telah bersinar di Piala Dunia.

Keputusan Hodgson telah membawa ejekan secara luas, terutama melalui media sosial.

Sementara itu, pilihan lain Hodgson adalah Manuel Neuer dan Philipp Lahm, yang keduanya berhasil memenangi Piala Dunia bersama Jerman. Namun, kembali ke Mascherano, keputusan pelatih timnas Inggris tersebut menyebabkan kebingungan (sekaligus hiburan) berjamaah.

“Anda harus mencintai rasa humornya,” kata Gary Lineker, entah untuk membela atau semakin mengolok-olok Hodgson.

Kebetulan juga Hodgson kemarin malam sedang berada di klub lamanya Mascherano, West Ham United. Ia hadir untuk menonton pertandingan West Ham menghadapi Everton pada babak replay Piala FA.

Ia berkata bahwa satu suara (yang berbobot nilai lima poin) yang ia sumbangkan memang tidak akan mempengaruhi hasil jajak pendapat dari hampir 600 voters di seluruh dunia, sehingga ia mungkin tidak mengira bahwa keputusannya ini akan menjadi “bumerang media sosial” baginya di kemudian hari.

Namun, kami mencoba melihat apa yang Hodgson pikirkan. Baiklah. Pada Piala Dunia lalu, Mascherano berhasil merebut penguasaan bola sebanyak 49 kali selama tujuh pertandingannya di Brasil.

Bukan hanya itu saja, intersepnya pada Arjen Robben di semifinal sempat dieluk-elukkan sebagai salah satu intersep terbaik di Piala Dunia 2014. Kemudian di atas Mascherano juga hanya Toni Kroos dan Lahm yang mampu meraih akurasi operan lebih dari 85,6 persen.

Memang, patut diakui bahwa Mascherano, bukan Messi, yang menjadi pemain terbaik Argentina di Piala Dunia 2014, dan Hodgson menyadari hal tersebut. Bahkan kamipun sebelumnya tidak menyadarinya.

Tapi memang masih aneh rasanya untuk lebih memilih Mascherano daripada Ronaldo, yang berperan dalam memenangkan La Decima untuk Real Madrid di musim lalu.

Apapun pilihan Hodgson, kita harus menghargainya, dan juga menghargai FIFA karena merilis (tanpa rahasia-rahasiaan) pilihan para voters di Ballon d’Or ini. Sementara media sosial lah yang berperan utama untuk menyebarkan olok-olok dan ejekan terhadapHodgson.

Mengutip pernyataan Will Smith, “Dulu saya adalah anak yang bodoh. Tapi tanpa adanya Twitter, Facebook, atau media sosial lainnya, saya adalah anak bodoh secara pribadi (I was dumb in private).”

Ya, memang media sosial sekarang mudah sekali untuk menghakimi setiap orang. Jadi, berhati-hatilah.

Sumber gambar: Getty Images

Komentar