Petaka Marseille dan Paris, Kabar Baik untuk OL dan ASSE

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Petaka Marseille dan Paris, Kabar Baik untuk OL dan ASSE

Olympique de Marseille selaku champion d’automne (juara paruh musim) Ligue 1 musim ini tidak memulai putaran kedua dengan hasil baik. Lawatan ke kandang Montpellier Hérault Sport Club (9/1) berakhir dengan kekalahan. Marseille tidak sepenuhnya rugi, karena Paris Saint-Germain Football Club juga mengalami nasib yang sama. Namun ancaman tetap datang dari Olympique Lyonnais, yang di tabel klasemen sementara didekati oleh rival tradisional mereka: Association Sportive de Saint-Étienne Loire.

Dua gol Montpellier dari Kévin Bérigaud dan Paul Lasne hanya mampu dibalas oleh satu gol karya Billel Omrani. Gol pertama Omrani untuk Marseille, pada akhirnya, tidak cukup untuk menyelamatkan timnya dari kekalahan. Hal ini disesali oleh manajer OM, Marcelo Bielsa.

“Setidaknya kami seharusnya bisa mendapatkan hasil imbang. Namun kami tidak menunjukkan apapun sebaik yang kami mampu. Setelah mengurangi defisit kami tidak menciptakan peluang untuk menyamakan kedudukan. Ini adalah pertandingan yang seimbang. Namun jika kami mampu menyamakan kedudukan kondisinya tidak akan seperti ini,” ujar pria berjuluk El Loco tersebut selepas pertandingan.

Kemalangan Marseille menjadi kabar baik untuk PSG. Sial bagi Les Parisiens, mereka kalah dengan defisit dua gol walaupun terlebih dahulu meraih keunggulan dengan selisih yang sama. Dua gol yang dicetak oleh Lucas Moura dan Adrien Rabiot dalam dua puluh menit pertama dibalas lewat empat gol.

Ryad Boudebouz menandai perlawanan Sporting Club de Bastia lewat keberhasilan mengeksekusi penalti pada menit ke-32. Sebelum turun minum, François Modesto membantu timnya menyamakan kedudukan. Dua gol Julian Palmieri di babak kedua – pada menit ke-56 dan 89 – memastikan PSG pulang ke ibu kota negara dengan tangan hampa.

“Tim ini melupakan beberapa hal tertentu dan meninggalkan beberapa hal tertentu di lima menit terakhir babak pertama. Bastia kesulitan di awal pertandingan, namun kami melupakan beberapa hal dasar seperti tidak memberi keleluasaan kepada lawan kami. Jika Anda melihat betapa mudahnya situasi untuk para pemain Bastia pada lima menit terakhir di babak pertama, saya rasa itu terjadi karena beberapa pemain saya merasa puas diri. Kami mungkin merasa bahwa ini adalah pertandingan mudah dan kami bisa meraih kemenangan tanpa kesulitan berarti,” semprot Laurent Blanc, manajer PSG, seusai pertandingan.

Kekalahan ini membuat PSG terlempar dari tiga besar. Tiga jam setelah PSG menderita kekalahan, Saint-Étienne, meraih kemenangan. Dua gol dari Yohan Mollo dan Romain Hamouma membawa Les Verts naik ke posisi ketiga. Walau demikian, Christophe Galtier selaku manajer Saint-Étienne tidak ingin hal ini dibesar-besarkan.

“Biarkan kami sendiri dan teruslah berbicara mengenai tim-tim lain saja. Saya tahu bahwa tim saya memiliki kualitas namun tim ini juga memiliki batas. Jika kebobolan adalah sebuah anekdot, maka begitu pula adanya dengan berada di podium,” ujar Galtier.

Naik posisi membuat Saint-Étienne mendekati rival tradisional mereka, Olympique Lyonnais, di posisi kedua. Kondisi ini sedikit banyak membuat Lyon memiliki motovasi ganda untuk naik ke puncak klasemen. Selain mengambil keuntungan dari kekalahan Marseille, Les Gones bisa menjauhkan diri dari kejaran Saint-Étienne jika mereka mampu mengalahkan Toulouse Football Club.

Komentar