Kasus Ozil dan Ketidakbecusan Wenger Mengelola Kebugaran Pemain Arsenal

Berita

by redaksi

Kasus Ozil dan Ketidakbecusan Wenger Mengelola Kebugaran Pemain Arsenal

Tahun 2014 berakhir lebih cepat untuk Mesut Ozil. Pemain berkebangsaan Jerman tersebut membawa pulang dua hal dari Stamford Bridge: kekalahan dan cedera yang cukup parah. Ozil harus menepi selama sepuluh hingga 12 pekan.

Yang menarik, jenis cedera yang menimpa Ozil baru diketahui di Jerman. Padahal ia mendapatkan petaka tersebut di pertandingan melawan Chelsea. Perihal masalah ini, Ozil dan Arsenal sama-sama salah. Ozil abai terhadap kesehatannya sendiri, sementara Arsenal tidak memberikan cukup perhatian.

Ceritanya begini: Ozil sudah merasakan sakit saat pertandingan masih berjalan. Ia memilih untuk terus bermain hingga laga usai dan baru memberi tahu tim dokter Arsenal setelah pertandingan berakhir. Pemeriksaan singkat menunjukkan bahwa Ozil menderita cedera ringan.

Begitu mendarat di Frankfurt pada hari Selasa (7/10), Ozil melapor mengenai rasa sakitnya kepada tim dokter di tim nasional Jerman. Laporan sederhana saja, karena Arsenal sendiri sudah memberitahukan cedera Ozil kepada tim dokter die Nationalmannschaft. Perintah untuk menjalani pemeriksaan mendalam pun diberikan.

Dari Frankfurt, Ozil terbang lagi ke Munich keesokan harinya. Deutscher Fussball-Bund (DFB - Asosiasi Sepak Bola Jerman) mengumumkan sesuatu yang tidak ingin didengar oleh Joachim Low maupun Arsene Wenger: Ozil menderita Kerusakan parsial pada ligamen lutut kiri. Ia, sebagaimana telah disebutkan di awal tulisan, mau tak mau harus absen berlaga selama sepuluh hingga 12 pekan.

Arsenal merugi. Urusan taktik sendiri bukan masalah. Absennya Ozil tidak akan memberi banyak pengaruh. Wenger memiliki cukup banyak pemain yang kompeten untuk mengisi pos Ozil. Jack Wilshere, Santi Cazorla, dan Tomas Rosicky (jangan lupakan Tomas Rosicky) dapat menciptakan peluang sama baiknya dari tengah maupun dari sisi lapangan. Lagipula, Ozil memang belum maksimal sejak bergabung dengan Arsenal. Rasanya tak perlu juga kehilangannya diratapi.

Kehilangan Ozil sebenarnya lebih terasa di bagian ini: Ia adalah pemain termahal sepanjang sejarah Arsenal. Ia didatangkan untuk mengangkat prestasi tim lewat penampilan apik dari pertandingan ke pertandingan. Dan Ozil selama tiga bulan kedepan tak bisa melakukannya.

Melihat Ozil duduk menonton rekan-rekannya bertanding sama saja seperti melihat Bugatti Veyron 16.4 Grand Sport Vitesse (atau Koenigsegg Agera S, atau Hennessey Venom GT, atau Porsche 918 Spyder tergantung selera) yang hanya bisa diparkir manis di garasi rumah di Indonesia. Mobil-mobil itu tidak bisa dikendarai karena terlalu banyak polisi tidur di komplek perumahan sang pemiliknya. Sebuah pemborosan dari buruknya pengambilan keputusan.

Walau, tentu saja, Ozil bukanlah pemborosan yang sama. Cedera Ozil adalah resiko yang pasti terjadi. Lalu bagaimana Arsenal bereaksi terhadap petaka ini?

Ozil dijadwalkan untuk kembali ke London demi menjalani penanganan di bawah pengawasan pihak klub – sesuatu yang lebih baik tidak ia lakukan. Memilih untuk tinggal di Jerman untuk dirawat oleh Dr. Hans-Wilhelm Müller-Wohlfahrt (dokter tim nasional Jerman) adalah pilihan yang lebih baik.

