Liga Israel Rasa Indonesia

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Liga Israel Rasa Indonesia

Ketika menyaksikan pertandingan liga Indonesia, tak jarang kita melihat pendukung tim tuan rumah sering melakukan aksi pelemparan ke dalam lapangan. Biasanya, botol-botol plastik air mineral beterbangan ke dalam lapangan sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap apa yang terjadi di lapangan.

Ternyata, hal tersebut terjadi juga di kompetisi teratas Liga Israel, Israel Premier League, Minggu malam tadi (24/11). Pada pertandingan antara Bnei Sakhnin melawan Beitar Jerusalem, para penonton tuan rumah melakukan aksi pelemparan menjelang pertandingan berakhir. Bahkan lebih dari itu, rasanya keseluruhan laga ini menampilkan beberapa hal yang sering terjadi di liga Indonesia.

Pada menit ke-95, sebuah insiden terjadi di lapangan. Kala itu pemain Beitar yang sedang mengejar gol, memberikan bola pada pemain Bnei agar pertandingan kembali bergulir. Namun pemain Bnei tersebut justru melempar bola diterimanya ke luar lapangan yang kemudian memancing emosi pemain Beitar. Pemain Beitar tersebut lalu mendorong pemain Bnei ini hingga terjatuh.

Melihat ini, para penonton langsung melempari pemain Beitar tersebut. Sama seperti di Indonesia, botol-botol plastik beterbangan. Namun kejadian ini tak berlangsung lama setelah beberapa pemain Bnei dan petugas keamanan menenangkan para penonton yang tersulut emosi ini.

Rivalitas kedua tim ini memang terbilang yang paling sengit di Israel. Pertandingan sendiri berjalan dengan tensi tinggi sepanjang pertandingan. Berbagai insiden terjadi di lapangan yang sering mengakibatkan keributan antar pemain.

Hal ini dikarenakan Bnei Sakhnin adalah satu-satunya klub Arab yang berkompetisi di Israel. Penduduk kota Sakhnin mayoritas merupakan etnis Arab-Israel, berkewarganegaraan Israel namun lebih menganggap bahwa diri mereka adalah bangsa Palestina. Sedangkan Beitar merupakan klub asal ibukota Israel, Yerusalem. Maka tak heran pada pertandingan ini (sebenarnya setiap pertandingan Bnei Sakhnin), bendera Palestina membentang di berbagai sudut stadion.

Sejatinya pihak kepolisian melarang pertandingan ini digelar di kota Sakhnin. Karena beberapa waktu sebelumnya, terjadi serangkaian serangan yang mengarah kota ini. Pendukung kedua tim yang pernah bentrok di kota ini pun menjadi faktor lain mengapa kepolisian sempat tak mengeluarkan izin pertandingan. Namun karena kandang Bnei musim ini, Stadion Doha yang didanai oleh Qatar, cukup menjanjikan keamanan, akhirnya kepolisian mengizinkan pertandingan digelar di Sakhnin.

Meskipun begitu, pihak kepolisian tetap disibukkan dengan berbagai ulah dari pendukung kedua tim. Petugas kepolisian yang menurut harian Dailymail mencapai 700 personil ini menangkap dan menyuruh beberapa pendukung Beitar untuk menanggalkan kaos Anti-Arab yang mereka kenakan karena bisa memicu provokasi. Para petugas pun cukup disibukkan dengan penyitaan 50 bendera Palestina yang dikibarkan para pendukung Bnei Sakhnin.

Untungnya, hingga pertandingan yang berkesudahan dengan skor 1-0 untuk Bnei Sakhnin ini berakhir, tak ada bentrok kekerasan yang terjadi diantara kedua suporter. Secara keseluruhan, pertandingan ini berlangsung aman meski kerap terdengar nyanyian rasis yang dilakukan oleh kedua pendukung. Beberapa flare yang dinyalakan pendukung Bnei Sakhnin pun tak menganggu jalannya pertandingan.

Dengan apa yang terjadi pada laga Bnei Sakhnin-Beitar Jerusalem ini, kita bisa melihat bahwa rivalitas kedua tim ini sedikit banyak mengingatkan kita pada apa yang terjadi di Indonesia. Ya, hal-hal seperti aksi pelemparan ke dalam lapangan, mengenakan kaos yang memprovokasi pihak tertentu, chant rasis, hingga menyalakan flare, merupakan hal-hal yang sudah sangat biasa terjadi di liga Indonesia. Bahkan jika melihat ketegangan pemain kedua tim pada video di atas, kita seolah benar-benar sedang menyaksikan sebuah pertandingan liga Indonesia versi Israel.

foto: dailymail.co.uk

Komentar