Kekerasan Suporter Malaysia, Tiruan Terburuk dari Film-film Ultras

Editorial

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kekerasan Suporter Malaysia, Tiruan Terburuk dari Film-film Ultras

Pekan ini, setidaknya ada empat kekerasan yang dilakukan suporter, dan menjadi topik utama di sejumlah media. Pertama, kasus keributan antara suporter Atletico Madrid dan Deportivo La Coruna. Satu orang tewas karena diceburkan ke dinginya Sungai Manzanares. Kedua, kasus penganiayaan terhadap Franco Nieto hingga tewas. Ketiga, penganiayaan terhadap seorang ibu yang mengenakan jersey River Plate oleh suporter Boca Juniors. Keempat, penganiayaan yang menyebabkan kematian seorang pegawai minimarket yang mengenakan jersey Arema.

Semalam, oknum suporter Malaysia memplagiat perilaku buruk itu.

Malaysia melakoni leg pertama semifinal Piala AFF 2014. Bertanding di hadapan pendukung sendiri, Harimau Malaya kalah 1-2 atas tamunya, Vietnam. Namun, bukan kekalahan itu yang mencuri perhatian. Di penghujung laga, arogansi itu terjadi di atas tribun. Sejumlah suporter Malaysia merangsek ke tribun yang diisi suporter Vietnam. Entah apa motifnya, mereka menyerang suporter Vietnam yang kalah jumlah.

Pertandingan yang digelar di Stadion Shah Alam, pada Minggu (7/12) itu berubah menjadi ketakutan. Beberapa suporter perempuan Vietnam berteriak histeris. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja puluhan suporter yang mengenakan kostum hitam-hitam menyerang dengan brutal di bawah guyuran hujan.

Seperti yang diberitakan zing.vn, perilaku sok jantan ini akhirnya bisa dilerai aparat kepolisian yang datang terlambat. Dari gambar yang dimuat di media tersebut, terlihat seorang pria terluka dan mengeluarkan darah di bagian kepalanya.


Suporter Vietnam yang terjatuh karena terdesak dan dipukuli (Sumber gambar: zing.vn)

Melihat komentar di twitter, kekerasan tersebut sebenarnya dilakukan oleh Inter Johor Firm, kelompok suporter yang berasal dari Johor.. Di kalangan ultras Malaysia, kelompok tersebut merupakan kelompok yang tidak disenangi. Pasalnya, mereka dianggap kerap memalukan kala mendukung timnas Malaysia. Bahkan, banyak yang mencela apa yang dilakukan Inter Johor Firm. Setelah kejadian tersebut, asosiasi sepakbola Johor, melarang Inter Johor Firm masuk ke stadion.

Suporter Malaysia jelas marah atas kejadian tersebut. Bukannya apa-apa, Malaysia yang kalah di leg pertama, harus tandang ke Stadion My Dinh, Vietnam. Dukungan suporter jelas diperlukan untuk menaikkan moral Harimau Malaya, seperti yang terjadi di Stadion Nasional Singapura.

Menurut kabar yang beredar, suporter Vietnam jauh lebih ganas dalam urusan berkelahi. Mereka tidak ragu untuk membawa senjata guna melengkapi diri. Kekerasan terhadap suporter Vietnam memicu ketegangan yang nantinya hadir di Vietnam. Salah-salah, suporter Vietnam balas dendam dengan daya yang lebih destruktif.

Setelah membaca tulisan ini, atau jangan-jangan dengan hanya membaca judulnya saja, Anda mungkin menganggap suporter Malaysia sebagai sebuah pribadi yang rusuh dan tak beradab. Faktanya, terdapat himbauan dari sesama fans untuk tidak melakukan hal berlebihan kala menghadapi Vietnam nanti. Pasalnya, sepakbola adala soal sportivitas dan nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya.

