Dikritik, Timnas Nigeria Diminta Gunakan Analis Sepakbola

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Dikritik, Timnas Nigeria Diminta Gunakan Analis Sepakbola

Penampilan Timnas Nigeria untuk menghadapi Piala Afrika 2015, dinilai belum meyakinkan. Dengan kualitas pemain yang boleh dibilang di atas rata-rata tim Afrika, Nigeria masih belum pasti lolos ke Piala Afrika 2015.

Hal ini membuat analis olahraga asal Nigeria, Malik Akanni, resah. Ia meminta The Super Eagles, julukan Nigeria, untuk mengubah taktik agar bisa bersaing di babak kualifikasi.

Ia mengatakan, sepakbola masa kini amat mengandalkan kecepatan. Timnas Nigeria mesti mengubah strategi mereka agar bisa bermain di Piala Afrika yang akan digelar di Maroko. Ia tak senang dengan cara bermain Nigera. Ada banyak hal yang mesti dirombak dan ditingkatkan dari skuat yang diasuh Stephen Keshi tersebut.

“Mungkin, Keshi membutuhkan bantuan. Aku melihat ia tak cukup percaya diri untuk membawa the Eagles ke Piala Afrika, karena aku melihat sepakbola telah berubah. Maksudku, sepakbola masa kini lebih cepat, mengandalkan kemampuan teknik, lebih bertenaga, dan mengandalkan kecepatan,” tutur Akanni.

Ia menganggap permainan Timnas Nigeria terlalu lambat jika dibandingkan tim lain yang berlaga pada babak kualifikasi Piala Afrika 2015. Akanni meminta federasi sepakbola Nigeria untuk menyertakan pelatih asing dengan kemampuan analis sepakbola di timnas. Bukan untuk mengganti Keshi, tapi membantunya dalam segi teknik.

Menurutnya, merekrut pelatih asing akan menunjang penampilan Nigeria di pertandingan-pertandingan selanjutnya. Nantinya, ia yang akan menentukan latihan macam apa yang akan diberikan pada pemain. Misalnya, kapan harus bermain bola panjang, kapan bermain cepat, dan kapan bermain dengan tenaga penuh.

“Sepakbola telah berubah, kami pun mesti menyesuaikannya. Tidak ada lagi yang melakukan umpan pendek, dan sebelum menyentuh kotak penalti lawan, Anda sudah melakukan 25 umpan, tapi tak bergerak sedikitpun.”

Menurutnya, pelatih teknik atau analis bisa memecahkan masalah tersebut. Ia menganggap Keshi tak begitu cakap menguasai teknik yang ada di dalam permainan.

Ia mencontohkan posisi Obi Mikel yang disimpan sebagai gelandang. Menurutnya, Mikel tak akan berkembang karena posisi dan perannya bukanlah sebagai gelandang yang seperti saat ini ia jalani.

“Setiap orang berpikir Keshi adalah pelatih hebat. Kenayataannya, ia bukanlah yang terbaik di Afrika atau Nigeria. Meskipun pernah memenangi Piala Afrika, ia memenanginya atas dasar intuisi.”

Penampilan Nigeria di Piala Dunia dan kualifikasi Piala Afrika menjadi buktinya. Mereka tidak sespektakuler dengan gelar juara Afrika yang mereka sandang.

“Tanpanya (pelatih teknik), jangan pikir kita (Nigeria) bisa lolos kualifikasi,” ujar Akanni.

Dari contoh Timnas Nigeria tersebut, jangan heran jika saat ini operator liga di sejumlah negara telah memberi syarat lisensi kepelatihan untuk mereka yang akan melatih. Pun dengan calon pelatih klub Liga Indonesia yang mesti memiliki lisensi A Nasional sebagai syarat.

Ini dilakukan untuk turut mengembangkan kualitas permainan, teknik, dan taktik lewat jalan yang “benar”, bukan intuisi belaka.

Komentar