Drama yang Mengakhiri Puasa Gelar Persib Bandung

Backpass

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Drama yang Mengakhiri Puasa Gelar Persib Bandung

Pertandingan menegangkan terjadi di stadion Jakabaring, Palembang, tempat berlangsungnya partai puncak Indonesia Super League 2014. Berlangsung malam hari (7/11), pertandingan ini mempertemukan juara liga Indonesia empat kali, Persipura Jayapura dan juara edisi pertama liga Indonesia, Persib Bandung.

Pertandingan ini bisa dibilang salah satu pertandingan final terbaik. Banyak drama dan momen-momen spesial terjadi. Dimulai dari kartu merah, hujan gol, gol bunuh diri, come back kedua tim, hingga tangis haru yang menyelimuti stadion kebanggaan kota Palembang tersebut.

Pertandingan berlangsung seru sejak peluit tanda dimulai pertandingan. Persipura sudah menekan Persib sejak awal pertandingan. Bahkan baru berjalan lima menit, Gerald Pangkali berhasil mengirimkan umpan terobosan cantik pada Ian Louis Kabes. Pemain bertahan Persib yang menjaganya, Vladimir Vujovic, tak mampu menandingi kecepatan pemain yang ditempatkan sebagai tandem Boaz Salossa di lini depan ini.

Vujovic memang kalah cepat. Bahkan saat Kabes melepaskan tembakan yang tak mampu dibendung kiper Persib, I Made Wirawan, Vujovic tertinggal dari Kabes. Padahal sebelum menerima bola tersebut, posisi Kabes berada di belakang Vujovic.

Keadaan unggul, Persipura semakin mendominasi pertandingan. Para pemain Persib dibuat kocar-kacir dengan pressing yang dilakukan para pemain Persipura hingga area bertahan milik Persib. Akhirnya, Persib seringkali dengan mudah kehilangan bola karena salah umpan.

Meski terus-terusan mendapatkan tekanan dari lawannya, Persib tetap berupaya untuk mencetak gol. Strategi yang dipakainya kali ini hampir mirip dengan yang dilakukannya saat menaklukkan Arema Cronus di babak semi-final. Bedanya kali ini, Persib menurunkan Hariono lebih awal ketimbang Taufiq. Sementara Makan Konate dan Firman Utina bertukaran posisi, kebalikan dengan yang diterapkan pelatih Persib, Jajang Nurjaman, saat menghadapi Arema.

Tim berjuluk Maung Bandung ini memilih untuk memainkan serangan balik lewat umpan panjang yang diarahkan langsung pada Ferdinand Sinaga sang penyerang tunggal Persib pada laga ini. Dan strategi ini berhasil membuahkan gol penyama kedudukan.

Ferdinand Sinaga yang menerima umpan panjang dari belakang bisa menghadapi bek tangguh Persipura, Bio Paulin dan Dominggus Fakdawer hingga beberapa kali. Hingga akhirnya, Bio Paulin dengan terpaksa harus diusir wasit, setelah menerima dua kartu kuning karena menjatuhkan Ferdinand dalam situasi satu lawan satu.

Setelah Bio diusir wasit, Persib mendapatkan tendangan bebas di depan kotak penalti Persipura. Dan dari tendangan bebas inilah gol bunuh diri Immanuel Wanggai lahir. Servis Firman Utina mengenai mistar, kemudian memantul ke depan gawang sehingga menciptakan kemelut. Ferdinand menyambutnya dengan tendangan balik bandung, namun masih bisa dimentahkan kiper Persipura, Dede Sulaiman. Namun sial bagi Persipura, bola justru justru memantul ke gawang sendiri terkena badan Wanggai yang berada di depannya. Persipura 1, Persib 1.

Unggul jumlah pemain, Persib berada di atas angin. Apalagi setelah M. Ridwan berhasil melesakan gol dan membuat Persib membalikkan keadaan pada awal babak kedua. M. Ridwan sukses mengelabui penjaga gawang Persipura, Dede Sulaiman, setelah menerima umpan matang dari Firman Utina.

Gol kedua Persib melecut semangat pemain Persipura untuk menyamakan kedudukan. Di saat bersamaan, Persib mengendurkan serangan. Garis pertahanan tinggi membuat para pemain Persipura selalu unggul dalam hal kecepatan.

Sang kapten, Boaz Salossa, menjadi inspirator kebangkitan pemain Persipura. Dengan skill individunya, ia beberapa kali melewati beberapa pemain Persib lalu melepaskan tendangan keras yang mengancam I Made.

Persipura kemudian memasukkan Ferry Pahabol untuk menambah daya dobrak. Pahabol benar-benar memberikan angin segar bagi Boaz cs. Pertahanan Persib yang tak merespons strategi Persipura ini pun membuat gol Persipura seolah tinggal menunggu waktu.

