5 Laga Tak Terlupakan di Sepakbola Indonesia Sepanjang 2014

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

5 Laga Tak Terlupakan di Sepakbola Indonesia Sepanjang 2014

Sepanjang tahun 2014, klub-klub Indonesia menyajikan laga-laga seru yang tak terlupakan. Dalam artikel ini, kami telah memilih lima pertandingan yang tampaknya akan selalu dikenang baik para pendukungnya, maupun pecinta sepakbola Indonesia. Pertandingan mana sajakah itu?

Kemenangan Bersejarah Persipura bagi Indonesia di Piala AFC

Persipura Jayapura yang mewakili Indonesia (bersama Arema Cronus) pada Piala AFC 2014 bertemu dengan klub asal Kuwait, Kuwait SC pada babak 8 besar. Jika berhasil mengalahkan Kuwait SC, maka Persipura akan menjadi tim pertama yang berhasil melenggang ke babak semi-final di kancah Asia setelah terakhir kali pada 1990-1991.

Dan nyatanya Mutiara Hitam berhasil melakukannya. Adalah penampilan ciamik pada leg kedua yang berhasil membuat Persipura melangkah ke babak semi-final. Kalah pada leg pertama dengan skor 3-2, Persipura yang kala itu masih dilatih Jacksen F. Tiago ini berhasil membalasnya kala berlaga di Stadion Mandala, Jayapura, dengan skor telak 6-1. Legiun asing Persipura, Robertino Pugliara, mencetak hattrick pada laga ini.

Kemenangan ini, khususnya skor telak, benar-benar tak terprediksi sebelumnya. Maklum, saat berlaga di AFC, penampilan Persipura di liga tak sebaik musim lalu, ketika berhasil menjadi juara Indonesia Super League 2013. Maka berhasil lolosnya Persipura ke babak semi-final memunculkan opini bahwa Piala AFC menjadi prioritas utama Boaz Salossa cs.

Namun langkah finalis ISL 2014 ini terhenti di babak semi-final. Persipura dikalahkan juara liga Kuwait, Al Qadsia. Sempat memberikan perlawanan pada leg pertama kala berlaga di Kuwait dengan kalah 4-2, Boaz cs malah dibantai dengan skor 6-0 di hadapan pendukungnya sendiri.

Adu Jotos Ruben Sanadi dan Dendi Santoso serta Pencekikan Kurnia Meiga

Pertarungan Persipura melawan Arema pada babak delapan besar ISL berlangsung seru sejak wasit Najamuddin Aspiran meniupkan peluit tanda pertandingan dimulai. Kedua tim silih berganti saling menyerang. Persipura yang bertindak sebagai tuan rumah memang tengah mengejar kemenangan pada laga ini demi menjaga asa agar tetap bisa lolos ke babak berikutnya.

Namun, waktu semakin bergulir, pertandingan mulai memanas. Persipura dengan taktiknya melakukan tekel agresif memancing para pemain Arema Cronus untuk bermain keras. Dan sialnya, laga ini dipimpin oleh wasit Najamuddin yang memiliki catatan buruk dalam memimipin pertandingan. Pertandingan pun mulai cenderung membahayakan bagi kedua tim.

Puncaknya terjadi pada menit ke-84. Saat skor masih 1-1, terjadi keributan antara Ruben Sanadi dan Dendi Santoso. Bahkan keduanya terlihat sekali beradu jotos. Kurnia Meiga datang hendak meredekan kekisruhan, namun ia secara tak sengaja menghentikan Dominggus Fakdawer yang berlari hendak mendatangi Dendi dengan sebuah dorongan.

Aksi kapten Arema ini mengundang emosi dari ofisial Persipura. Saat diamankan Immanuel Wanggai, Meiga mendapatkan cekikan dan pukulan dari LOC Persipura. Pertandingan yang disiarkan langsung oleh RCTI ini pun menjadi bukti kuat PSSI untuk menghukum orang-orang yang terbukti bersalah atas apa yang terjadi pada kericuhan ini.

Sepakbola Gajah PSS Sleman vs PSIS Semarang

Pertandingan PSS Sleman vs PSIS Semarang pada babak delapan besar Divisi Utama ini menjadi salah satu pertandingan yang paling mengguncang Indonesia, bahkan dunia pada tahun 2014. Bagaimana tidak, kedua tim bermain bukan untuk menang, melainkan untuk kalah.

Lima gol bunuh diri terjadi pada laga ini. Kedua tim sama-sama tak ingin menang dengan alasan tak mau bertemu dengan tim kuat Pusamania Borneo FC yang menjadi runner-up grup 1. Pertandingan sendiri  ‘dimenangkan’ oleh PSIS Semarang karena berhasil membuat skor 3-2 untuk PSS Sleman.

