Christoph Kramer Kembali Sebagai Pria Dewasa

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Christoph Kramer Kembali Sebagai Pria Dewasa

Empat musim tidak menerima pengakuan dan penghargaan dari Bayer Leverkusen, Christoph Kramer akan pulang ke klub masa kecilnya sebagai seorang pria dewasa. Spekulasi mengenai masa depannya sudah berhenti. Kramer telah menandatangani perpanjangan kontrak bersama Leverkusen hingga tahun 2019.

Mulai musim depan, Kramer tidak perlu lagi menjalani karirnya sebagai pemain pinjaman. Begitu musim 2015/16 berjalan, pemain berusia 23 tahun ini tak lagi perlu bermimpi. Begitu musim baru bergulir, ia akan memenuhi harapan masa kecilnya; bermain di tim utama Leverkusen. Berhasil mewujudkan impian tentunya merupakan hal yang membahagiakan. Namun bahagia Kramer nampaknya tidak lebih besar ketimbang perasaan lega yang dimiliki oleh Leverkusen.

Kebijakan pengembangan pemain muda yang mereka miliki membuat Leverkusen memiliki potensi kehilangan yang cukup besar. Leverkusen membiarkan para pemain mudanya bermain untuk tim yang dapat menjanjikan kesempatan bermain secara reguler. Leverkusen membiarkan klub-klub lain memberi penghargaan yang tidak bisa mereka berikan kepada para pemain muda berbakat yang mereka miliki.

Setelah menjadi andalan di Bayer Leverkusen U-19 dan Bayer Leverkusen II, Kramer bermain untuk tim utama VfL Bochum sejak tahun 2011. Dua musim Kramer berkutat di 2. Bundesliga (kasta kedua liga sepakbola Jerman), jauh dari persaingan dengan Simon Rolfes, Gonzalo Castro, Stefan Reinartz, dan Lars Bender (juga dengan Renato Augusto, Michael Ballack, Jens Hegeler, dan Hajime Hosogai) di lini tengah Leverkusen.

Enam puluh tujuh pertandingan yang setara dengan 5.172 menit jam terbang (di 2. Bundesliga dan DFB-Pokal) bersama Bochum ternyata tidak membuat Kramer dinilai cukup baik untuk kembali ke Leverkusen. Petualangan Kramer berlanjut bersama Borussia Mönchengladbach sejak tahun 2013.

Sebagai pemain (pinjaman) Mönchengladbach, Kramer merasakan banyak hal. Penampilan yang ia tunjukkan bersama Mönchengladbach membuat Joachim Löw, pelatih kepala tim nasional Jerman, membawa Kramer ke Piala Dunia 2014. Walaupun dua pertandingan pertamanya dijalani sebagai pemain pengganti di menit ke-92 dan ke-109, pemain asal Solingen ini dipercaya bermain sebagai starter di pertandingan final, mengisi posisi Sami Khedira yang cedera saat menjalani pemanasan.

Bersama tim nasional Jerman dan sebagai pemain (pinjaman) Mönchengladbach, Kramer menjadi juara dunia – walaupun hanya bermain selama 31 menit karena menderita gegar ringan. Semua pengalaman yang ia dapatkan di Piala Dunia ia tuangkan dalam sebuah buku yang tentunya sedikit menyinggung Leverkusen.

Sebagai pemain Mönchengladbach pula Kramer mengalami salah satu kejadian paling memalukan sepanjang karirnya, disamping bertanya “wasit, apakah ini final Piala Dunia?” kepada Nicola Rizzoli (wasit final Piala Dunia): mencetak salah satu gol bunuh diri paling indah di dunia.



Gol bunuh diri yang ia ciptakan dari lingkaran tengah menyudahi rangkaian 18 pertandingan tanpa kekalahan milik Mönchengladbach (khusus untuk alasan ini, rasanya Leverkusen pantas merasa lega tidak memiliki Kramer saat hal tersebut terjadi). Satu tepukan di belakang kepala dari Martin Stranzl nampak tidak lebih mengganggu dari rasa malu yang harus ditanggung oleh Kramer sepanjang sisa hidupnya.

Semua yang telah dialami oleh Kramer selama jauh dari Leverkusen adalah proses pembelajaran. Kramer sudah mencapai zenit dan menyentuh nadir. Pergi saat masih remaja, Kramer akan kembali sebagai seorang pria.

Komentar