Surat dari Suryalaya: Kami Cantumkan Struktur Redaksi Agar Pembaca Bisa Mengkritik

Editorial

by Zen RS

Zen RS

Board of director | Panditfootball.com

Surat dari Suryalaya: Kami Cantumkan Struktur Redaksi Agar Pembaca Bisa Mengkritik

Kami tak mentabukan berita, tapi kami memang lebih suka menyajikan cerita. Melalui cerita sepakbola, juga analisis, kami hendak mengatakan bahwa situs www.panditfootball.com mencoba tidak mengejar kecepatan melainkan berusaha dan bertungkuslumus menghadirkan kedalaman dan (yang paling mungkin) kisah-kisah yang bisa dibaca kapan saja.

Tulisan berjenis berita akan selalu punya tempat, apalagi jika menyangkut kabar-kabar penting yang kelewat sayang untuk diabaikan. Akan tetapi, demikianlah kami mencoba menyusun kerangka kerja, berita-berita itu akan coba diulas dengan cara memperlihatkan aspek cerita-nya. Dan cerita-cerita itu akan menjadi serupa esai, kadang hadir dalam tulisan editorial, sesekali diperkaya dengan data-data dan statistik -- serta tentu saja semua itu diimbuhi oleh perspektif penulisnya.

Bercerita demi menghadirkan cerita sepakbola (football story) dan menganalisis untuk menyuguhkan analisis sepakbola (football analysis) tidak bisa tidak mesti melibatkan perspektif penulisnya. Akhirnya, menyelipkan atau bahkan menyuguhkan pikiran penulis (artinya opini) menjadi hal yang tak bisa dihindari.

Maka menjadi penting untuk penulis kami berani unjuk muka. Setelah unjuk pikiran melalui cerita sepakbola atau analisis sepakbola yang ditulisnya, penulis mesti berani mempertanggungjawabkan pikirannya. Dan untuk itulah setiap tulisan (baik itu cerita sepakbola atau analisis sepakbola) yang kami tayangkan akan disertai siapa penulisnya. Anda bisa menemukan siapa penulis dari suatu artikel kami dengan melihat di bagian bawah tulisan, lengkap dengan bio singkat, juga akun twitter-nya.

Mempertanggungjawabkan tulisan ini penting, sekali lagi, karena kebanyakan tulisan-tulisan kami berbentuk cerita atau analisis. Mereka menggunakan pikirannya dan pikiran-pikiran itu diutarakan secara terbuka dalam bentuk opini. Jika sekadar berita, penulis bisa "sembunyi" karena -- kebanyakan, apalagi dalam berita sepakbola luar negeri -- tulisan-tulisan sebenarnya hanya saduran dari media asing.

Selain itu, mencantumkan nama penulis dalam setiap tulisan, kami rasa juga penting untuk membangun reputasi dan kredibilitas penulis itu sendiri. Karena namanya akan selalu muncul dalam setiap tulisan, maka dengan sendirinya dia akan berhati-hati, guna merawat reputasi dan kredibilitasnya. Makin sering tulisannya bermasalah, akan makin jeleklah reputasinya. Begitu sebaliknya, jika tulisannya selalu menuai pujian, ia juga yang akan menangguk keuntungannya.

Dalam teori jurnalisme, ada istilah "by-line". Istilah ini merujuk pada dicantumkannya nama wartawan di bawah judul tulisan, dan bukan sekadar nama inisial atau kode angka yang hanya dimengerti di internal keredaksian saja.

Tidak berarti media tersebut, dalam hal ini Pandit Football, buang badan dan memasrahkan semua tanggungjawab pada wartawan atau penulis bersangkutan. Sama sekali tidak. Kami sendiri sebagai institusi, diwakili oleh Managing Editor, tidak buang badan terhadap mutu penulisan yang dihasilkan para penulis kami. Sudah menjadi pakem jurnalisme bahwa tanggungjawab tertinggi dari redaksi ada di Pemimpin Redaksi, dalam hal kami yaitu managing editor, yaitu saya sendiri.

Struktur keredaksian berjalan dengan sebagaimana mestinya. Ada gate-keeper yang membuat sebuah tulisan tidak serta merta tayang tanpa melalui diperiksa lebih dulu oleh orang selain si penulis yang menjalankan fungsi sebagai editor. Tidak semua disunting oleh managing editor, tapi semua tulisan tetap melewati proses penyuntingan.

