Alberto Aquilani Perlu Evaluasi Diri

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Alberto Aquilani Perlu Evaluasi Diri

Nama Alberto Aquilani tak begitu asing di telinga kita. Pemain didikan AS Roma ini digadang-gadang menjadi pemain masa depan Italia ketika masih belia. Ia menjadi langganan timnas Italia mulai dari U-15 hingga U-23 sebelum bermain untuk timnas senior.

Namun waktu begitu cepat berlalu bagi pemain kelahiran Roma ini. Saat ini, ketika usianya sudah menginjak 30 tahun, belum ada tanda-tanda bahwa dirinya akan menjadi superstar Italia. Bahkan justru sebaliknya, penampilan Aquilani saat ini, tak mencerminkan prediksi banyak pengamat sepakbola Italia beberapa tahun silam.

Hal itu terlihat ketika timnas Italia menghadapi Albania pada pertandingan persahabatan Rabu lalu (19/11). Bermain 90 menit, Aquilani bermain biasa saja, tak menonjol padahal lawan bukan lawan sepadan bagi timnas Italia. Bahkan harian Corriere dello sport  hingga Bleacher report pun menyarankan agar Aquilani tak lagi tampil untuk timnas Italia.

Aquilani memang menjadi pengecualian pada pertandingan ini. Ia tak memanfaatkan kesempatan emas (sang allenatore, Antonio Conte yang sengaja mengistirahatkan pemain-pemain inti ) ini untuk menampilkan kemampuannya. Tak seperti pemain lain, dimulai dari pemain debut hingga pemain ‘cadangan’, yang berhasil menampilkan performa menjanjikan.

Pada laga ini, Conte menurunkan pemain-pemain debutan seperti Francesco Acerbi, Andrea Bertolacci, Emiliano Moretti, Stefano Okaka dan Mattia Perin. Semuanya menunjukkan permainan yang cukup impresif. Bahkan Okaka, menjadi pencetak gol kemenangan lewat sundulannya.

Pun begitu dengan pemain-pemain senior yang jarang mendapatkan kesempatan bermain seperti Salvatore Sirigu, Alessio Cerci, Lorenzo De Silvestri, Mattia Destro dan Sebastian Giovinco. Penampilannya kala melawan Albania bisa membuat mereka kembali diikut sertakan Antonio Conte pada skuat timnas Italia berikutnya.

Tapi Aquilani, pemain yang kini membela Fiorentina ini, gagal menjadi pengatur serangan Italia meski lini tengah lawan bermain buruk. Alhasil, Italia pun hanya menyarangkan sebiji gol. Itupun dihasilkan melalui eksekusi bola mati, tepatnya sepak pojok gelandang AC Milan,Giacomo Bonaventura.

Penampilannya tersebut jelas tak menunjukkan dirinya berada pada level yang sama dengan Andrea Pirlo, Claudio Marchisio, Daniele De Rossi atau pun Antonio Candreva yang menjadi andalan Conte di lini tengah. Selain visi bermainnya yang tak lebih baik, Aquilani pun lemah dalam perihal membantu pertahanan.

Tak heran, memang, performa Aquilani tak begitu impresif. Kemampuannya terus menurun seiring berjalan waktu karena serangkaian cedera yang dialaminya. Pada musim 2008/2009 ketika membela AS Roma dan Liverpool, Aquilani menderita lima kali cedera dengan total 302 hari ia harus menepi.

Juventus beruntung ‘hanya’ kehilangan Aquilani sebanyak 15 hari pada musim 2010/2011. Tapi saat membela AC Milan, total 58 hari (atau sekitar 14 pertandingan) Aquilani harus rela menjadi penonton. Pun begitu dengan Fiorentina di mana ketika baru dua bulan menjalani musim 2012/2013, Aquilani menderita cedera Achilles tendon yang membuatnya menepi selama 40 hari.

Harapan untuk memperbaiki reputasi muncul setelah musim lalu ia hanya absen satu pertandingan karena cedera. Bermain 44 pertandingan di segala kompetisi (Serie A, Coppa Italia, dan Europa League), Aquilani mencetak delapan gol (terbanyak salam satu musim sepanjang karirnya) dan lima assists. Performa inilah yang membuatnya dipanggil Conte untuk membela Italia.

Aquilani tentunya harus menampilkan performa serupa layaknya musim lalu agar tetap menjadi pilihan Antonio Conte pada laga timnas Italia berikutnya. Karena jika bermodalkan penampilannya melawan Albania, ia jelas perlu khawatir. Kritik media bisa menjadi pertimbangan Antonio Conte pada pemilihan pemain timnas Italia berikutnya. Jika Conte sampai terpengaruh, bukan tak mungkin caps Aquilani bersama timnas akan terhenti di angka 38.

Ya, Aquilani perlu mengevaluasi diri.

foto: commons.wikimedia.org

Komentar