Menanti Garuda Muda Mengepakkan Sayapnya Kembali di Kancah Asia

Berita

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Menanti Garuda Muda Mengepakkan Sayapnya Kembali di Kancah Asia

“Ravi Murdianto, Halau bola masuk gawangmu....Hansamau Yama, Selalu jaga pertahananmu....Evan Dimas, berikan umpan-umpan manismu...Muckhlis Hadi, cetaklah gol ke gawang lawanmu...”

Kalimat-kalimat di atas adalah bait dari salah satu chant PSS Sleman yang jadi pengharapan dari Bangsa indonesia kepada Timnas U19 yang akan menggelar laga perdananya di Piala AFC U-19, sore nanti.

Melihat timnas U-19 menjuarai Piala AFF tahun lalu dan mengalahkan Korea Selatan adalah sesuatu hal yang diluar dugaan oleh kita-kita semua. Hadirnya timnas U-19 ini seolah membangkitkan kembali mimpi masyarakat Indonesia untuk memiliki Tim Nasional yang tangguh yang bisa disombongkan kepada bangsa lain.

Timnas U-19 asuhan Indra sjafrie ini berhasil menghipnotis rakyat Indonesia, terbukti dengan penuhnya stadion ketika mereka mengadakan tur keliling Indonesia, hingga dua jilid. Atusiasme dan harapan yang sangat tinggi kepada Tim Garuda Jaya ini yang akan selalu menemani mereka di Myanmar.

Selalu jadi forklore bahwa diantara 200 juta lebih penduduknya kita selalu kesulitan mencari 11 pemain sepakbola untuk bertanding di pentas dunia.

Dengan semua masalah persepakbolaan yang ada di bangsa ini mulai dari suap, pengaturan skor, tawuran antar suporter dan lain-lain, hadirlah sosok pria asal Padang bernama Indra syafri.

Tampil luar biasa di piala AFF U-19 di kandang sendiri. kita masih ingat jelas bagaimana cara mereka bermain sepak bola yang bukan seperti Indonesia. Kita pun masih sangat ingat bagaimana Ilham Udin mencetak gol dari titik putih sampai membuat seorang Valentino Simanjuntak berteriak kesenangan sambil menyebut quotes-quotes dari Bung Karno dan lain-lain.

Mereka bermain menggunakan visi dan taktik yang berbeda dari senior mereka. Melihat tim ini bertanding seperti tidak melihat tim Indonesia bertanding. Indonesia yang ini berbeda, Indonesia yang ini mempunyai harapan.

Setelah menjuarai Piala AFF, mereka pun mengikuti kualifikasi piala asia yang di selenggarakan di Jakarta. Tampil di depan pendukung sendiri Timnas U-19 berhasil lolos ke Piala Asia, plus mampu mengalahkan Korea Selatan yang juara 12 kali piala Asia.

Lalu tak lama, persiapan untuk piala asia itupun dilakukan, persiapan yang kurang lebih dilakukan satu tahun. Persiapan yang dimulai di Yogyakarta kota kelahiran PSSI, dilanjutkan tur keliling Indonesia lalu ke timur tengah dan terakhir berguru ke negeri matador.

Persiapan yang sangat panjang itu diharapkan bisa mencapai target untuk mendapatkan tiket Piala Dunia U-20 yang digelar di New Zealand tahun depan. Persiapan yang mudah mudahan saja akan bermanfaat nanti. Namun, ketika persiapan yang panjang ini tidak membuahkan hasil yang tidak di inginkan, saya akan tetap bangga bisa melihat timnas Indonesia yang berbeda ini.

Berbekal persiapan yang panjang ini mereka berangkat ke Myanmar dengan rasa percaya diri yang tinggi. Harapan dan doa mengalir deras untuk kesuksesan mereka di Myanmar. Kita berdoa semoga mereka bisa sukses disana dan lolos ke piala dunia. Karna tak bisa dibayangkan lagi hebohnya ketika mereka nanti turun dari pesawat di Soekarno-Hatta atau Halim dan diarak oleh ribuan rakyat Indonesia dengan membawa trofi piala AFC. Ah nikmat sekali jika membayangkan hal seperti itu bakal terjadi. Ya seperti apa yang pernah pendahulu mereka lakukan pada tahun 1961 silam. Mungkinkah sejarah itu berulang?

Evan Dimas dan yang lain, kami rakyat Indonesia memang jahat sepertinya menggantungkan mimpinya ke anda dan yang lain yang masih muda ini. Namun, janganlah kau terbebani bermainlah seperti biasa, bermainlah dengan gembira.

Bermainlah dengan senang. Berlari lah yang kencang, berlarilah seperti tidak ada lagi hari esok, berlarilah seperti orang gila yang ingin meraih kebahagiaanya. Kelak, jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan, kita akan tetap akan bangga pernah melihatmu dan yang lain berusaha dengan keras. Namun, jika kau berhasil? Kau sendiri dan yang lain akan merasakan hal yang tak terlupakan.

*Tulisan ini dikirim oleh @firhand_azmi

Komentar