Semua alasan itulah yang menyebabkan kami mencantumkan struktur keredaksian (mast-head) sejak pertama kali kami tayang. Kendati kami tidak memposisikan diri sebagai situs berita, karena lebih fokus pada cerita sepakbola dan analisis sepakbola, kami merasa perlu tetap mencantumkan struktur keredaksian. Dengan itulah kami menjelaskan sikap kami yang tak hendak sembunyi. Kami jelaskan dengan sebaiknya-baiknya yang kami bisa soal siapa kami, siapa saja yang bekerja, siapa saja yang menulis, siapa yang menulis artikel X atau artikel Y, dll. Alamat redaksi dan email juga kami cantumkan. Pada bagian struktur keredaksian, anda juga bisa mengetahui siapa admin akun twitter kami.

Inilah struktur keredaksian Pandit Football Indonesia, anda bisa membacanya DI SINI.

Ada banyak sekali situs-situs baru sepakbola bermunculan, entah itu yang bergaya portal berita atau bergaya new-media (yang miriplah dengan gaya dan posisi yang kami ambil). Jumlahnya kini makin lama makin banyak. (Nyaris) tiap bulan ada situs baru sepakbola. Tapi sedikit yang (entah dengan alasan apa) tidak mencantumkan mast-head yang bisa membuat pembaca mengetahui siapa managing editornya, siapa pendirinya, siapa penulisnya, dll. Bahkan kadang alamat pun agak sulit ditelusuri.

Kami mencoba unjuk muka, bukan untuk sok-sokan, melainkan untuk transparansi dan akuntabilitas. Jangan sampai ada pembaca yang kecewa atau marah dengan tulisan kami tapi tidak tahu ke mana mesti mengajukan keberatan dan protes. Hal ini penting karena media wajib memberikan saluran kepada pembaca untuk memberikan respons, kritikan, kecaman, nyinyiran hingga makian terhadap karya-karya kami.

Ini pula yang ditegaskan oleh Bill Kovach dalam bukunya, "Sembilan Elemen Jurnalisme", yang sudah menjadi rujukan banyak orang itu. Salah satu elemen yang digarisbawahi oleh Kovach ialah kewajiban untuk menyediakan forum bagi kritik dan komentar publik.

Kami berharap, dengan mencantumkan siapa penulisnya, siapa managing editornya, siapa pendirinya, lengkap dengan alamat email dan akun twitter kami semua, para pembaca punya saluran yang memadai untuk menyampaikan protes. Selain menuliskannya di kolom komentar, pembaca yang ingin protes bahkan bisa langsung menyampaikannya pada akun twitter masing-masing penulis, jika perlu bahkan pada akun twitter managing editor langsung, yaitu saya sendiri.

Tidak dengan sendirinya situs kami menjadi lebih baik dan lebih bermutu hanya karena melakukan hal-hal di atas. Sama sekali tidak. Mutu tidak datang karena hal-hal yang sifatnya formil macam itu. Situs kami tidak dengan sendirinya menjadi lebih bermutu dibanding situs-situs sepakbola lain yang tidak mencantumkan alamat atau struktur keredaksian.

Sebab mutu tak datang dari hal-hal formil yang sifatnya standar macam itu. Mutu lahir dari konsistensi untuk terus belajar, terus memperbaiki diri, terus memperbaharui diri, terus awas dengan masukan dan kritikan, dan tentu saja kesigapan dalam membangun "tradisi" melakukan verivikasi data, fakta dan analisa.

Sampai hari ini, en toch, masih saja ada kesalahan dan kekeliruan yang kami buat. Dari kesalahan typo, hingga kesalahan analisis. Tidak sulit bagi kami untuk mengakui hal-hal jelek macam itu.

Jangan sungkan untuk terus mengingatkan dan bahkan mengoreksi kekeliruan dan kesalahan yang hadir dalam tulisan-tulisan kami. Anda boleh menyampaikannya dengan cara yang santun atau yang sarkas sekali pun. Siapa juga yang bisa melarang, bukan?

Lagi pula, kami percaya, kritik adalah konsultasi gratis!

Dan semogalah kami punya ketetapan hati, juga kesantaian dalam menyimak, untuk bisa fokus pada inti dari kritik-kritik tersebut dan mengabaikan bunga-bunga kritikkannya yang kadang kala -- jika disimak dengan hati dan pikiran yang tegang -- akan lebih bisa menghidupkan pertengkaran ketimbang percakapan.

Selamat membaca. Jangan kapok membaca Pandit Football Indonesia.

Zen RS

Komentar