Pemilik Klub Dihukum 5 Tahun Karena Siksa Wasit Hingga Masuk RS

Berita

by Aqwam Fiazmi Hanifan

Aqwam Fiazmi Hanifan

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pemilik Klub Dihukum 5 Tahun Karena Siksa Wasit Hingga Masuk RS

Wasit adalah perwakilan Tuhan di atas lapangan. Karena itu menentang keputusannya secara berlebihan tentu hal itu tidaklah dibenarkan. Jika nekat tetap dilakukan siap-siap saja hukuman berat akan anda diterima. Begitulah yang jadi dasar kenapa sikap keji terhadap wasit selalu mendapat timbal balik yang tak kalah keji pula.

Baru-baru ini salah seorang presiden klub kecil di Italia Sardinia Sanluri, yakni Paolo Pilloni telah diputuskan bersalah dan larangan berkecimpung di dunia sepakbola Italia akibat ulahnya yang menyerang wasit di ruang ganti saat jeda pertandingan.

Ulahnya yang membuat kericuhan itu membuat pertandingan ditunda selama satu jam lebih akibat wasit yang terluka. Kejadian bermula saat Pilloni tiba-tiba saja mendatangi ruang wasit sambil marah-marah memaki Luigi Cannas, wasit yang memimpin pertandingan itu.

Tanpa diduga Pilloni langsung menampar Cannas menyebabkan wasit itu jatuh ke belakang. Tanpa ampun Pilloni langsung ganas menyerang dan membenturkan kepala Cannas ke dinding kamar ganti secara berulang-ulang. Tak lupa bogem mentah dan tendangan sepatu Pilloni merajah tubuh wasit malang itu.

Ulah Pilloni membuat si wasit mengalami luka yang cukup parah hingga tak bisa melanjutkan jalannya pertandingan dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Laporan terbaru menyatakan bahwa si wasit mendapat luka yang membuatnya mesti absen selama 20 hari lamanya.

Serangan terhadap wasit ini diduga akibat kekesalan Pilloni setelah timnya mendapat hukuman penalti dari wasit dalam laga melawan Tortolì di kompetisi divisi regional Sardinia. Tak hanya mendapat hukuman dari FIGC saja, Pilloni pun akan mendapat hukuman kurungan akibat ulahnya itu memasuki ranah hukum kriminal. Namun hukuman larangan lima tahun berkecimpung di dunia sepakbola tentu itu hukuman berat yang akan dia rasakan.

Dari kasus ini kita bisa belajar bahwa aturan tegas telah ditetapkan federasi sepakbola Italia. Wartawan Bola, Arief Natakusumah pernah menulis budaya korupsi dan kongkalikong sepakbola Italia sebenarnya tak beda jauh dengan sepakbola Indonesia. Hanya saja bedanya, sebusuk-busuknya sepakbola Italia hukum di sana masih tetap berjalan sebagaimana mestinya. Sebuah hukum yang tentu saja tak pandang bulu. Sebuah cerita yang jarang terjadi di Indonesia.

Komentar