Laporan Pertandingan Vietnam vs Indonesia

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Laporan Pertandingan Vietnam vs Indonesia

Indonesia berhasil menuai satu poin pada laga perdana mereka pada ajang Piala AFF 2014. Satu poin ini sudah sewajarnya disyukuri skuat ‘Garuda Jaya’ mengingat lawan mereka merupakan tim tuan rumah, Vietnam.

Vietnam tampil begitu mendominasi sepanjang pertandingan. Situs AFF Suzuki Cup menyebutkan bahwa skuat asuhan pelatih asal Jepang, Toshiya Miura, ini menguasai 68% penguasaan bola. Total 23 tembakan yang dilepaskan barisan penyerangan Vietnam pun menunjukkan betapa Vietnam sangat bernafsu meraih kemenangan.

Ya, Vietnam secara konsisten membombardir pertahanan timnas Indonesia selama 90 menit. Determinasi dan kekompakkan individu-individu para pemain timnas Indonesia seringkali merepotkan M. Roby dan kolega.

Pada babak pertama, Vietnam berupaya mencetak gol dengan mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Indonesia. Bola-bola pendek dari kaki ke kaki diperagakan para pemain Vietnam selalu mengarah pada area ini.

Rizky Pora yang baru mengemas tiga caps, terlihat kewalahan mengawal sisi kiri Indonesia, khususnya kala menghadapi pemain sayap kanan Vietnam, Vu Minh Tuan. Mendapat dukungan dari Huy Hung Nguyen dan Anh Hai Nguyen, Vu Minh Tuan selalu bisa menembus pertahanan Indonesia.

Serangan melalui sisi kanan ini langsung membuahkan hasil saat laga baru berjalan selama 11 menit. Que Ngoc Hai, berhasil memanfaatkan kesalahan Sergio van Dijk yang gagal menyapu bola dengan sempurna pada skema sepak pojok.

Sepak pojok ini bermula dari serangan yang dilancarkan Vu Minh Tuan bersama Anh Hai Nguyen di sisi kiri pertahanan Indonesia. Dengan umpan satu-dua, Tuan berhasil mengelabui Rizky Pora. Namun saat mengirimkan umpan silang, bola tersebut mampu diblok bek Indonesia, Achmad Jufrianto, di mana kemudian menghasilkan sepak pojok.

Indonesia sendiri hanya mengandalkan serangan balik sebagai upaya untuk mencuri gol. Umpan-umpan panjang dari lini pertahanan ke area bertahan Vietnam terus dilakukan. Karena mendapatkan pressing ketat dari para pemain Vietnam, strategi ini pun kurang begitu efektif karena umpan para pemain Indonesia sangat sedikit mencapai Van Dijk yang menjadi pemantul di lini depan.

Namun Indonesia mendapatkan keberuntungan pada menit ke-33. Umpan silang Zulkifli Syukur tak mampu dihalau dengan baik oleh bek Vietnam, Din Tien Tanh. Bola justru melewati kepalanya dan jatuh di kaki Zulham Zamrun yang berdiri bebas. Dengan kaki kirinya, pemain Mitra Kukar ini berhasil mengecoh kiper Vietnam, Man Nguyen Tranh. Skor pun imbang 1-1.

Pada babak kedua, Vietnam mengubah gaya menyerang mereka. Jika pada babak pertama hanya fokus menyerang Rizky Pora, pada babak kedua serangan Vietnam menjadi lebih variatif. Dari segala lini, serangan Vietnam begitu membahayakan pertahanan Indonesia.

Masuknya pemain senior, Chong Vinh Le, pun membuat serangan Vietnam menjadi lebih berbahaya. Chong yang masuk menggantikan Anh Hai Nguyen, tampaknya dimasukkan untuk mengeksploitasi kelemahan Indonesia: lubang di lini tengah.

Ya, pada laga ini, lini tengah Indonesia kalah superior dibanding Vietnam. Manahati Lestusen dan Raphael Maitimo kerap kehilangan posisinya sehingga dengan mudah para pemain Vietnam melepaskan tembakan dari tengah. Pada laga ini, tercatat 9 tembakan Vietnam berasal dari luar kotak penalti.

Gol kedua Vietnam sendiri lahir pada menit ke-68. Zulkifli yang berhasil memenangi duel udara memberikan umpan ke tengah dengan sundulannya. Namun karena tak adanya pemain gelandang bertahan, membuat Chong Vinh Le dengan leluasa mampu melepaskan tembakan. Kurnia Meiga pun tak mampu menghalau tembakan keras Vinh Le tersebut.

Indonesia masih menggunakan strategi yang sama seperti pada babak pertama: mengandalkan umpan-umpan langsung dari lini pertahanan. Namun karena sering kalah jumlah, strategi ini pun kembali mampu dipatahkan oleh lini pertahanan Vietnam.

Salah satu upaya penting yang dilakukan pelatih Indonesia, Alfred Riedl, untuk mengejar ketertinggalan adalah dengan memasukkan Samsul Arid untuk menggantikan Boas Salossa yang jarang mendapatkan bola pada laga ini. Dan strategi ini nyatanya membuahkan hasil enam menit menjelang bubaran.

Dengan umpan panjangnya, Achmad Jufrianto mengirimkan bola untuk Sergio van Dijk yang berada di depan kotak penalti. Dan kali ini, Le Phuoc Tu salah mengantisipasi datangnya bola. Bola sundulannya membentur Van Dijk dan bola bergulir pada kaki Samsul Arif.

Samsul lantas menggiring bola secara diagonal ke sebelah kanan. Tanpa melihat gawang, penyerang Arema Cronus ini melepaskan tembakan keras menyusur tanah. Namun sial bagi Vietnam, kiper Manh Nguyen Tran gagal mengantisipasi bola dengan baik sehingga bola tersebut justru meluncur ke sela-sela kakinya. Indonesia kembali menyamakan kedudukan.

Waktu yang tersisa semakin sedikit, Vietnam masih terus memberikan tekanan demi tekanan pada lini pertahanan Indonesia. Lantas Riedl memasukkan Immanuel Wanggai, menggantikan Zulham Zamrun, untuk memperkuat lini tengah. Dan hasilnya, skor 2-2 mampu dipertahankan Indonesia. Kubu tuan rumah pun harus rela berbagi poin dengan Indonesia.

Meski meraih hasil yang cukup positif, terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh tim pelatih Indonesia, khususnya Alfred Riedl. Pada laga ini, lini tengah Indonesia yang dihuni Lestusen-Maitimo-Boas, tak bisa menguasai bola sehingga pertahanan Indonesia seringkali dengan mudah ditembus.

Alternatif serangan pun perlu dicari pada laga berikutnya. Umpan-umpan panjang yang diperagakan skuat Riedl ini tak begitu efektif. Dua gol yang tercipta pun merupakan buah dari blunder yang dilakukan para pemain Vietnam.

Melawan Filipina pada laga berikutnya, Riedl tentu memiliki pekerjaan rumah yang menumpuk. Apalagi mengingat Filipina baru saja tampil mengesankan dengan menumbangkan Laos dengan skor telak 4-1. Jika masalah-masalah di atas tak segera dibenahi Riedl, Indonesia tampaknya akan kembali kesulitan meraih kemenangan seperti yang terjadi pada pertandingan melawan Vietnam.

Komentar