Anak Sapi, Kiper Dadakan, dan Kekalahan 20 Gol

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Anak Sapi, Kiper Dadakan, dan Kekalahan 20 Gol

Sebuah tim amatir di Prancis kalah 0-20. Penyebabnya karena sang kiper yang meninggalkan lapangan. Apa sebab? Jurnalis Joe.ie, Paul Moore, punya cerita di balik kekalahan tersebut.

"Tidak ada yang lebih buruk daripada terlibat dalam pertandingan di mana tim Anda dipukul dengan keras, tapi cerita ini terlalu bagus untuk tidak diceritakan," tulis Moore.

Saat itu pertandingan mempertemukan Marly-Gomont menghadapi Tupigny. Dalam pertandingan tersebut, Marly Gomont kalah 20 gol tanpa balas. Kekalahan tersebut tentu bukan tanpa alasan. Sebanyak 14 orang pemain cedera dan empat pemain yang berusia 16 tahun dipaksa bermain.

Namun, kemalangan tak cukup sampai di situ. Di sela pertandingan, sang kiper meninggalkan lapangan. Kiper yang bekerja sebagai petani tersebut mendapat kabar yang mengejutkan sekaligus menggembirakan: Sapi miliknya yang tengah mengandung kini melahirkan! Ya, sapi tersebut punya anak baru.

Karena kelahiran sapi dianggap jauh lebih penting ketimbang sepakbola, sang kiper pun minta izin meninggalkan lapangan, menuju kandang. Marly-Gomont tentu tak ingin timnya kalah dengan skor besar yang memalukan. Mereka butuh seorang kiper.

Akhirnya, cerita ini pun dilengkapi dengan dimasukkannya kiper dadakan. Ia tak lain adalah presiden klub itu sendiri. Uniknya lagi, ia sudah berusia 61 tahun. Memang, di satu sisi terdengar gila. Bagaimana tidak, cuma karena sepakbola, presiden klub yang sudah renta mesti turun segala, menjadi kiper pula. Namun, di sisi lain sang presiden tak ingin timnya dihancurkan lebih masih oleh lawannya. Dalam benaknya, loyalitas berada di urutan pertama.

Pertandingan antara Marly-Gomont menghadapi Tupigny memang tak penting-penting amat. Keduanya tim amatir yang sebenarnya tidak memperebutkan apa-apa. Siapapun yang menang atau kalah, tak akan mengubah banyak hal. Namun cerita-cerita "tragis" di dalamnya membuat pertandingan tersebut menjadi layak untuk kembali diceritakan. Selain itu, ngototnya Marly-Gomont yang enggan menyerah, menjadi satu cerita tersendiri bagaimana sepakbola dapat mengubah kelemahan menjadi kekuatan

Setidaknya, dalam peristiwa tersebut kita bisa belajar dua hal: Jangan rekrut peternak sapi, dan jangan bergabung dengan klub yang presidennya sudah terlampau tua.

Sumber gambar: francetv.info

Komentar