Lens: Meraih Sukses (Kecil) Bersama Anak-Anak

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lens: Meraih Sukses (Kecil) Bersama Anak-Anak

“Anda tidak dapat memenangi apapun bersama anak-anak,” kata Alan Hansen, legenda Liverpool, mengenai kekalahan yang diderita oleh Manchester United di tangan Aston Villa pada pertandingan pembuka musim 1995/96. Pertama: anak-anak yang dimaksud Hansen tadi kemudian menjadi salah satu era terbaik Setan Merah.

Kedua: Jumat (24/10) lalu, Antoine Kombouaré membuktikan bahwa ucapan Hansen (lagi-lagi) tidak benar. Racing Club de Lens yang ditangani oleh Kombouaré tetap berhasil meraih kemenangan di pertandingan tandang walaupun lebih dari separuh isi starting line-up timnya diisi oleh pemain yang usianya tidak lebih tua dari 20 tahun.

Lens mengawali musim ini dengan buruk. Hasil akhir yang diraih pertandingan melawan Football Club de Nantes dan En Avant de Guingamp pada dua pekan pertama selalu sama: kalah 0-1. Dua kemenangan beruntun, 1-0 melawan Olympique Lyonnais pada pekan ketiga dan 4-2 melawan Stade de Reims di 4ème journée, adalah jawaban yang berhasil diberikan oleh Lens untuk start buruk yang mereka alami di awal musim ini.

Namun romansa yang terjalin antara Lens dan tiga poin dari setiap laga tidak berlangsung lama. Setelah meraih kemenangan ganda dari kunjungan ke Stade de Gerland dan pertandingan melawan Reims, hasil kurang maksimal kembali menghampiri klub yang berasal dari Pas-de-Calais tersebut.

Lawatan ke Stade Armand Cesari, kandang Sporting Club de Bastia, berakhir imbang satu sama. Dua pertandingan setelahnya malah berakhir dengan kekalahan. Saat menjamu AS Saint-Étienne, Lens kalah 0-1 sementara pertandingan tandang melawan Evian Thonon Gaillard berakhir dengan kekalahan 2-1.

Satu poin tambahan dari hasil imbang kedua (0-0 melawan Stade Malherbe Caen) berhasil diraih oleh Lens di pekan kedelapan, hanya untuk kemudian kembali menderita dua kekalahan beruntun. Stade Rennais FC menaklukkan Lens yang bertamu ke Route de Lorient dua gol tanpa balas, sementara Paris Saint-Germain berhasil membawa pulang tiga angka penuh ke ibu kota setelah mengalahkan Les Sang et Or dengan skor 3-1.

Tapi badai sudah berlalu. Walau mungkin hanya mededa sementara. Rangkaian hasil buruk enam pertandingan berhasil diakhiri di Stadium Municipal, kandang Toulouse FC. Kemenangan tersebut terasa semakin manis karena Lens meraihnya dengan cara yang tidak selalu berhasil (dan berani) dilakukan oleh klub-klub lain, bahkan para raksasa sepakbola Eropa sekalipun.

Kemenangan Lens di kandang Toulouse pada dasarnya adalah gabungan dari dua kemenangan pertama yang berhasil mereka bukukan musim ini. Melawan Toulouse, Lens tak hanya mampu menang dengan selisih dua gol. Lens juga berhasil menjaga kesucian gawang mereka sendiri. Manis. Lebih manis lagi karena mereka meraih hasil maksimal tersebut dengan bantuan enam pemain muda usia dalam onze de départ mereka.

Penjaga gawang Valentin Belon, fullback kanan Dimitri Cavare, gelandang Wylan Cyprien, dan penyerang Baptiste Guillaume masing-masing masih berusia 19 tahun. Bek tengah Abdoul Ba dan penyerang Benjamin Bourigeaud, sementara itu, hanya berusia satu tahun lebih tua dari kuartet pemuda belasan tahun tersebut.

Berusia muda dan minim pengalaman toh bukan halangan untuk para pemain ini. Mereka tetap mampu memberikan penampilan terbaik. Dan yang paling penting, mereka berhasil mempersembahkan kemenangan kepada para pendukung setia. Kepada entraîneur Kombouaré yang telah memberi mereka kepercayaan.

Pada menit ke-27, Bourigeaud berhasil mencetak gol dari serangan yang ia ciptakan sendiri. Gol yang dicetak oleh Bourigeaud membawa Lens unggul semakin jauh karena sebelumnya, Alharbi El Jadeyaoui berhasil mengkonversi umpan silang Démé Ndiaye menjadi sebuah gol pada menit ke-11.

Selain kepada Bourigeaud, pujian juga pantas dialamatkan kepada Belon. Tanpa ketenangan dan permainan gemilang yang Belon tunjukkan dalam debutnya di tim utama, kemenangan Lens pasti sudah terbuang percuma.

Pada babak kedua Belon berhasil menggagalkan dua tandukan jarak dekat. Tak hanya itu, Belon juga berani keluar dari sarangnya untuk berhadapan satu lawan satu dengan Martin Braithwaite, penyerang yang oleh manajer Alain Casanova memang sengaja diberi perintah untuk masuk menggantikan pemain belakang Issiaga Sylla demi menambah daya gedor Toulouse.

Bersama anak-anak, Antoine Kombouaré berhasil meraih kemenangan penting yang menjadi kunci keluar dari zona degradasi. Untuk sementara, mereka bisa bernapas lega. Nasib esok hari memang masih menjadi misteri. Namun Lens sepertinya tidak peduli.

Komentar