Pengalaman Szczesny Buat Arsenal Waspadai Austin

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pengalaman Szczesny Buat Arsenal Waspadai Austin

Lima tahun lalu, Charles Austin masih bermain Wessex League, di kasta kesembilan dalam piramida liga sepakbola Inggris. Saat ini, ia tak hanya bermain di Premier League; ia sukses menebar teror. Torehan golnya saja sudah cukup untuk membuat tim manapun memperhitungkan dirinya dan Queens Park Rangers (klub tempatnya bermain). Namun Arsenal mewaspadai Austin karena alasan yang berbeda.

Pemain yang lebih akrab disapa Charlie tersebut saat ini adalah pemain berkebangsaan Inggris paling subur di liga paling populer (dan katanya terbaik) di dunia; lebih tajam dari Daniel Sturridge, Danny Welbeck, Saido Berahino, dan Rickie Lambert. Austin bahkan lebih subur ketimbang kapten tim nasional sekaligus penyerang andalan Inggris, Wayne Rooney.

Untuk sementara, hanya ada dua pemain yang lebih tajam ketimbang Austin di Premier League musim ini. Keduanya adalah penyerang asing kelas satu milik Manchester City dan Chelsea: Sergio Leonel Agüero Del Castillo dan Diego da Silva Costa. Agüero sejauh ini sudah mencetak 14 gol sedangkan Costa memiliki koleksi dua gol lebih sedikit ketimbang Agüero.

Tiga gol yang dicetak Austin di pertandingan melawan West Bromwich Albion – hattrick pertamanya di Premier League – membawanya duduk manis di peringkat ketiga. Dengan catatan sebelas gol, Austin berada tujuh posisi (dan empat gol) lebih baik ketimbang satu-satunya pemain Inggris lain di sepuluh besar: Berahino.

Karena Austin datang dari kasta rendah, klub-klub Premier League (kecuali Leicester City yang musim lalu berada di satu divisi yang sama dengan Austin dan Burnley, tempatnya Austin berkarir sebelum hijrah ke QPR) hanya takut terhadap apa yang mereka dengar, tentang seorang buruh bangunan yang menjelma menjadi seorang penyerang mematikan di Premier League . Arsenal, bagaimanapun, mewaspadai Austin karena alasan yang berbeda.

Salah satu pemain kunci Arsenal, penjaga gawang utama Wojciech Szcz?sny, pernah berhadapan dengan Austin saat dirinya menjalani masa pinjaman di Brentford, pada musim 2009/10. “Ia [Austin] luar biasa. Saya bermain melawannya ketika saya menjalani masa pinjaman di Brentford dan ia di Swindon,” ujar Szcz?sny kepada Arsenal Player.

Berhadapan dengan Austin, Szcz?sny sudah dapat menilai bahwa pemain kelahiran Hungerford tersebut memiliki kualitas yang terhitung baik. Sekarang, Szcz?sny terbukti salah. Austin ternyata tidak hanya bagus; Austin, menurut Szcz?sny, sangat bagus.

“Saat itu ia sudah menjadi pemain yang bagus, namun seorang pemain yang masuk ke Premier League – dan menunjukkan permainan sebaik yang ia tunjukkan – lewat liga yang lebih rendah adalah pemain yang sangat bagus,” lanjut penjaga gawang berkebangsaan Polandia tersebut seraya berharap agar kualitas Austin sedikit menurun saat timnya menjamu QPR pada laga Boxing Day nanti.

Pengakuan terhadap kualitas Austin tidak hanya keluar dari mulut Szcz?sny. Arsène Wenger, manajer Arsenal yang terkenal pandai mengendus bakat pemain, mengakui kualitas Austin tanpa merasa kaget terhadap pencapaian pemain berusia 25 tahun tersebut. Kesuksesan Austin, menurut Wenger, adalah buah dari kekuatan mental dan kegigihan.

Jika Austin berhasil membuat Szcz?sny mengakui kehebatannya dan mampu menebar teror di Premier League dengan bermodal mental baja dan kegigihan, tentunya mencetak (setidaknya) satu gol ke gawang Arsenal bukanlah pekerjaan sulit. Wajar jika Arsenal waspada.

Komentar