Pertama, Ozil pernah ditangani oleh Dr. Müller-Wohlfahrt dan ia puas terhadap proses penyembuhan cedera yang ia jalani kala itu. Kedua, Ozil akan lebih dekat dengan keluarganya. Ketiga, kualitas penanganan (dan pencegahan) cedera di Arsenal memang buruk. Abou Diaby adalah bukti nyata walaupun ia pasti tidak akan pernah mau mengakui hal tersebut.

Data yang didapatkan dari situs PhysioRoom menunjukkan bahwa Arsenal musim ini berada di tingkatan yang sama dengan Everton dan Newcastle United. Ketiga klub, dengan jumlah delapan kasus cedera, hanya berada di belakang Manchester United: 9 kasus. Jika dirunut lebih jauh, kondisinya malah lebih parah.

Sejak tahun 2002 (sejak PhysioRoom mulai melakukan pencatatan informasi cedera) hingga tulisan ini dibuat, sudah terjadi 890 kasus cedera di Arsenal. Jumlah ini adalah yang terbanyak di antara semua klub Premier League. Sebagai perbandingan, inilah jumlah cedera yang terjadi di klub-klub pesaing dalam rentang waktu yang sama: Manchester United 794, Everton 666, Chelsea: 622, Manchester City, 596, dan Liverpool 552.

Jumlah pertandingan yang harus dijalani selama satu musim tak bisa menjadi alasan untuk banyaknya jumlah cedera di Arsenal. Klub-klub lain juga memiliki jadwal yang sama padatnya. Tapi buktinya mereka baik-baik saja. Ini berarti, ada yang salah di Arsenal. Tapi apa?

Kutipan dari tahun 2009, yang diangkat kembali ke permukaan oleh ESPN, mungkin bisa menjadi jawaban: “Benar adanya bahwa kami menderita lebih banyak cedera dibanding tim-tim besar lainnya,” ujar Arsene Wenger. “Anda tidak bisa mengatakan bahwa tidak ada alasan di balik kejadian ini, namun kami belum menemukannya.”

Jawaban yang dicari oleh Wenger sebenarnya ada. Roberto Martinez, manajer Everton, pernah berkata seperti ini dua tahun lalu: “Saya selalu percaya bahwa setiap cedera dapat dihindari. Saya tidak percaya kepada cedera jaringan lunak. Jika Anda menderita cedera jaringan lunak di sepak bola, maka itu pasti terjadi karena Anda melakukan kesalahan.”

Arsenal berulang kali melakukan kesalahan. Arsenal tidak pernah belajar. Atau lebih tepatnya, Wenger tak pernah mau belajar. “Aku bertemu dengan salah satu anggota departemen sport science Arsenal dan ia berkata bahwa dirinya telah seringkali memberi tahu Wenger bahwa Wenger memberi beban kerja yang terlalu berat kepada para pemain. Namun Wenger tidak mau memperhatikan.”

Kutipan di atas adalah sesuatu yang dikatakan oleh Stewart Robson, eks pemain Arsenal.  Le Professeur memang pandai mengatur keuangan dan menjalankan bisnis. Namun untuk urusan kebugaran ia tidak memiliki pengetahuan yang cukup. Hal itu diperparah oleh sifat kepala batu. Apa yang diungkap oleh Robson hanyalah satu dari sekian banyak bukti dari keengganan Wenger untuk mendengarkan saran orang lain.

Menyalahkan Wenger seorang adalah tuduhan yang terlalu besar. Lagipula, sebelumnya telah disebutkan bahwa cedera Ozil adalah buah dari kesalahan banyak pihak. Namun kita toh tidak bisa menutup mata bahwa Wenger memiliki porsi paling besar dalam kesuksesan dan kebobrokan yang ada dalam tubuh Arsenal.

Komentar