Buah Ceri Bersejarah untuk Tim Berusia 13 Tahun

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Buah Ceri Bersejarah untuk Tim Berusia 13 Tahun

Pada lanjutan fase grup Liga Champions yang mempertemukan PFC Ludogorets Razgrad dengan FC Basel, sejarah tercipta. Tepatnya pada menit ke-92. Untuk selamanya nama Yordan Minev, sang pencetak gol, akan dikenang karenanya. Berkat gol Minev, Ludogorets menjadi klub Bulgaria pertama yang mampu meraih poin di ajang Liga Champions.

“Aku tidak benar-benar tahu apa yang harus aku lakukan terhadap bola. Jadi aku tendang saja. Aku rasa itu adalah keputusan yang baik,” ujar Minev selepas pertandingan. Sangat baik, malah. Keputusan pemain berusia 34 tahun tersebut terbukti tepat. Bola hasil tendangannya bersarang dengan manis di gawang Basel.

Gol ciptaan Minev memang hanya satu. Namun gol tunggal tersebut sudah cukup untuk menjadi  pembeda. Gol tunggal Minev menjadi batas jelas antara pemenang dan pecundang. Pemenang yang dimaksud di sini bukanlah Basel sebagai pihak yang kalah. Namun Ludogorets sendiri. Sah-sah saja, bukan, jika klub berjuluk Sang Elang tersebut dipandang sebagai pecundang jika tidak mampu meraih kemenangan melawan tim yang bermain dengan sepuluh orang pemain sejak menit ke-18?

Tak hanya menjadi pembeda, gol Minev adalah sebuah gol yang akan dicatat dengan tinta emas dalam buku sejarah sepakbola Bulgaria. Sejarah sepakbola Bulgaria, bukan sejarah Ludogorets saja. Gol ciptaan pemain serbabisa tersebut (Minev mampu memainkan peran fullback kanan dan kiri dengan sama baiknya) menjadi begitu bersejarah karena untuk pertama kalinya ada kesebelasan Bulgaria yang bisa meraih poin dalam pertandingan di ajang Liga Champions Eropa. Klub-klub Bulgaria sebelum Ludogorets tidak pernah berhasil melakukannya. Jangankan menang, bermain imbang saja tidak pernah. Perwakilan Bulgaria selalu kalah.

Menyerang dari sisi kanan pertahanan Basel, Minev melakukan sebuah gerakan yang dikenal luas dengan istilah cutting inside. Ia tak banyak berpikir. Kebingungan yang ia alami membuat Minev kemudian memutuskan untuk melepaskan sebuah tendangan jarak jauh.

Tomas Vaclik, penjaga gawang Basel, terpaku di tempatnya berdiri saat bola melewati garis gawang di antara dirinya dan tiang dekat. Gol! Ludogorets 1, Basel 0. Skor pertandingan tidak berubah hingga peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiupkan oleh wasit Deniz Aytekin.

Basel pulang ke Swiss dengan tangan hampa. Tuan rumah, di saat yang bersamaan, merayakan keberhasilan mereka menjadi klub Bulgaria pertama yang berhasil meraup angka di putaran final Liga Champions. Bukan sekedar angka, malah. Tapi poin penuh. Tiga poin sekaligus.

Menyebut Minev sebagai satu-satunya pahlawan Ludogorets dalam kemenangan bersejarah ini adalah penghinaan terhadap para pemain lain. Semua pemain Ludogorets memainkan peran penting dalam keberhasilan menaklukkan Basel.

Tak hanya para pemain, malah. Laporan pertandingan resmi yang dikeluarkan oleh UEFA secara terang-terangan menyoroti para pendukung Ludogorets sebagai salah satu faktor penting di balik keberhasilan tim yang baru berusia 13 tahun tersebut.

Gol yang diciptakan oleh Minev, meminjam perumpamaan yang digunakan oleh karakter Barney Simpson dalam serial televisi How I Met Your Mother, adalah a mini cherry on top of regular cherry on top of the sundae of awesomeness.

Dan berbicara mengenai gol Minev sebagai buah manis dari kebingunganya terhadap bola, bolehlah ia disebut sebagai sosok yang beruntung. Tepatnya sosok beruntung yang akan mendapatkan tepukan penuh rasa bangga di pundak dari Bob Paisley, manajer legendaris Liverpool.

Paisley memiliki satu saran untuk para pemainnya: “Jika Anda berada di dalam kotak penalti dan Anda tidak tahu apa yang harus Anda lakukan terhadap bola, masukkan saja bolanya ke gawang dan kita akan mendiskusikan pilihannya nanti.”

Komentar