Yang ditakutkan bobotoh menjadi kenyataan. Pada menit ke-80, sisi kiri pertahanan Persib tak mampu menandingi kecepatan Pahabol. Pahabol kemudian memberikan umpan daerah pada Robertino Pugliara. Meski dijaga tiga pemain, gelandang asal Argentina ini masih bisa memberikan umpan pada Boaz yang berada di depan gawang. Tanpa pengawalan berarti, Boaz pun mampu menceploskan bola yang membuat skor menjadi 2-2. Pertandingan pun akhirnya harus dilanjutkan ke babak 2x15 menit karena kedua tim tak mampu menambah pundi-pundi gol setelah gol Boaz tercipta.

Pada babak tambahan waktu, Persipura terlihat ingin mengamankan skor dan mengincar adu tendangan penalti. Tujuh pemain memenuhi sepertiga lapangan miliknya sendiri. Hanya Pahabol dan Boaz yang ditempatkan di lingkar lapangan tengah untuk melakukan serangan balik.

Berbeda dengan Persipura, Persib justru semakin ngotot pada babak tambahan waktu. Mereka tampak tak mau pemenang pertandingan ditentukan oleh sepakan adu penalti. Serangan demi serangan tak henti-hentinya dilakukan kubu Persib.

Namun petaka bagi Persib, sebuah tindakan negatif dilakukan oleh Vladimir Vujovic yang sebenarnya sudah mengantongi kartu kuning. Ia dengan sengaja coba merebut bola dari pelukan kiper Persipura, Dede Sulaiman, dengan kepalanya. Melihat itu, wasit kemudian mengganjarnya dengan kartu kuning, di mana itu artinya, Vujovic menyusul Bio Paulin, mengakhiri pertandingan lebih dulu karena menerima kartu merah.

Jumlah pemain sama banyak. Tapi Persipura tetap tak mengubah pola permainannya. Mereka mengandalkan serangan balik dan menumpukkan banyak pemain di sekitar area kotak penalti. Sementara Persib, semakin kesulitan karena menembus pertahanan Persipura tersebut. Hingga akhirnya, wasit Prasetyo Hadi meniupkan peluit panjang yang mengharuskan kedua tim melakukan tendangan adu penalti.

Situasi semakin menegangkan. Kemudian Prasetyo Hadi memanggil kedua kapten tim untuk melakukan koin toss, menentukan tim mana yang akan menjadi penendang pertama. Hasil koin tersebut mengharuskan Boaz memiliki pilihan untuk menjadi penendang pertama atau memberikannya pada Persib. Tapi tanpa pikir panjang, Boaz lebih memilih Persipura untuk menjadi penendang kedua.

Makan Konate yang menjadi eksekutor pertama Persib berhasil melesakkan dengan sempurna tendangan 12 pas tersebut. Diikuti oleh Boaz, Ferdinand, Pahabol, Toni Sucipto, Robertino Pugliara, dan Supardi. Rentetan gol tersebut terhenti di tendangan keempat, setelah tendangan Nelson Alom berhasil dibaca dengan baik oleh I Made Wirawan.

Achmad Jufrianto maju sebagai eksekutor kelima Persib. Setelah meletakkan bola, ia sempat menghela napas panjang. Ia tahu, ia akan menjadi penentu kemenangan jika ia sukses melakukan tendangan penalti dengan baik.

Ia pun memantapkan arah tembakan dalam pikirannya. Wasit pun meniupkan peluit untuk sebagai tanda untuk mempersilahkan Jupe melakukan tendangan penalti. Seketika Jupe berlari menghampiri bola, lalu melepaskan tembakan keras ke kiri gawang, dan, gol!

Gol tersebut disambut sukacita seluruh stadion Jakabaring yang memang dipenuhi oleh puluhan ribu pendukung Persib Bandung. Mereka loncat kegirangan menggemakan teriakan "Persib, Juara! Persib, Juara!". Para pemain Persib pun saling berpelukan menikmati kemenangan.

Persib bersama para pendukungnya begitu larut dalam merayakan kemenangan tersebut. Kemenangan ini mengantarkan Maung Bandung pada trofi juara liga Indonesia yang kedua. Terlebih, butuh 19 tahun bagi Persib untuk mendapatkan trofi ini karena trofi pertama yang mereka raih didapatkan pada musim 1994/1995.

Begitu trofi emas tersebut diberikan, para pemain Persib bersama ofisial melakukan victory lap atau lari mengelilingi lapangan sambil merayakan kemenangan bersama para pendukungnya. Mereka berlari, dengan air mata kebahagiaan yang mengalir begitu deras.

Pada akhirnya, Persib berhasil menjadi juara setelah penantian panjang. Dan kini, dalam pikiran Bobotoh dan segala komunitas pendukung Persib yang ada di dalamnya, juara bukan lagi cerita. Tapi juara, adalah Persib.

Ya, Persib, Juara!



foto: ligaindonesia.co.id

Komentar