Pemakaian Poros Ganda Solusi Mengatasi Kelemahan Barcelona

Taktik

by Aqwam Fiazmi Hanifan

Aqwam Fiazmi Hanifan

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pemakaian Poros Ganda Solusi Mengatasi Kelemahan Barcelona

Tak ada yang menyangsikan keganasan Barcelona di musim ini. Kemenangan-kemenangan selalu mereka dapatkan. Sejak awal musim lalu di semua kompetisi, dari 10 pertandingan, Barcelona baru kalah satu kali. Itupun saat mereka menghadapi PSG di ajang Liga Champions, dengan skor yang berkesudahan 2-3. Delapan pertandingan sisanya diraih dengan kemenangan.

Dalam soal jumlah gol, di kancah domestik mereka tim dengan terproduktif kedua setelah Real Madrid, dengan toreahan 22 gol. Dalam soal kebobolan, Barca menuai prestasi. Dari 8 pertandingan di La Liga, mereka sama sekali tak pernah kebobolan. Lini pertahanan mereka boleh dikata cukup tangguh, Barca adalah salah satu tim dengan tembakan ke gawang sendiri paling sedikit di La Liga. Hanya 7,1 attempt/game yang bisa dibuat lawan-lawan ke gawang Barca dalam satu pertandingan.

Statistik tadi tentu saja tak bisa dijadikan sepenuhnya pembanding kualitas Barca di musim ini, mengingat Barca belum bertanding melawan tim-tim tangguh semacam Atletico Madrid, Real Madrid, Valencia atau Sevilla. Namun jika berkaca dari apa yang dilakukan Luis Enrique selama ini, dia nampaknya mesti berani melakukan rotasi dan perubahan pola agar permainan Barca tak mudah dibaca oleh lawan. Terutama dalam soal pertahanan.

Salah satu kelemahan lini belakang Barca adalah kemampuan duel bola atas plus sisi flank yang kerap dieksploitasi lawan. Tiga gol yang dicetak PSG semuanya memanfaatkan kelemahan ini.

Penyebab pertama kelemahan ini terjadi karena Mascherano sejatinya bukan seorang bek tengah. Posturnya yang cukup pendek memperparah kondisi itu. Kelemahan inilah yang membuatnya dikembalikan semula sebagai gelandang bertahan oleh Allejandro Sabella saat membela timnas Argentina di Piala Dunia.

Lantas penyebab sering dieksploitasinya sisi flank Barca diakibatkan agresifnya dua fullback mereka yakni Jordi Alba dan Daniel Alves. Dari sisi serangan mereka memang membantu betul, namun saat diserang sisi sayaplah yang terasa ringkih. Statistik whoscored menyatakan bahwa hampir 80% mereka diserang lewat sayap. Hal ini tentu saja akan sangat berbahaya jika melawan tim-tim yang memiliki sayap cepat, seperti Real Madrid misalnya.

Untuk mengatasi dua kelemahan ini, Luis Enrique semestinya berani melakukan perubahan pola dan formasi. Kolumnis Sbnation@gideononswrd memberi masukan yang cukup menarik.

Salah satu yang mesti dilakukan Enrique adalah dengan mengembalikan Mascherano sebagai gelandang dan memakai poros ganda pada sektor tengah. Naiknya Mascherano tentu saja akan memberikan kesempatan pada pemain muda Marc Bartra/Mathieu untuk berduet bersama dengan Pique - atau malah sebaliknya.

Hanya saja agar bisa memaksimalkan kemampuan para penyerang mereka yakni Suarez, Neymar dan Messi maka pola pemakaian poros ganda pada 4-2-3-1 tak akan cocok bagi Barca. Formasi 4-2-2-2 atau 4-2-1-3 mungkin akan lebih bisa berjalan maksimal.

Sebagai poros ganda, Mascherano bisa berduet dengan Sergio Busquets. Di depan dua pemain ini bisa ditempatkan Messi yang segaris dengan Iniesta/Rakitic. Pada lini depan, Neymar dan Suarez bisa bermain sejajar. Formasi 4-2-2-2 ini bisa berubah menjadi 4-2-1-3 dengan mendorong posisi Messi agak lebih tinggi mengapit Neymar dan Suarez. Posisi false nine akan kembali Messi perankan.

Pemaikaian poros ganda otomatis akan mengurangi jumlah gelandang. Andaikan Enrique menghendaki ingin memakai jasa Messi, Neymar dan Suarez secara bersamaan maka taktik poros ganda tentu saja akan mengorbankan satu posisi yang biasa diisi oleh Ivan Rakitic.

Taktik poros ganda ini akan jadi kunci sukses saat Barca sudah unggul dan hendak memainkan sepakbola bertahan. Barca tak perlu lagi khawatir menghadapi bola-bola atas saat diserang mengingat Pique, Bartra dan Mathieu memiliki postur tubuh yang ideal sebagai seorang bek tengah.

Kehadiran poros ganda tentunya juga akan memudahkan keluwesan Alba dan Alves saat menyerang. Ketika dua fullback naik, maka dua poros ganda akan bermain melebar untuk menutupnya. Yang terpenting adalah pemakaian poros ganda akan membuat persaingan tim inti akan menjadi lebih ketat. Beranikah Enrique mengubah polanya?

Komentar