">@VietFooty

— MY_Futbol (@MalaysianFUTBOL) https://twitter.com/MalaysianFUTBOL/status/541784758372405248">December 8, 2014

Dari sini bisa terlihat bagaimana suporter Malaysia sesungguhnya menginginkan suatu suguhan yang menarik dan sportif di atas lapangan. Hal ini ditunjukkan oleh kelompok ultras terbesar di Malaysia, Ultras Malaya, dengan menggelar sebuah koreo yang fantastis di tribun belakang gawang. Ada nuansa "Borussia Dortmund" dengan kombinasi warna kuning dan hitam. Sementara itu, di kedua sisinya terdapat dua buah bendera Malaysia berukuran raksasa. Ide kreatif ini merupakan lonjakan prestasi dari kebersamaan suporter Malaysia, yang sepertinya belum pernah bisa kita tiru di pertandingan internasional (kecuali yang diinisiasi suporter klub seperti saat timnas main di Sleman).

Saat ini, Pemerintah Spanyol sampai harus turun tangan mengurusi ultras di negaranya. Mereka menganggap perilaku yang kelewat batas menjadi ancaman, bukan cuma sepakbola, tapi juga pada sektor pariwisata, dan lebih jauh pada ketertiban dan kondusifitas dalam negeri.

Kekerasan yang dilakukan ultras menyulut perdebatan panjang terkait kehadirannya. Ada yang bilang, ultras diperlukan karena dianggap paling vokal dan memberi warna di stadion. Namun, di sisi lain ada anggapan bahwa mereka tidak bisa meninggalkan budaya kekerasan atau perkelahian saat memberi dukungan.

Saat sepakbola telah menjadi barang dagangan, wajar rasanya melihat apa yang dilakukan Pemerintah Spanyol dengan melarang ultras hadir ke stadion. Mereka membentengi sepakbola dari ancaman kerusakan dan kemunduruan.

Tindakan tegas ini semestinya juga dilakukan di Indonesia ataupun di Malaysia. Pemerintah, utamanya federasi dan operator liga, membuat sebuah aturan tegas untuk mencegah kekerasan di dalam dan di luar stadion yang berkaitan dengan kebencian.  Karena sesungguhnya kekerasan adalah eskalasi kebencian yang tertanam dalam diri.

Inter Johor Firm Bubar

Sekitar pukul dua siang, akun Facebook Inter Johor Firm mengirimkan status teranyar. Mereka secara resmi membubarkan diri karena tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Dalam status tersebut, IJF mesti bubar karena perintah Darjah Yang Amat Mulia Tunku Mahkota Johor. Berikut cuplikan setelah dialih bahasakan:

Rentetan isu di Stadion Shah Alam semalam, semua pihak menuding jari ke arah kami. Katanya, kami penyebab semuanya. Bukannya ingin menafikan, tetapi di sini saya ingin bertanya, beraapa banyak kah (orang) yang bertopeng dan berjaket hitan di Stadion Shah Alam semalam? Apakah semuanya anggota IJF? Fenomena ini bukan hanya terjadi pada IJF, malah (telah tersebar) di seluruh Malaysia. Bukan cuma kami tapi juga BOS, UM, juga fan biasa pun memakai topeng.

Isu pemukulan (terhadap) fan Vietnam, apakah benar dilakukan IJF? Mengenai akun FB (bernama) Danial yang menjadi viral di Malaysia, apakah benar dia anggota IJF? Isu (kaca) bis yang pecah, apakah benar dilakukan IJF?  Bis itu terparkir di area Go Kart, sementara kami parkir di dalam Giant, sangat jauh untuk hanya memprovokasi dan melempar batu. Maaf, (karena) mentalitas kami tidak sama seperti fans Pahang dan Perak yang keduanya gemar melempar batu.

Mengenai kebencian Anda terhadap IJF, kami tidak melarangnya. Kami berteman dengan kebencian Anda. Kebencian ini bukanlah lahir dari fans negeri lain, malahan fans negeri Johor sendiri pun membenci kami. Apapun yang terjadi, ada hikmahnya. Setelah (kejadian) ini fans Malaysia tidak perlu risau. Tidak akan ada lagi sosok kami di stadion Anda, bahkan di stadion kami sendiri. Ini kami lakukan karena kami tunduk pada perintah Darjah Yang Amat Mulia Tunku Mahkota Johor kami, bukan karena Anda semua.

ps: Anda dibenarkan memberikan komentar negatif kepada kami walaupun Anda orang Johor.

Sumber gambar: zing.vn

Komentar