Meski West Ham Berprestasi Allardyce Masih Keras Kepala

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Meski West Ham Berprestasi Allardyce Masih Keras Kepala

Sepanjang bulan Oktober, West Ham United menjalani tiga pertandingan Premier League; melawan Queens Park Rangers (5/10) dan Manchester City (25/10) di kandang serta berkunjung ke Burnley (18/10). Ketiganya berhasil dimenangi oleh West Ham, masing-masing dengan skor 2-0, 2-1, dan 3-1.

Raihan hasil sempurna, sembilan poin dari tiga pertandingan, tak hanya membawa West Ham duduk manis di posisi kelima dengan raihan poin 17 – sama banyak dengan Arsenal di posisi keempat dan tiga angka dibelakang Manchester City. Penampilan gemilang sepanjang bulan tersebut juga membawa dua penghargaan individu mendarat di Boleyn Ground.

Sam Allardyce, sang manajer, mendapatkan penghargaan Barclays Manager of the Month. Penghargaan pemain terbaik bulanan, Barclays Player of the Month, sementara itu pemain terbaik jatuh ke tangan Diafra Sakho; pencetak tiga gol di tiga pertandingan berbeda sepanjang bulan Oktober.

Bersama Southampton (22 poin, posisi kedua), West Ham adalah tim kejutan di papan atas tabel klasemen Premier League. Penampilan gemilang West Ham tidak lahir dari adanya perubahan besar-besaran. Allardyce masih memegang teguh filosofinya.

“Filosofi saya tidak pernah berubah. Filosofi saya selalu mengenai fokus tinggi dan berusaha untuk membuat tim menjadi lebih baik,” ujarnya sebagaimana dikutip oleh situs resmi Premier League.

Karenanya sah-sah saja jika kegemilangan West Ham di awal musim ini bisa terjadi karena para pemain baru dan para pemain lama langsung klop. Allardyce sendiri tidak membantah hal tersebut, walaupun ia mengaku sedikit terkejut.

“Well, para pemain baru telah melebihi ekspektasi lebih cepat dari yang saya kira,” ujarnya. “Saya memprediksi mereka baru akan mencapai tingkatan ini secara keseluruhan mungkin pada bulan Desember atau Januari. Saya juga tidak menyangka mereka semua bisa memberi kontribusi sebesar ini.”

Memuji pemain baru bukan berarti mengecilkan arti para pemain lama. Allardyce sadar benar bahwa ucapannya mungkin akan mengganggu keharmonisan tim, yang pada akhirnya akan mengakhiri rangkaian penampilan gemilang West Ham. Karenanya, ia segera mengeluarkan pernyataan tambahan.

“Hal tersebut juga telah membuat semua pemain yang sudah bersama saya lebih lama bermain lebih baik. Anda selalu bermain lebih baik bersama para pemain yang lebih baik. Ini bukanlah sebuah sikap tidak hormat terhadap para pemain yang sudah bersama saya selama beberapa tahun kebelakang namun para pemain (baru) ini adalah pemain-pemain yang lebih muda dan dengan kualitas yang lebih cocok untuk Barclays Premier League,” ujarnya.

Melihat posisi West Ham setelah sepuluh pertandingan, tidak ada salahnya jika para pendukung setia West Ham memimpikan tim kesayangan mereka duduk di posisi terhormat di akhir musim. Katakanlah, zona Champions League. Namun Allardyce tidak sepenuhnya setuju.

“Terlalu awal untuk mengubah target yang telah kami tentukan,” ujarnya. “Segala hal dapat berubah dengan sangat cepat pada tingkatan ini dan kami harus memastikan bahwa kami dapat meneruskan performa ini sepanjang musim.”

Satu pertandingan bulan Oktober telah dilalui oleh West Ham, bermain imbang 2-2 melawan Stoke City (1/11). Tiga pertandingan lainnya sudah menanti. Jika sembilan angka kembali berhasil diraih dari tiga pertandingan melawan Aston Villa, Everton, dan Newcastle, bukan tak mungkin Allardyce akan setuju untuk mengubah target timnya.

Komentar