Namun PSSI tentu saja tak tinggal diam melihat kenyataan ini. Ketua komdis PSSI, Hinca Panjaitan pun melakukan tindakan cepat dengan menghukum semua pihak yang terlibat dalam Sepakbola Gajah ini, bahkan sampai pembantu umum pun kebagian hukuman.

Dagelan sepakbola ini pun menjadi perbincangan dunia. Dan dunia pun kembali menolehkan perhatiannya pada sepakbola Indonesia karena wajah buruknya. Karena sebelumnya, insiden di sepakbola Indonesia yang menjadi perbincangan dunia adalah ketika penyerang Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz, tewas setelah mendapat terjangan dari kiper PSAP Sigli.

Laga Mendebarkan Final Indonesia Super League

Setelah melalui musim yang panjang, akhirnya kompetisi teratas Indonesia, Indonesia Super League, mempertemukan Persipura Jayapura dan Persib Bandung pada laga final. Untuk ke final, Persipura berhasil menaklukkan Pelita Bandung Raya dan Persib menjungkalkan Arema Cronus pada babak semi-final.

Laga ini berlangsung mendebarkan sepanjang pertandingan. Persipura unggul lebih dulu lewat gol yang diciptakan Ian Louis Kabes. Namun Persib Bandung berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 pada awal babak kedua. Dikartumerahnya Bio Paulin menjadi salah satu faktor Persib bisa mencetak dua gol.

Namun bermain dengan 10 pemain, Persipura justru bisa lebih menekan Persib Bandung. Ini dibarengi pula dengan Persib yang tampaknya ingin mengamankan skor 2-1 hingga pertandingan berakhir. Namun kapten Persipura, Boaz Salossa, menghukum Persib dengan mencetak gol penyama kedudukan 10 menit menjelang pertandingan berakhir.

Pertandingan pun berlanjut hingga adu penalti karena kedua tim tak mampu menambah gol pada babak tambahan waktu 2x15 menit. Ketegangan pun semakin menjadi-jadi.

Namun Persib Bandung akhirnya keluar sebagai pemenang setelah Achmad Jufriyanto yang menjadi algojo terakhir, sukses mengecoh kiper Persipura, Dede Sulaiman. Kemenangan menjadi milik Persib karena sebelum Jupe mencetak gol, tendangan kelima Persipura yang dilepaskan Nelson Alom berhasil digagalkan kiper Persib, I Made Wirawan.

Pesib pun menjadi juara ISL 2014. Keberhasilan mengangkat trofi juara ini mengakhiri puasa gelar Maung Bandung yang sebelumnya telah selama 19 tahun tak menjuarai liga Indonesia. Sekali juara, maka akan terkenang dan abadi.

Kekalahan Bersejarah Indonesia atas Filipina

Indonesia tampil mengecewakan pada gelara Piala AFF 2014. Memasang target tinggi, yaitu menjadi juara, langkah skuat asuhan Alfred Riedl langsung terhenti sejak fase grup. Dari tiga pertandingan, Indonesia hanya mengumpulkan empat poin, hasil satu kemenangan dan satu seri.

Namun pada turnamen dua tahunan ini, Indonesia mencoreng sejarah dengan dikalahkan oleh Filipina dengan skor telak 4-0. Padahal sebelumnya, Filipina tak pernah sekalipun merasakan kemenangan ketika berhadapan dengan Indonesia. Jangankan kemenangan, untuk mengimbangi pun sulit.

Filipina memang datang dengan skuat yang cukup mengerikan. Dihuni oleh banyak pemain naturalisasi, Filipina mampu memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki Indonesia. Hal ini dibarengi dengan buruknya strategi yang diterapkan Riedl pada laga ini.

Kekalahan ini menjadi kekalahan yang cukup menyakitkan bagi publik Indonesia. Karena kekalahan ini, kesempatan Indonesia untuk lolos ke babak semi-final semakin tipis. Bahkan ketika Indonesia meraih kemenangan telak 5-1 saat menghadapi Laos pun tak mampu mengubah nasib mereka.

Selain kekalahan atas Filipina, kegagalan Indonesia berprestasi pada Piala AFF 2014 pun menjadi bukti bahwa pengurus PSSI saat ini gagal membawa persepakbolaan Indonesia menjadi lebih baik. Karena sepanjang tahun 2014, tak ada satupun prestasi yang berhasil diberikan oleh sepakbola. Inilah yang kemudian menimbulkan polemic dalam negeri.

foto: ligaindonesia.co.id

Komentar