Babak Baru Pengaturan Skor Real Zaragoza

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Babak Baru Pengaturan Skor Real Zaragoza

Niatan LFP untuk memberantas pengaturan skor di La Liga, terus berlanjut. Kini federasi sepakbola Spanyol tersebut tengah menyelidiki skandal pertandingan Real Zaragoza VS Levante pada musim 2010/2011.

Saat itu pertandingan dimenangkan Zaragoza dengan skor 2-1. Sekaligus tim berjuluk Los Blanquillos terhindar dari degradasi. Dua gol pada pertandingan tersebut, diborong oleh Gabi Fernandez yang kini menjadi kapten Atletico Madrid. Tidak hanya itu, Gabi juga menjadi man of the match, pada laga yang digelar pada 21 Mei 2011.

Dengan kemenangan di pertandingan terakhir musim 2010/2011 itu, Zaragoza finish di peringkat 13. Memiliki 45 poin, sebagai modal bertahan di kompetisi tertinggi. Maka Almeria, Hercules dan Deportivo La Coruna rela terdegradasi.

Pihak Zaragoza sendiri dicurigai menyuap para pemain Levante agar mengalah. Aksi haram itu terbilang rapih, dengan cara mentransfer uang kepada para pemain Levante. Jumlah uang suap ini disinyalir bernilai sekitar 964 ribu euro atau setara dengan Rp 15,5 milliar.

Diperkirakan sekitar 40 orang terlibat dalam kasus ini. Diantaranya adalaha 18 pemain Zaragoza, 18 pemain Levante dan beberapa pelatih serta oficial kedua tim.

Bekas presiden Zaragoza Agapito Iglesias masuk dalam buku hitam pengaturan skor tersebut. Juga Gabi Fernandez yang memborong dua gol saat pertandingan itu. Ketika dimintai keterangan, Gabi mengaku hanya mengikuti perintah klub.

Bahkan dirinya pernah mengakui kepada penyidik, jika menerima uang sebesar 85 ribu euro atau Rp. 1,2 miliar dari klubnya. Akan tetapi uang tersebut, diakuinya sudah dikembalikan kepada klub.

Sebagai mantan pemain Zaragoza, pria berkebangsaan Spanyol itu tidak teridentifikasi sendirian. Ada beberapa nama tenar lain yang dicurigai ikut terlibat.

Diantarnya adalah Ander Herrera yang dicurigai salah satu pemain yang menarik dana ratusan ribu euro. Uang tersebut digunakan untuk melancarkan pengaturan pertandingan di kota Valencia itu. Selain pemain Manchester United tersebut, pelatih Zaragoza saat itu Javier Aguirre yang kini melatih Tim Nasional Jepang ikut teridentifikasi. Termasuk juga Jefferson Montero, eks Levante yang kini membela Swansea, menjadi dugaan sementara dari salah satu 18 pemain yang terlibat.

Kasus pengaturan skor ini sebetulnya sudah diselidiki sejak September 2014 silam. Diusut oleh Jaksa Anti Korupsi Spanyol Alejandro Luzon, dengan memanggil nama-nama terkait. Berkas pertandingan yang digelar di Ciudad de Valencia kandang Levante itu sudah disampaikan ke hakim pengadilan pada Senin lalu.

Kini Alejandro Luzon sendiri tengah menimbang, apakah kasus ini akan berlanjut atau tidak. Jika berlanjut dan terbukti, maka setiap pelakunya akan dipenjara empat sampai enam tahun. Serta larangan bermain minimal satu tahun hingga enam tahun. Ditambah dengan kewajiban membayar denda sebesar 5,5 juta euro, atau setara Rp. 8.7 miliar.

Sejak tahun lalu, LFP sendiri sudah mengkhawatirkan momen buruk seperti ini. Bahkan sang presiden operator LFP Javier Tebas pernah buka suara. Jika ada sekitar tiga pertandingan La Liga dan enam Segunda diduga terkait skandal pengaturan skor.

Pada musim 2013/2014 yang paling menghebohkan adalah partai antara Levante dan Deportivo La Coruna. Saat itu Levante sebagai tuan rumah, dikejutkan dengan kekalahan 0-4 atas tamunya tersebut.

Di sisi lain, pengaturan skor rentan terjadi pada klub yang ingin menghindari degradasi. Seperti Elche yang menang 1-0 atas Malaga. Sehingga tim itu lolos dari jeratan degradasi La Liga 2013/2014.

Komentar