Marseille dan PSG Bernasib Sama Jelang Le Classique

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Marseille dan PSG Bernasib Sama Jelang Le Classique

Menjelang Le Classique, Paris Saint-Germain dan Olympique de Marseille sama-sama mendapatkan perlawanan sengit dari lawan masing-masing. Karenanya, baik PSG maupun OM sama-sama meraih kemenangan 2-1 dengan susah payah.

Secara spesifik Laurent Blanc menyebutkan bahwa apa yang ditunjukkan oleh para pemain PSG di babak pertama dalam pertandingan melawan FC Lorient pada hari Sabtu (1/11) adalah 45 menit terburuk dalam karirnya. Sementara itu Marcelo Bielsa sang manajer Marseille mengatakan bahwa para pemain RC Lens bermain sangat bagus sehingga timnya merasa gugup; belum pernah sebelumnya Bielsa melihat para pemainnya seperti itu.

“Ini adalah kemenangan yang diraih dengan sulit. Saya sejujurnya merasa bahwa kami sangat lemah di babak pertama malam ini. Hal tersebut wajar terjadi, namun ketika nama Anda adalah Paris Saint-Germain maka hal tersebut sulit untuk diterima,” ujar Blanc sebagaimana dikutip oleh situs resmi Ligue 1.

Pada babak pertama, terlepas dari fakta bahwa kebanyakan hal tersebut bisa terjadi karena kesalahan para pemainnya sendiri, Lorient memberi banyak masalah kepada PSG. “Masa itu, secara personal, adalah satu babak terburuk yang pernah saya saksikan sebagai seorang pelatih sepakbola,” ujarnya.

Blanc juga mengatakan bahwa jika bukan karena para pemainnya berhasil menunjukkan peningkatan kualitas permainan pada babak kedua, PSG pasti sudah pulang dengan tangan hampa dari Stade Yves-Allainmat.

Dua gol Edinson Cavani dan Jean-Cristophe Bahebeck yang masing-masing dicetak pada menit ke-60 dan ke-68 membawa PSG berbalik unggul atas Lorient yang mencetak golnya lewat Raphaël Guerreiro di menit ke-42.

Sehari setelah PSG, giliran Marseille yang dibuat kerepotan oleh tamunya, Lens, di Stade Vélodrome. Pasukan muda Antoine Kombouare membuat tuan rumah kerepotan di masa pertengahan menjelang akhir pada setiap babak.

“Tim saya bermain baik di awal kedua babak namun mengalami penurunan kualitas setelahnya. Saya tidak suka beralasan namun setelah gol pertama kami kehilangan mobilitas. Kami juga berhenti memberi tekanan kepada mereka setelah berhasil mencetak gol kedua. Dan setelah kartu merah Alaixys Romao kami kesulitan untuk menjaga keseimbangan,” ujar Bielsa.

Lens, yang kembali diperkuat oleh banyak pemain muda (termasuk penjaga gawang berusia 19 tahun, Valentin Belon) mampu tampil gemilang walaupun terlihat tidak matang. Hal tersebut meninggalkan kesan baik dalam diri Bielsa. Keputusan Kombouare untuk mempercayai para pemain muda kembali membuahkan hasil manis. Usia pencetak gol tunggal Lens di pertandingan ini, Baptiste Guillaume, sama dengan usia Belon dan Benjamin Bourigeaud (penentu kemenangan Lens di pekan ke-11).

“Lens mengambil banyak resiko dan kehilangan kontrol. Mereka mengambil inisiatif dan memaksakan diri. Lens meninggalkan kesan yang baik dalam diri saya. Saya tidak pernah melihat pemain saya merasa gugup sebelumnya dan jika dalam 25 menit pemain saya merasa demikian, itu pasti karena lawan kami bermain lebih baik,” ujar Bielsa.

Walaupun ia melihat para pemainnya kesulitan dan merasa gugup saat berhadapan dengan Lens, Bielsa tidak memiliki kekhawatiran mengenai pertandingan klasik melawan PSG di Parc des Princes pada hari Minggu (9/11) nanti.

“Apakah saya merasa khawatir sebelum Classique?” tanya Bielsa retoris. “Saya tahu bahwa malam ini kami beberapa kali melakukan kesalahan namun saya tahu kualitas tim saya dengan sangat baik dan saya tahu apa yang dapat mereka lakukan.”

Lens dan Lorient sudah berlalu. Konsentrasi Marseille dan PSG kini tertuju kepada Le Classique, sama halnya dengan para penikmat sepakbola Perancis. Setelah sekian lama, akhirnya Marseille dan PSG akan berjumpa dalam Derby de France saat kekuatan keduanya sedang setara.

Komentar